"Kalian pernah dengar permainan The King?"
Daripada penasaran akan permainan, si Hyunjin tertarik pada dek yang dikeluarkan Yerim dari tasnya. "Kau selalu punya kartu di dalam tasmu, ya?"
"Bahkan di saat seperti ini, kau masih membawa kartu juga? Dasar aneh." Minjeong ikut berkomentar, menyelipkan cacian pedas yang sebenarnya memancing emosi. "Di kepalamu hanya ada judi saja."
"Minjeong-a." Bomin bicara lagi. "Kau terdengar sangat bodoh sekarang."
"Oi!"
Ketika sang kekasih dihina, Beomgyu langsung geram.
"Itu benar." Bomin bicara lagi, nadanya kesombongan. "The King itu bukan judi." Dia kemudian mengambil dek kartu dari tangan Yerim. "It's a friendly game. Sangat mudah dan menyenangkan."
Yerim tersenyum ke arahnya, "kau tahu permainan ini?"
"Aku suka permainan ini."
"You love every game that makes you control people."
"I do love games where I can control people."
"Itu permainan yang mudah." Beomgyu bicara juga. "Kami sering memainkan itu saat SMA."
Yerim bertepuk tangan ria, menyambut jawaban itu dengan suka cita. "Jadi, semua orang mau bermain, kan?"
"Itu permainan apa?" Si gadis baru yang duduk di sebelah Jeno itu bertanya, menarik perhatian semua orang.
Dalam hati, Yerim tersenyum melihat bagaimana posisinya sebagai yang paling baru kini diambil alih. Dia juga memuji si Jeno, hebat sekali dia mencari gadis cantik. Entah tipu daya apa yang dilakukannya sampai bisa membodohi gadis-gadis itu.
"Basically kau hanya perlu mengambil kartu. Dan yang menjadi raja bebas memerintah siapapun," jawab sang kekasih dengan sukarela. Ekspresinya seduktif, sedikit membuat Yerim mual dan geli di saat bersamaan.
"Siapa saja? Terserah raja?"
Yerim meminta kartu yang digenggam Bomin. Pemuda itu memberikan satu set kartu Sekop yang berada di bagian atas dek. "Seperti ini ... siapa namamu? Kurasa kita berkenalan."
"Aku Kim Minju."
"Seperti ini, Minju sunbae. Anggap saja aku memegang kartu King. Aku bebas memilih siapa saja untuk melakukan yang aku mau. Misalnya ...." Yerim memberikan kartu As Sekop pada Bomin. "Nomor satu, cium aku."
Bomin menarik sudut sebelum mendaratkan sebuah ciuman cepat di pipi Yerim.
"Seperti itu," tukas Yerim dengan jahil. Bomin sangat tahu cara bermain yang disukainya.
"Jadi, bukan nama, ya?"
"Benar. Raja hanya bisa menyebutkan angkanya saja. Jadi, kau perlu sembunyikan kartumu agar tidak menjadi target." Kartu angka dua dan tiga dia berikan pada Beomgyu dan Sungchan. Begitu mereka mengambilnya, gadis itu menyeringai. "Dua dan tiga, berciuman."
Beomgyu dan Sungchan otomatis saling pandang. Sedetik kemudian, mereka mendelik dan saling melemparkan umpatan.
Yerim tertawa puas karena itu. "Bagaimana, Minju sunbae? Mudah dimengerti, kan?"
Gadis bernama Minju itu mengangguk pelan. Di balik punggungnya, Jeno tersenyum senang. Dari gerak-geriknya, pemuda itu seperti sedang mengirim sinyal pada semua orang. Sangat klasik, mereka tahu apa yang dia inginkan. Bahkan sepertinya ide itu disukai oleh kawan-kawannya.
"Mau dimulai?"
Para lelaki tampak bersemangat, namun hanya Yerim dari pihak wanita yang begitu. Empat orang lain tidak begitu senang. Mata mereka lebih lengket pada ponsel. Mereka acuh, menyilangkan kaki dan bersandar di sofa tanpa rasa ingin tahu dengan apa yang orang lain lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...