Sebuah scene terpampang di layar komputerku.
Aku sedang memainkan sebuah game RPG menceritakan mengenai seorang pahlawan yang ingin menghilangkan penderitaan umat manusia dari serangan monster, iblis maupun sesama manusia.
Game ini kubuat sendiri bersama beberapa timku dan akan release beberapa bulan lagi. Saat ini, aku tengah melakukan uji coba agar game ini minim kendala ketika dimainkan nanti.
"Mengapa kau menjadi seperti ini, Raul!? Mengapa kau menjadi orang sekejam ini!?"
Seorang gadis cantik berambut platinum sedang menangis. Di sampingnya terlihat seorang pria tampan berambut pirang tengah bersiap menghunuskan pedangnya jika pria di hadapan mereka akan menyerang.
"Kenapa kau tidak pernah mengerti, Ariel!? Aku melakukan semua ini untuk dirimu!" seru pria berambut hitam, tubuhnya terlihat penuh dengan luka. "Mengapa kau lebih memilih dia!? Brian hanyalah rakyat jelata yang tidak pantas bersanding dengan seorang Saint sepertimu!"
Pria bernama Raul itu adalah salah satu Antagonis di game Path of Destiny. Dia merupakan salah satu karakter yang menghalangi Brian—Sang Hero pada Game ini untuk mencapai tujuannya.
Raul memiliki sifat posesif kepada Ariel. Awalnya, dia tidak menyadari, bahwa sifat kasarnya yang sering ia lakukan pada Ariel adalah sebuah cinta yang buruk, sebuah rasa ingin memiliki dan mengekang Ariel hanya untuk miliknya seorang.
Sikapnya ini muncul ketika Brian mulai mendekati Ariel. Raul yang dipenuhi rasa cemburu buta membuatnya sering menganggu Ariel dan Brian hingga akhirnya, Ariel mulai membencinya, membuat Raul jatuh ke jurang keputusasaan yang lebih dalam sampai melakukan sebuah kontrak dengan iblis untuk merebut Ariel dengan paksa dari Brian.
"Apa kau bodoh, Raul? Perlakuan kasarmu padanya selama ini kau lakukan demi dirinya? Apa kau sudah gila!?" kata Brian yang kali ini melangkah maju untuk melindungi Ariel.
"Diam kau, rakyat jelata! Jika bukan karenamu mendekati Ariel, hubungan kami tidak akan berakhir seperti ini!" umpat Raul, tatapan matanya kepada Brian penuh dengan api kebencian yang membara.
"Kau salah Raul," kata Ariel menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku memilih Brian karena keinginanku sendiri, dia lebih baik daripada manusia yang menjual jiwanya kepada iblis sepertimu!"
Mendengar kata-kata pahit itu dari wanita yang ia cintai, Raul mengeluarkan sebuah aura hitam pekat. Hatinya dipenuhi amarah dan kebencian. Tubuhnya mulai berubah menjadi jelmaan iblis yang mengerikan.
"Jika aku tidak dapat memilikimu, Ariel... Maka tidak ada satu orangpun yang berhak mendapatkanmu!" seru Raul yang mulai melesat ke arah Brian dan Ariel.
Brian menghunuskan pedangnya kemudian tubuhnya diselimuti aura terang berwarna kuning. Kilatan petir mulai terlihat di sekitar tempat ia berpijak.
"Kau telah jatuh sampai sejauh ini, Raul," kata Brian terlihat menguatkan tekadnya. "Ternyata aku salah pernah berpikir kita dapat berteman baik. Sekarang, kupastikan kau tidak akan dapat menganggu Ariel lagi!"
Mereka berdua mulai bertarung. Sebuah ledakan akibat pertarungan mereka terlihat jelas dari kejauhan. Suara dari tabrakan sihir mereka menggelegar bagaikan gemuruh petir di saat badai.
Di tengah pertarungan yang sengit itu, hanya ada satu pemenang yang terlihat masih berdiri. Sang Pahlawan umat manusia—Brian, dia telah membunuh Raul—Seorang bangsawan yang telah jatuh karena menjual jiwanya kepada iblis untuk mendapatkan kekuatan.
Pandangan terakhir yang Raul lihat sebelum dirinya mati meninggalkan dunia adalah Ariel, wanita yang sangat ia cintai sedang berciuman dengan Sang Pahlawan Brian—Pria yang teramat sangat ia benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantastikGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...