Kala memasuki lift menuju ke kelas bersama Daren dan Sagara. Mereka tak sengaja bertemu saat di parkiran sekolah. Sejak di parkiran, Kala mendengar bisik-bisik dari para siswa mengenai siswa pindahan. Kala bisa menebak siapa siswa yang dimaksud. Berita itu dengan cepat tersebar karena Alana kemarin berhenti tepat di tengah-tengah antara Kala dan Dirga. Namun beberapa siswa beranggapan bahwa perbuatan gadis itu adalah hal yang tidak di sengaja, karena Alana terlalu fokus menatap layar ponselnya sehingga tidak mengetahui dan melihat keadaan sekitar.
Bukan hanya para siswa, kini kedua temannya yang sama-sama berada di lift pun penasaran mengenai gadis itu.
Daren yang berdiri di depan Kala bertanya pada kedua temannya. "Gue penasaran gimana nasib cewek kemaren."
"Haa? Maksudnya? Lo penasaran siapa cewek itu atau kasta nya?" tanya Sagara
Daren mengangguk. "Lebih ke kasta, sih. Ehmm kira-kira dia bakal ada di kelas mana kalo menurut lo, Kal? Kasta pertama atau kedua?" Daren melipat kedua tangannya di dada
Kala masih memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. "Gue ngga tau." Ia terlihat acuh. "Ya mungkin aja di kasta pertama. Mungkin."
"Mungkin? Sagara mengulangi perkataan terakhir Kala. "Tapi apa alesan lo nebak kalo dia bakal ada di kasta pertama?" Sagara melirik ke arah Kala, sedikit terkejut.
Kala yang merasa akan diintimidasi oleh kedua temannya seketika diam, ia bingung harus menjawab apa. Beruntung lift tiba-tiba terbuka yang menandakan bahwa mereka telah sampai di lantai 10 gedung A.
"Lo berdua masih mau disini? Tuh, pintu lift udah kebuka. Gue duluan." Kala berjalan terlebih dahulu meninggalkan kedua temannya di dalam lift.
Tak berselang lama kepergian Kala, Daren langsung menarik tangan Sagara untuk keluar dari lift. "Anjirrr malah ngelamun lo"
"Lo bikin kaget aja, bangsat" Sagara menatap kesal ke arah Daren karena menarik tangannya tiba-tiba.
"Lagian lo malah diem aja kek orang kesambet. Udahlah gue cabut." Daren melangkah menuju kelasnya.
Sagara mempercepat langkah kakinya untuk mensejajarkan dengan Daren. "Kok jadi lo yang kesel? Harusnya gue."
Daren tetap diam dan tidak melihat ke arah Sagara. Bukan karena ulah temannya, melainkan ada sesuatu tang mengganjal di hatinya.
"Tunggu, Dar." Sagara mencoba menghentikan Daren. "Lo ngerasa ada yang beda ngga dari tuh anak? Dia kayak lagi nyembunyiin sesuatu."
Daren terlihat biasa saja, seolah ucapan dari laki-laki yang berdiri di hadapannya ini hanya prasangka yang belum terbukti kebenarannya. Lagipula itu privasi Kala. "Gue ngga tau. Minggir lo."
Namun jauh dari dalam hatinya, Daren memiliki pikiran yang sama seperti Sagara mengenai Kala.
Sagara menatap belakang punggung Daren dengan heran. "Lah kenapa tuh anak? Apa jangan-jangan lagi pms?"
***
Alana memperkenalkan dirinya dengan singkat di hadapan teman-teman kelasnya. Saat ini ia berada di kelas XI.2 kasta pertama. Baik dirinya maupun siswa yang lain sama-sama dibuat terkejut karena Alana masuk ke dalam kasta pertama. Para siswa beranggapan bahwa Alana adalah siswa pindahan yang berasal dari kalangan atas.
Setelah memperkenalkan dirinya Alana melangkah menuju tempat duduknya yang berada di baris ke tiga dari depan. Tepat berada di tengah-tengah antara Daren dan Sagara. Di belakang tempat duduk Alana ada Kenzo yang sedari tadi melihat dirinya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan dingin yang sulit diartikan. Sedangkan di depan tempat duduknya ada Nabila, kekasih Reza sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
Teen FictionAskara Harrison Chandrakala, putra kedua dari Elvanno Harrison tetap menolak saat ayahnya menyuruh untuk kembali ke Aussie. Ia tidak ingin kembali dan akan tetap tinggal bersama keluarga Harrison lainnya. Alhasil ayahnya mendaftarkan Kala di sekolah...