GUS ELBHARRA ( TERBIT)

🏅 Chapter 21- SYIEDZHA DAN APARTEMEN 🏅

∆ Hanya tulisan penyapa kenangan ∆

Mencintai dengan ikhlas adalah puncak tertinggi. Tapi mencintai dan berusaha memiliki, adalah titik paling ujung dari puncaknya. 🥰 Ngawur deh gue😂

Stay tuned gaes, ini gue makin gereget sendiri karena budget cerita ini ampe 100 bab, 😬

Masih setia kan?

Happy Reading 📖

🥇🥈🥉

" Mungkin perasaanmu belum kau periksa, sehingga cinta tak mendatangkan bahagia, tapi malah mendatangkan luka. "

~Elbharra~

" Sepertinya lari dari kenyataan lebih menenangkan daripada ada namun dianggap tiada. "

~Syiedzha~

" Mungkin dunia sedang bercanda, sehingga rasa sakit yang kau rasakan selalu bertambah di setiap harinya. "

~ Alqhiea~

🥇🥈🥉

Belum ada tanda-tanda kalau malam ini Kahfi dan istrinya akan pulang, sedangkan jarum jam dinding sudah menyentuh pukul 21:00 wib. Alqhiea tampak gelisah berdiam diri sendiri di kamarnya. Perutnya yang demo minta makan harus segera ia urus sebelum asam lambungnya kambuh.

Hamiem sudah harus kembali ke Surabaya sore tadi. Baru saja ditinggalkan beberapa jam, gadis itu sudah merasakan rindu menyelubungi hatinya.

Gadis itu bangkit, lantas berjalan keluar kamar hendak menuju dapur. Tidak ada makanan yang ia temukan di kulkas kecuali puding dan beberapa kue favorit ibundanya. Gadis itu kembali menutup kulkas karena apa yang ada di dalamnya tak biasa ia makan.

Alqhiea memutuskan duduk di meja makan dan membuka ponselnya. Ia lupa kalau saldonya pun limit dan belum diisi ulang oleh ayahnya. Sejak meninggalkannya tadi pagi, ayah dan ibunya tidak terlihat online sama sekali. Pesan yang dikirim sejak tadi sore pun masih centang satu.

" Gue harus minta makan siapa ini? Laper banget, " gumamnya sambil terus men-scroll aplikasi kontak whatsapp.

Satu menit kemudian, ia menatap sebuah kontak yang membuat sudut bibirnya terangkat. " Coba dulu, siapa tau berhasil, " gumamnya disertai tawa kecil.

Alqhiea:
" Can you help me?! "

Alqhiea menumpu dagunya pada meja makan, lantas menggeletakkan kepalanya di sana seraya menatap layar ponsel menunggu balasan seseorang yang sebenarnya hanya iseng di chat olehnya.