Panggilan dari Arya membuatku terkejut, terlebih lagi dengan suaranya yang terdengar berat dan penuh emosi. Seolah sedang menangis, suaranya tersendat dan sesak di dadaku. Aku segera meraih telepon dengan gemetar, panik menyelimuti setiap serat tubuhku. "Arya, kamu kenapa? Cepat katakan, di mana kamu sekarang?"Tidak ada jawaban, hanya suara helaan napas yang terputus-putus, dan akhirnya terdengar suara seperti Handphone jatuh. Detak jantungku semakin berpacu, dan ketakutan merasuki setiap pikiranku.
"Arya, aku akan datang sekarang juga. Tunggu aku," ucapku dengan suara gugup, mencoba menenangkan diriku sendiri. Tanpa ragu, aku segera memberi tahu bunda bahwa aku harus pergi tanpa penjelasan apa pun dan dengan cepat bergegas keluar rumah.
Langkah-langkahku cepat, tetapi hatiku berat. Ketidakpastian dan kegelisahan merajalela di dalam diriku. Aku berdoa agar Arya baik-baik saja dan bahwa aku bisa tiba di tempatnya dengan segera.
Dengan jelas, aku mengetahui di mana Arya mungkin berada tanpa perlu ditanya. Ada satu tempat persembunyian rahasia yang hanya kami berdua yang tahu sejak masa kecil, sebuah rumah kecil yang tersembunyi di antara pepohonan di tepi danau, terletak di belakang rumahnya. Aku merasakan getaran dalam hatiku, sebuah kekhawatiran yang mendalam terhadap kondisi Arya.
Tanpa ragu, aku melaju secepat mungkin, langkah-langkahku seolah dipacu oleh ketakutan yang mendalam. Hatiku berdebar keras, menciptakan irama yang sejalan dengan kekhawatiran yang menyelimuti pikiranku. Aku tahu bahwa waktu adalah kunci, dan setiap detik terasa seperti sebuah keputusan yang tak terlalu pasti.
Ketika aku tiba di tempat itu, pemandangan membuat hatiku tercekat. Arya terbaring lemah di atas tanah, matanya terpejam rapat, dan wajahnya pucat seperti lilin. Dengan cepat, aku berlutut di sampingnya, mencoba membangunkannya dengan lembut,
"Arya, bangunlah. Kamu baik-baik saja?"
Namun, tak ada reaksi yang terpancar dari dirinya. Rasa panik melanda hatiku, dan kebingungan merajalela. Aku meraba-raba pikiranku, mencari tahu apa yang bisa aku lakukan untuk membantu Arya. Mungkinkah dia kelelahan atau terluka? Aku merasa terjebak dalam situasi yang tidak terduga, dan kegelapan mulai menyelinap di dalam diriku.
Dengan hati-hati, aku mencoba meraba denyut nadinya. Detak jantung Arya lemah, namun masih hidup. Pernapasan yang tipis membuatku semakin khawatir.
"Arya, tolong bangun. Aku di sini untukmu," bisikku dengan harapan suara itu dapat meresapi ke dalam alam bawah sadarnya.
Namun, tetap saja, tak ada jawaban.
Dalam kebingungan dan ketidakpastian, aku berusaha mengumpulkan pikiranku. "Apa yang terjadi padamu, Arya?" gumamku, mencari petunjuk di sekeliling tempat ini. Apakah ada tanda-tanda perkelahian atau kecelakaan? Aku merasa semakin terisolasi dalam situasi yang semakin gelap.
Dalam keheningan yang terputus, hanya suara angin yang berbisik di sekitar kita. Aku berdoa agar Arya segera sadar, dan aku dapat menemukan cara untuk membantunya keluar dari keadaan ini.
Beberapa saat kemudian, Arya mulai membuka matanya perlahan-lahan. Mata yang biasanya penuh ceria dan kepercayaan, kini terlihat lemah. Dengan penuh perhatian, aku meraih tangannya.
"Arya, kamu di sini. Aku bersamamu. Apa yang terjadi?" tanyaku dengan nada cemas.
Arya memandangku dengan ekspresi campur aduk, antara kebingungan dan kelelahan. Nafasnya tersengah-sengah saat mencoba menjelaskan, "Acha... napas... sulit..."
Paham bahwa Arya mungkin mengalami serangan kepanikan atau kecemasan yang cukup parah, aku berusaha tetap tenang agar bisa membantunya. Dengan lembut, aku mengambil tangannya dan meletakkannya di atas dadanya, mengajaknya untuk melakukan pernapasan dalam bersama-sama.
"Tenang, Arya. Kamu tidak sendiri. Kita akan mengatasi ini bersama," ucapku dengan suara yang penuh kelembutan, berusaha menenangkan Arya.
Kami berdua duduk bersama di tanah, fokus pada pernapasan. Aku menghitung perlahan dan berbicara dengan suara yang tenang, mencoba membantu Arya meredakan kecemasannya. Setelah beberapa saat, napas Arya mulai teratur, dan ekspresi wajahnya perlahan mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rentang Ragu dalam Relasi
Romantiek"Rentang Ragu dalam Relasi" mengisahkan tentang ikatan kuat persahabatan antara Acha dan Arya, dua sahabat sejak kecil yang melewati beragam cobaan bersama. Ketika rahasia dan perasaan tersembunyi mulai timbul, hubungan mereka diuji oleh perbedaan p...