Live Long With You (5)

195 40 1
                                    


Brian bangun dipagi hari,mendapati space kosong di sampingnya terasa dingin,itu artinya Sea tidak kembali ke kamar tadi malam,apakah wanita itu tengah merajuk?biarlah nanti dia akan mengajukan cuti dan mengajak wanita itu jalan jalan supaya keceriaannya kembali,bagaimanapun Brian rindu dengan Sea yang selalu menunggunya dengan senyuman saat dia pulang bekerja.

"Kalian sudah siap?" tanya Brian ketika mendapati kedua anaknya sudah ada di depan meja makan dengan banyak hidangan enak disana,apakah ini semua masakan Sea?jelas tidak mungkin.

"Selamat pagi Tuan" sapa seorang wanita paruh baya,yang datang dari dapur sembari membawa nampan berisi 3 gelas susu.

"Anda siapa?" tanya Brian bingung,seingatnya dia tidak pernah mempekerjakan seseorang untuk bekerja di rumahnya,ah bukan karena Brian ingin tapi Sea yang menolak saat Brian ingin mempekerjakan seseorang untuk mengurus rumah,Sea bilang dia bisa mengatasinya sendiri meskipun pada akhirnya hampir setiap hari mereka akan makan masakan dari luar atau Brian sendiri yang memasak.

"Saya Bik Minah,juru masak bekerja di kediaman Tuan Bramastya,Nyonya Sea yang menyuruh saya kemari Tuan" kata wanita tua itu,ah benar Brian lupa kalau di rumah orang tua Sea itu memiliki banyak pembantu.

"Lalu dimana istri saya sekarang?" tanya Brian,dia pikir Sea sudah menyerah untuk belajar memasak.

"Saya tidak tau,tadi Nyonya bilang jika Tuan Brian menanyakan,saya disuruh bilang kalau Nyonya ingin pergi keluar sebentar" jawab Bik Minah. Brian mulai merasa khawatir,setelah kejadian semalam suasana hati Sea pasti sedang tidak baik baik saja dan sekarang wanita itu pergi tanpa izinnya.

"Ayah dan Ibu bertengkar?" tanya Natasha,dia cukup jenius untuk mengetahui situasi keluarganya.

"Tidak,kami tidak bertengkar" jawab Brian bohong.

"Jangan salahkan Ibu kalau ini tentang masalah di hutan itu" kata Nata tiba tiba.

"Nata-"

"Yang harus disalahkan itu Ayah,kenapa Ayah hanya mengajak Alex saja,kenapa tidak mengajakku dan Ibu?semua salah Ayah,kalau harus ada yang disalahkan itu Ayah" kata Nata dengan mata berkilat marah,Brian tau anak itu sedang menahan amarah sekarang,bagaimana pun meskipun Natasha memiliki wajah Sea tapi ekpresi anak itu adalah miliknya,dia hafal betul dengan hal itu.

"Natasha!" panggil Brian.

"Mungkin ibu bisa menahannya selama itu,tapi aku tidak akan menahannya lagi,kenapa Ayah mau menikahi ibu kalau Ayah tidak pernah mencintai Ibu?kenapa Ayah menginginkan anak kalau Ayah hanya menyanyangi Alex saja?apakah kami tidak ada artinya buat Ayah?"

"Natasha!!" Kali ini suara Brian meninggi,dia mencekal lengan putrinya.

"Ayah,jangan sakiti Nata" pinta Alex yang matanya sudah hampir mengeluarkan air matanya,bocah itu melepaskan cengkraman tangan sang Ayah pada saudara kembarnya.

"Aku pergi,aku akan ke rumah kakek,dan mengadu pada mereka bagaimana kejamnya Ayah pada Ibu" suara Natasha meninggi,matanya melotot dan berkilat penuh amarah serta dendam yang membara,membuat Brian perlahan melepaskan cengkraman tangannya pada anak itu,dia tidak pernah melihat ekspresi Natasha yang seperti ini,anak itu benar benar marah padanya.

Nata mengambil tas nya lalu pergi dari rumah dengan nafas terengah engah,dia sudah cukup benar kan dengan membela Ibunya?meskipun Nata selalu terlihat tidak peduli pada Ibunya dan terkesan tidak menyukai kebodohannya tapi dalam lubuk hatinya Nata sangat menyayangi sang Ibu,dia sering melupakan fakta bahwa Ayahnya tidak menyanyanginya hanya karena perhatian dari sang Ibu yang selalu dia terima.

...

Brian datang ke rumah sakit dengan fokus nyaris tinggal 10%,dia hampir menabrak penjual bubur tadi,bahkan saat mengantar Alex sekolah,dia malah mengantarkan Alex ke sekolah Natasha,tak sampai disitu Brian hampir salah masuk ruangan karena salah mengira itu ruang operasi padahal kamar mayat.

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang