Setelah 1 minggu sekolah di SMA Negeri 1 Semarang, Mahreen belum mempunyai teman. Ia seorang introvert yang susah bersosialisasi dengan orang baru. Itu membuat ia selalu sendiri didalam kelas.
Tepat pada hari Senin, setelah 1 minggu melakukan proses pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru. Kini telah memasuki proses pembelajaran, guru Bahasa Indonesia yang bernama Ibu Anum sekaligus wali kelas Mahreen, kini telah memasuki kelas. Setelah perkenalan semua siswa, sekarang ibu Anum akan membentuk struktur kelas. Bu Anum meminta 1 ketua kelas dan wakilnya, 1 sekretaris, dan 1 bendahara kelas. Disini ibu Anum meminta siapa yang mau mengajukan diri, nanti akan divote dan siapa suara paling terbanyak bakal menjadi ketua kelas. Suara terbanyak no 2 jadi wakil ketua, dan begitu sampai bendahara. Ada 8 siswa yang mengajukan diri, diantaranya Revan, Darrel, Luna, Rini, Zac, Bilqis, Humaira, dan yang terakhir Mahreen.
Setelah 8 siswa tersebut maju kedepan kelas, Ibu Anum menyuruh kepada siswa yang lain untuk vote 1 nama dan ditulis didalam kertas kecil.
Setelah semua mengumpulkan kertas, maka vote pun dimulai, dimana siara terbanyak diperoleh oleh Darrel sebagai ketua kelas dan wakilnya Zac.
Luna sebagai bendahara dan Mahreen terpilih sebagai sekretaris kelas.Keesokan harinya, Mahreen sekolah seperti biasa sama seperti sebelumnya tidak ada teman dikelas atau disekolah. Waktu jam istirahat, Mahreen dihampiri teman disamping tempat duduknya. Mona namanya. Ia mengajak Mahreen untuk membeli makanan di kantin. "Reen ayo kita ke kantin, jarang aku liat kamu ke kantin, apa kamu bawa bekal dari rumah?" Kata Mona. Mahreen disitu hanya tersenyum saja. "Iya aku bawa bekal, duluan aja kamu ke kantin." Ucap Mahreen. Tetapi, Mona bilang "temani aku ke kantin aja yok, sekalian keluar kelas waktu jam istirahat, jangan dikelas mulu Reen." Disitu Mahreen bingung mau nemani atau tidak, karena dia sangat malu keluar kelas dan bertemu dengan orang banyak. Menurutnya melihat orang banyak akan membuat pikirannya sumpek dan tidak bisa berfikir. Tetapi dia juga tidak enak buat nolak permintaan Mona. "Kamu sama yang lain aja ke kantin Mon, Malu aku keluar soalnya banyak orang di kantin." Kata Mahreen. "Ya iyalah rame di kantin, namanya juga jam istirahat, ayolah temani aku kali ini Reen" Ucap Mona lagi.
Sesampainya di kantin Mahreen hanya menemani Mona beli makanan, mereka duduk di bangku sembari menunggu makanan siap. Saat makanan siap, ketika mereka ingin kembali ke kelas, tanpa sengaja ketika putar arah Mahreen menyenggol mangkok miso panas milik Luna. Luna pun marah kepada Mahreen. Mahreen minta maaf jika dia tidak sengaja, tetapi itu tidak berpengaruh untuk si ketua geng Queen of Lilis tersebut. Luna memaki-maki, dan mengatai Mahreen "Dasar lo anak autis, cupu, ga bisa bergaul lo, mending noh lo sekolah aja di Sekolah Luar Biasa sono!" Ucap Luna.
Sssttt!! Disitu trauma Mahreen bangkit kembali. Sakit yang dia rasakan dulu kembali lagi. Tidak ada perbuatan Mahreen selain diam disana. Tetapi, Mona menyanggah itu semua "Apaaan sih lo, Mahreen udah minta maaf kenapa lo yang ngelunjak, dia juga ga sengaja. Atau lo mau ganti rugi. Yaudah gue ganti deh." Ucap Mona. "Gue ga mau, gue banyak duit untuk beli yang baru, sorry-sorry aja ya. Lagian gue juga mau ngatain doang tuh anak cupu yang tidak bisa bergaul, ga ada gunanya."
Mendengar itu semua, Mahreen buru-buru pergi dari sana dan meninggalkan Mona. Melihat itu Luna semakin marah kepada Mahreen karena telah mengabaikannya dan dia berniat untuk terus membully dan mengatai Mahreen karena dia tidak suka dengan tingkah cupu dan culun Mahreen.
Luna menganggap bahwa sikap Mahreen yang cenderung menutup diri dan enggan berinteraksi dengan sesama, karakter introvert ini menjadi Mahreen sasaran bullyan, karena dianggap kurang pergaulan dan tidak dapat menyesuaikan diri di sekolahnya atau di lingkungan barunya atau bahkan dianggap lemah karena dan tidak bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak punya teman yang akan membelanya sewaktu-waktu dia dibully.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Tengah Malam
Historical FictionIni tentang kehidupan. Kehidupan yang penuh suka maupun duka. Kehidupan yang harus diperjuangkan. Kehidupan memang kadang tidak adil bagi kita, tapi itulah realitanya. Mahreen, seorang gadis cantik, pintar, dan pendiam yang duduk di kelas 10. Ia be...