17 [Kidnapped]

2.7K 159 3
                                    

17
Kidnapped

***

Sebuah helikopter mendarat diatas helipad yang membentang luas diteras sebuah mansion megah.

Almer keluar dari dalam helikopter dengan Elisa diatas gendongannya. Wanita itu tak sadarkan diri tepat setelah mereka berhasil menangkap ketiga pelaku pembakaran gedung perusahaan miliknya.

Elisa terlihat begitu terkejut dengan aksi heroik Almer dalam membekuk para pelaku itu. Membuatnya jatuh pingsan tepat saat berada dalam pelukan Almer selama di udara.

Dengan tanpa ekspresi, Almer membawa Elisa memasuki mansion megah sembari melangkahkan langkah tegap miliknya. Beberapa pelayan dan penjaga yang melihat kedatangan Almer, telah berjejer rapi bersiap untuk menyambut kedatangan tuannya.

Menghiraukan segala salam serta tanda hormat yang ditujukan untuknya, tatapan Almer tak pernah beralih pada sosok Elisa dengan tubuh lemah dalam dekapannya itu. Wajah wanita itu memucat. Bibir merah muda yang biasa terlihat menggoda bagi Almer, kini seputih kapas. Almer bahkan bisa merasakan suhu panas Elisa yang membuat kedua alisnya mengernyit samar. Begitu menyadari bahwa wanitanya tengah demam.

"Panggilkan dokter Alfonso. Suruh dia datang kesini dalam 5 menit." Suara menggelegar Almer yang mengandung perintah mutlak itu laksana petir bagi sebagian pelayannya.

Mereka lebih dari sekedar tahu. Jika sang tuan sudah memerintah, maka perintah itu harus benar-benar terlaksana dan terwujud dengan baik. Konsekuensi yang akan mereka terima sangatlah buruk, jika perintah itu sedikit saja melenceng dari keinginan tuannya. Bahkan akibat yang para pelayan itu terima, bisa lebih dari sekedar amukan atau makian. Lebih buruk dari yang semua orang pernah pikirkan sebelumnya.

Almer dengan penuh kelembutan meletakkan tubuh tak berdaya Elisa disebuah ranjang besar salah satu ruangan dalam mansion. Ia memasuki kamar mandi dan kembali membawa sebaskom penuh air dengan sebuah kain.

Tanpa aba-aba, Almer melepaskan seluruh pakaian Elisa dalam diam. Matanya mengisyaratkan kesedihan kala netra gelapnya melihat betapa kacaunya penampilan Elisa kali ini. Begitu pula dengan kondisi tubuhnya yang penuh akan memar dan luka.

Almer dengan telaten membasuh tubuh Elisa dengan kain basah ditangannya. Menghapus noda dan debu akibat kebakaran yang menyebabkan kondisi Elisa memburuk seperti saat ini. Tangan Almer bergerak membasuh tubuh Elisa dengan penuh kelembutan. Seakan wanita itu adalah sebuah porselen indah yang mudah pecah jika mendapat tekanan berlebih dari tangan kekar Almer.

Almer membalut Elisa dengan sebuah gaun putih yang membungkus seluruh tubuhnya dengan hangat. Sesekali Almer mengusap peluh yang menghiasi wajah Elisa. Entah karena cuaca Kanada yang terlalu panas, atau karena suhu tubuh Elisa yang semakin meninggi. Keringat dingin terus menerus keluar membasahi wajah cantik Elisa yang tertidur dengan tenang.

Ingatan Almer kembali pada kejadian beberapa saat lalu. Peristiwa yang mengakibatkan wanitanya kini jatuh sakit. Minat kebrutalan Almer dalam menyakiti lawannya. Untuk pertama kalinya Elisa melihat sisi lain Almer yang begitu liar.

Lelaki itu menggeram, kemarahan seketika mencuat dari ekspresi bengis miliknya.

"Siapapun yang telah menyebabkan kerusuhan ini harus mati ditanganku!"

Napasnya memburu. Dengan tatapan keji yang menghiasi bola mata gelap miliknya. Berbanding terbalik dengan elusan hangatnya di punggung tangan Elisa yang begitu lembut. Membuat wanita itu jatuh dalam ketidaksadaran diri yang begitu nyaman ia rasakan.

Ketukan pintu terdengar dari balik pintu. Beberapa saat kemudian, seorang lelaki paruh baya dengan pakaian dokter datang dan mengecek kondisi Elisa.

Semua yang diperbuat oleh lelaki itu yang tak lain dan tak bukan adalah dokter terbaik negeri ini, dokter Alfonso, tak luput dari pandangan mata Almer. Sedikit saja pergerakan dari Elisa, seakan menyentak Almer dari kesadarannya tentang betapa buruk kondisi wanita itu.

The Perfect Obsession (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang