Wang Yibo, pria dengan gaya casualnya tampak memperhatikan seorang pria yang tengah menghibur anak-anak di taman, tawa khas pria itu membuat Yibo tertarik untuk menetap memandanginya.
"Cantik..."
Xiao Zhan baru genap dua puluh lima tahun, dia sangat menyukai anak-anak, dia tidak bisa melihat anak-anak sedih.
Setiap ada kesempatan zhan pasti akan bermain bersama anak-anak, menghibur sebisanya, karena dia yang tumbuh di panti asuhan hingga dewasa membuatnya jadi sosok pria berhati lembut yang sangat menyukai anak-anak.
*****
Wang Yibo mengekori xiao zhan yang sudah menarik kopernya, hari ini zhan akan pulang ke Beijing, masa liburannya di New York sudah habis, saatnya ia kembali ke kota Beijing melanjutkan hidupnya disana.
"Zhan..."
Zhan tersenyum melihat Wang Yibo ternyata mengikutinya, sepertinya pria itu ingin mengantarnya sampai bandara.
"Ya?"
"Tunggu aku pulang." Yibo ingin memberikan sesuatu pada xiao zhan saat ia bertemu pria itu di kota Beijing nantinya.
"Kapan kau kembali?"
"Satu Minggu setelah kau pulang, aku akan pulang dan menemuimu, ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu."
"Baiklah, aku akan menunggumu." Zhan masih mengembangkan senyum lembutnya.
"Jam empat sore di taman, aku akan menunggumu disana." Ucap Yibo.
"Aku akan menunggumu di sana."
*****
Suasana ruangan instalasi gawat darurat salah satu rumah sakit terkenal di pusat kota Beijing tampak riuh dan semrawut, dalam sekejap puluhan pasien korban kecelakaan beruntun memenuhi tiap ruangan di rumah sakit itu.
Termasuk xiao zhan yang menjadi salah satu korbannya.
Linghe, adik angkat xiao zhan tampak panik dan kacau menunggu kabar dari ruangan mengerikan di depannya.
Ceklek
Pintu ruangan itu terbuka, seorang dokter pria paruh baya membawa sebuah surat pernyataan untuk pihak keluarga pasien.
"Dokter, bagaimana kondisi kakakku?" Linghe langsung memberondong dokter itu dengan pertanyaan.
"Tolong tandatangani surat pernyataan ini." Tidak ada waktu, ia harus menangani pasien di dalam secepatnya.
Linghe gemetar. "Untuk apa dokter?"
"Anda harus mendatangani surat ini, kondisi pasien kritis luka di kakinya sangat parah."
"Maksud dokter?"
"Tolong, iya atau tidak!" Paksa dokter itu sama paniknya.
"Apa yang terjadi pada kakakku?"
"Pendarahan di kakinya sangat parah, jika tidak segera di hentikan kami bisa kehilangan nyawanya."
"Jadi maksud dokter kakakku__"
"Jika kondisinya tidak memungkinkan kami terpaksa harus mengangkat kedua kakinya."
Linghe mendadak pening, pandangannya gelap, apa yang akan terjadi pada kakaknya setelah ini jika tahu kedua kakinya kemungkinan besar harus di amputasi.
*****
Wang Yibo menahan laju kursi roda xiao zhan, dia ingin melihat wajah seseorang yang sudah mengingkari janjinya, seseorang yang membuatnya kebingungan berbulan-bulan karena kehilangan jejaknya.
"Jadi begini caramu memutuskanku?" Yibo mendesis tajam, dia melirik dingin sosok pria asing yang baru saja datang dengan sekantong kresek dari apotik.
Zhan memalingkan wajahnya, dia tidak mau bertemu Wang Yibo, tidak dengan kondisinya yang seperti itu sekarang, semuanya sudah berbeda.
"Linghe, ayo kita pulang." Ajaknya mengabaikan Yibo.
"Baik kak."
Yibo sesaat diam, pria itu memanggil xiao zhan kakak, jadi pria itu adik xiao zhan, bukan kekasihnya.
"Zhan tunggu!"
"Aku tidak ada urusan apapun denganmu, pergilah." Ucap Zhan tanpa mau menatap wajah Yibo.
Linghe mendorong kursi roda xiao zhan, mereka pergi meninggalkan Yibo yang menatap nanar kepergian mereka berdua.
"Xiao Zhan!!"
*****
"Apa yang harus aku katakan pada puteraku kalau akulah yang sudah menyebabkan kecelakaan beruntun itu terjadi setahun lalu?" Na Ying gemetar ketakutan, pasalnya sosok yang di cintai puteranya adalah salah satu korban kecelakaan beruntun yang di akibatkan olehnya.
Na Ying mabuk dan pulang pagi, dia tidak sengaja membuat kecelakaan besar itu terjadi.
"Apa yang ibu katakan?" Yibo mendekati ibunya yang pucat pasi melihat kedatangannya.
"Nak, ibu..."
Srett
Yibo mencengkeram tangan ibunya, wajahnya mengeras.
"Apa yang ibu lakukan? Apa xiao zhan salah satu korban ibu hah? Jawab!"
Na Ying ketakutan, puteranya murka kepadanya.
Ini gak sama persis seperti filmnya, hanya garis besarnya aja sama...
Tetap happy ending meskipun alurnya mengharu biru...80k saja, bakalan ready di pdf aja ya
Yang minat bisa PO untuk amankan listnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Fanfictionterinspirasi dari film Bollywood berjudul 'Mann' tidak akan sama persis, hanya kesimpulan alurnya aja yg sama, isinya beda. Wang Yibo dan Xiao Zhan bertemu di musim panas kota New York, Wang Yibo yang playboy berubah tergila-gila pada sosok Xiao Zha...