Code Level: Memory

9 1 28
                                    

Title: Life Mission

Word: 3.898

Character: The Boyz's Juyeon x OC (Rena)

Genre: Action, Fanfiction

Note: Satu karya setelah 2 tahun hiatus. Maaf ya kalau masih berantakan dalam banyak sisi. Enjoy reading!

✢✢✢

TAK

TAK

TAK

Dinding itu pasrah saja ketika warna merahnya mulai ternodai lemparan kerikil di titik yang sama. Bekas debu tertinggal di sana, bercampur apa pun yang sudah lama mengering bersama udara, dinginnya salju, dan guyuran hujan.

TAK

TAK

Dunia yang sibuk, dunia yang selalu bising dengan ingar-bingar lalu lintas bagai tersaring sepenuhnya. Di antara dua bangunan tinggi bata merah, hanya ada kesunyian dan kesepian yang menemaniya di sana.

Gadis malang, gadis kesepian. Pasti itulah yang orang-orang pikirkan ketika tak sengaja melihatnya duduk tak beralas di antara kegelapan.

TAK

TAK

... TUK tuk tuk...

Satu kerikil bergulir ke aspal.

Akhirnya ia meleset juga setelah melawan lapar yang menyerap habis seluruh tenaga. Bahkan untuk merasakan nyeri di sekujur tubuh pun tak sanggup dirinya lakukan.

Tak ada rona merah menggemaskan. Yang ada hanyalah lebam kebiruan yang membuatnya semakin terlihat menyedihkan, basah karena hujan, keringat, dan air mata.

Sebelumnya ia bisa meringis sakit, tapi kini tenggorokannya begitu kering bagai terbakar. Mungkin jika seseorang datang membawakan air saja, dia akan mengira akhirnya sudah tiba di surga.

Tapi apakah dia datang ke bumi hanya untuk merasakan ini semua? Kejahatan apa yang dilakukannya di kehidupan terdahulu hingga harus dihukum seperti sekarang?

Apakah ibunya sedang mencarinya? Atau malah bersyukur karena anak yang merepotkan tidak lagi berkeliaran di rumah petak mereka?

Rena menatap gadis itu bagai hantu di ujung jalan. Iba dan sakit yang sama menggerayanginya bagai semak belukar hidup pencari mangsa. Tapi ke mana air matanya pergi?

Apakah hulu perasaannya sudah mengering, lama sekali bersamaan dengan dirinya yang mencoba mengakhiri hidup malam itu?

✢✢✢

"Waktumu sudah selesai, Nak. Apa kau bisa bangun?"

Suara Jung Ssaem membimbing Rena ke masa kini, kembali ke ruangan itu.

Lampu kuning yang sama. Figura kayu yang membingkai lukisan minyak beragam flora menghias dinding yang kesepian, tanpa pajangan atau rak buku menggantung yang menemani. Siapa pun yang sering datang ke sana pasti tahu, tak sekalipun Jung Ssaem pernah menggeser mahakarya itu.

Rena menoleh, menatap Jung Ssaem di balik meja kayu besarnya yang memunggungi cahaya matahari masuk dari selah-selah kerai, memberi efek dramatis yang mengisi ruangan sang terapis. Dan bagi Rena, suasana ini bagai sakelar yang menghidupkan kembali bohlam masa lalu.

Ingatan yang sama. Momen yang terpatri meski sudah 15 tahun lamanya, selalu berputar-putar seakan tidak ada lagi memori lain yang tersisa untuk dia nikmati.

Life MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang