Spoiler Archon Quest Fontaine!
┈───────────┈
Gadis itu diam di depan tangga, menatap ke arah gadis lain yang tengah duduk menyendiri di kursi ruang makan. Sejujurnya [Name] hampir mengira kalau itu adalah setan usil yang sengaja mengerjainya karena pencahayaan di tengah malam hanya sekadar remang-remang lampu ruangan sebelah dan cahaya bulan yang masuk dari jendela.
Namun, ia mengenali siluet gadis itu dengan jelas.
Kepalanya tertunduk, dan ia yakin gadis itu sudah duduk lama sekali di kursi itu. Tanpa suara, dan hanya termenung di bawah cahaya bulan seorang diri.
Koper dan segala macam barangnya ada di samping kursinya, dibiarkan berantakan begitu saja.
[Name] melangkah mendekat, ia yakin suara langkah kakinya cukup untuk membuat Ei yang sedang bermeditasi terganggu. Hanya saja, gadis di depannya ini tidak meresponnya sama sekali. Entah terlalu tenggelam dalam lamunannya atau pura-pura tak mendengarnya.
"Kak Furina?"
Gadis yang duduk di kursi menoleh ke belakang, tidak ada air mata, kelopak matanya berkedip beberapa kali seakan memastikan hal yang dilihatnya benar.
"...[Name]?" Suara itu lirih dan tidak bersemangat. Tidak seperti seorang Furina yang biasanya.
"Kakak kok ga bilang-bilang kalo pulang?" [Name] segera mendudukkan diri di samping Furina, nampak gadis itu sedikit gelagapan saat [Name] bertanya.
"Y-yah... kamu tau..."
Bohong, [Name] sudah tahu.
Ia hanya mengulur waktu.
Furina menghela napas panjang. Tatapan matanya meredup, ia melirik ke lantai sampingnya, menghindari tatapan yang menurut Furina polos itu. Furina menyunggingkan senyum lebar setelah beberapa saat, dengan bangga berkata, "Aku enggak tinggal di Palais Mermonia lagi, jadi aku pulang aja! Gimana, kamu kangen aku ya?"
"Kangen banget! Peluk, Kak!"
Furina tiba-tiba terlonjak kaget, padahal dia hanya asal ucap. Kok tumben adiknya yang paling setan ini mau?
"KOK EKSPRESIMU GITU SIH, SAKIT HATI AKU."
"Y-yaudah sini, kapan lagi kamu peluk-pelukan sama aktris terkenal kayak kakakmu ini, kan?" Furina merentangkan tangannya di depan [Name], wajahnya sedikit memerah karena tidak menduga ini akan terjadi.
Lain halnya dengan [Name], gadis itu justru menggenggam dua tangan Furina dan membawanya memutari ruangan sebelum memeluknya erat.
"H-heiii!?" Furina hanya bisa menghela napas saat adik kurang ajarnya ini membawanya berputar-putar saat ia tidak mood. Ia mengelus rambut [Name] lembut dan tersenyum tipis, setidaknya ia memiliki 'keluarga', kan?
Ketika ia memeluk balik tubuh sang adik, Furina terbengong melihat empat orang di depan tangga, membawa banyak makanan dan minuman di tangan sambil tersenyum.
"Wahh, beneran pulang!" Venti membawa botol-botol minuman ke atas meja, Zhongli menaruh banyak makanan, yang kebanyakan adalah manisan. Ei menyalakan lampu, dan Nahida membawakan kue.
"Selamat datang kembali, Furina." Nahida dengan senyum lembut menepuk-nepuk lengan Furina yang lebih tinggi dari pada dirinya, ia kemudian menarik tangan Furina untuk duduk di kursi tempatnya termenung tadi. Di hadapannya adalah kue yang sangat ia kenali, 'Pour la Justice', kesukaannya. Kakak-kakaknya membuat ini untuknya?
Furina tidak dapat berkata-kata, ia melihat Nahida, Venti, Zhongli, Ei, dan [Name] yang ada di sekelilingnya dalam diam. Keempat kakaknya mengusap-usap rambutnya dengan lembut, sementara [Name] masih memeluknya dari belakang kursi.
"Kamu sudah berjuang, kerja bagus."
Air mata tumpah dari mata heterochromia yang indah itu. Furina mengusap air matanya kasar, merasa tidak sopan telah menangis secara tiba-tiba. Tetapi ia sama sekali tak dapat menghentikan air matanya, usapan di kepala dan bahunya semakin lembut, seakan membelai dan menghiburnya.
"A-aku... selesai berjuang..."
┈───────────┈
...aku sayang Furina.
dia berhak dimanjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐃𝐀𝐈𝐋𝐘 ❞ || Archons ft. Reader
FanfictionSebuah alternatif universe, di mana keempat Archon bersaudara mengatasi adik mereka yang paling muda, [Name]. "KAK ZHONGLI, XIAO NYEBUR KE GOT!!" "Kak Ei, dango-nya abis. Aku beliin cilok jadinya." "Kak Venti, Bang Diluc nitipin tagihan, nih!" "Kak...