Epilog

112 9 6
                                    

"Jadi bagaimana cara kau membohongi kami semua bahwa kau telah mati?" Tanya Ethan

 Londa yang sedang sibuk menyendok es krim ke mulutnya menoleh

"Oh soal itu, mudah saja kau hanya perlu keajaiban kecil " Jelas Londa tersenyum bangga

"Aku memasukkan kertas kusut berbentuk bola yang sudah kusiapkan sejak awal pertunjukkan"

"Lalu?" Tanya Ethan tidak sabar

"Lalu kertas itu aku letakan di bawah ketiakku dan aku menekannya kuat dengan lenganku dan dengan sendirinya denyut nadiku akan melambat dan menghilang, aku hanya perlu menahan nafas lebih lama.. latihan lari yang diberikan frank benar-benar membantuku" jelas Londa gembira, Ethan hanya menatap sahabatnya ini tidak percaya

"Bagaimana bisa kau masih bisa tertawa setelah hampir mati di tangan pembunuh berantai itu Londa" ucap Ethan heran, Londa mengangkat bahunya dan kembali memasukan eksrim ke mulutnya

"Kenapa sejak awal tidak memberitahuku bahwa kau hanya pura-pura mati?"

"Karena akan merusak rencanaku, kau itu sama sekali tidak memiliki bakat berakting Ethan, aku butuh kau menangis seperti waktu itu"

"Tidak hanya aku, Dean ia bahkan terpaku dan tidak beranjak dari tempatya ketika tubuhmu dibawa ke ruang mayat, Frank bahkan bersikeras masuk" Jelas Ethan jengkel, Londa tertawa.

"Lalu bagaimana dengan tawaran main kembali di teater"

"Aku sudah menolaknya" jawab Londa cepat

"Kau itu bodoh sekali, tidak semua orang mendapatkan kesempatan bermain di broadway theater kau tahu" Londa mengangguk

"Teater bukan duniaku, aku lebih menyukai berada di TKP dan menyelidiki semuanya "

"Bagaimana jika kita membuka jasa detektif swasta, aku bersedia menjadi Dr. Watson mu" usul Ethan, Londa tertawa

"Ide bagus, akan kupertimbangkan tawaranmu " sahut Londa, mereka berdua pun tertawa. Tidak jauh dari sana, sepasang mata memperhatikan keduanya dari dalam sebuah mobil

"Senang melihat kau hidup kembali Gertie" 

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang