- ✧ -
Millan menggeliat dari tidur nya dan beberapa detik kemudian mata bulat itu perlahan terbuka memperlihatkan netra indah nya. Millan mengerjap untuk menyesuaikan retina matanya lalu begerak bangkit dan duduk sambil menguap.
"Masih jam empat pagi." Millan mengusap matanya pelan lalu duduk dipinggir hingga kakinya menyentuh lantai.
Dia berdiri dengan mata yang masih sayu. Millan mengambil handuk yang tergantung di gantungan lalu pergi kekamar mandi, Didalam sana millan bengong sebentar kemudian membuka kran untuk mengisi air di bak mandi yang isinya sedikit.
"Yah.. Gak ada sampo." Millan membuang bungkus sampo yang sudah tidak ada isi ke saluran air.
"Oh iya, aku udah cuci sepatu belum ya? Duhh.. Mana sekarang udah mulai masuk sekolah lagi." Millan mandi dengan buru-buru, beberapa menit berlalu pemuda manis itu langsung masuk kekamar untuk memakai seragam nya. Sambil merapikan dasi dan almamater nya millan melangkah ke meja belajar.
"Buku, LKS, tempat alat tulis, buku paket... Apa lagi ya em... Oh! Roti, jaga-jaga kalo lagi laper dikelas." Millan menggendong tas bergambar pororo lalu keluar kamar.
Millan menaruh tasnya dikursi makan. Kemudian mengeluarkan bahan bahan untuk dimasak. Millan berniat memasak tumis capcay, setelah matang ia letakkan piring berisi tumis itu lalu mengambil nasi.
Millan mulai memakan sarapannya dengan segelas energen coklat dan air putih yang menyertai. Hanya butuh waktu 8 menit sarapan millan habis, pemuda manis itu membereskan alat makannya dan membuka lemari penyimpanan untuk mengambil roti yang sempat dia buat.
"Empat roti kayaknya cukup." Gumam nya lalu memasukkan 4 roti itu kedalam tas.
Millan mencari sepatunya dan akhirnya ketemu, ia bernafas lega karena sepatunya ternyata sudah bersih. "Pakai sekarang gak ya? Sekarang masih jam setengah enam... Nanti aja deh."
10 menit kemudian, millan mengambil sepatu lalu memakainya. Ia menguntungkan sepedanya lalu naik mengayunkan sepeda nya kerumah Filo untuk diajak berangkat bersama, tapi ternyata Filo dan ishan sudah menunggu nya didekat rumah Filo.
"Pagi!" Sapa millan kepada dua sahabatnya.
"Pagi juga, ayok berangkat." Mereka pun mengayunkan sepeda mereka bersama.
Sekarang sudah jam 6.05 untung saja tidak banyak waktu yang diambil saat menuju ke sekolah. Millan menatap sejenak sekolahnya yang lumayan wow. Sekolah elit cuy.
'Millan asli keren bisa masuk sini pake jalur beasiswa sekaligus bisa bertahan disini. ' Batin millan, saat di kehidupan pertamanya millan masuk ke sekolah biasa dan tidak begitu elit tapi pelajaran, dan fasilitas nya cukup bagus seperti sekolah favorit.
Dia masuk ke sekolah biasa karena dulu dia punya kenalan yang bersekolah di sekolah elit lewat jalur beasiswa tapi kenalannya itu mendapat perlakukan tak manusiawi oleh orang orang disana. Millan yang sama-sama masuk dengan jalur beasiswa pun memilih putar balik saja sebab tidak ingin mengalami hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enter the Figuran Body
Teen FictionMika, seorang pengelola toko roti peninggalan mendiang ibunya, menjalani kehidupan yang monoton dan sederhana. Namun, segalanya berubah drastis ketika suatu malam jiwanya dipindahkan ke dunia novel yang tak pernah ia bayangkan. Dua tokoh penting dar...