ᴍɪsɪ

291 56 4
                                    

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Dari atas tembok, nampak suasana distrik Trost yang masih terlihat kacau balau. Asap hitam muncul di berbagai sudut tempat dan menghilang begitu mencapai langit. Matahari pun dalam beberapa jam ke depan akan kembali ke peraduannya.

Beberapa saat yang lalu, Y/n teringat akan perjuangan Armin untuk membuat para prajurit penjaga percaya bahwa Eren dan dirinya tidaklah berbahaya. Lelaki itupun berhasil atas bantuan komandan Pixis yang datang di saat-saat terakhir.

Ia lalu melirik ke arah pria botak yang berjalan-jalan di sekitar tembok, sambil menatap ke sekeliling tempat dengan pandangan teduh. Pria tua itu tiba-tiba berhenti dan melirik ke bawah tembok, menatap beberapa Titan yang mencoba untuk memanjat ke atas.

Komandan Pixis lantas berbalik dan meminta penjelasan dari Eren tentang situasi yang ia alami. Lelaki itu pun tanpa berfikir dua kali mengutarakan semua informasi yang ia ketahui, bahkan sampai pada ruangan bawah tanah rumahnya.

Kembali melihat ke arah distrik, komandan Pixis memberikan komentar pada cerita Eren.

"Benarkah? Sesudah tiba di ruangan bawah tanah, kita akan mengetahui semuanya?"

Eren membenarkan pertanyaan itu dengan ekspresi wajahnya yang telihat lelah. Y/n pun segera menunduk dan memberikan botol minumnya pada lelaki itu, yang langsung diterima olehnya.

"Jika kau sendiri tidak dapat memastikan ... Aku akan mengingat dulu dalam otakku, dan aku bisa menjamin keamanan kalian."

Terdengar helaan nafas lega dari ketiganya saat pria itu melirik ke belakang, dan menatap Y/n yang berada di samping Eren.

"Namamu Y/n, bukan? Bagaimana dengan margamu? Aku pernah mendengar kabar burung tentangmu 4 tahun lalu. Coba jelaskan padaku soal kekuatan yang kau miliki itu."

Gadis itu tersentak samar sambil meremas botol minum yang sudah Eren kembalikan padanya. Teman-temannya kini melirik Y/n dalam diam. Mereka juga begitu penasaran, mengingat dia yang tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya sendiri dan lebih memilih diam.

Jika dipikir-pikir, selama lima tahun ini mereka tidak tahu apapun tentang gadis itu selain sifatnya. Bahkan, sangat jarang atau tidak pernah mereka mendengar Y/n membicarakan dirinya sendiri.

"... Aku tidak tahu soal marga keluargaku selain namaku sendiri. Untuk kekuatan ini pun, aku mendapatkannya saat perang 4 tahun yang lalu dan masih belum mengetahui kenapa kekuatan ini muncul," jelas Y/n sambil menatap datar kedua bola mata komandan Pixis.

Dia harus berbohong agar rahasianya tidak terbongkar dan membuat sejarah berubah. Meskipun penjelasannya soal kebangkitan kekuatannya adalah benar.

Pria paruh baya itupun mengangguk pelan sebelum kemudian melirik Armin yang berdiri di samping Mikasa.

"Kau kadet pemula, Armin Arlert kan?"

Lelaki bersurai kuning itu tersentak pelan, sambil memberikan salamnya dan menjawab komandan Pixis dengan tegas dan jelas.

"Tadi kau bilang asalkan menggunakan tenaga Titan, akan bisa mendapatkan kembali kota ini bukan? Apakah kau benar-benar berfikir demikian, atau hanya untuk menyelamatkan dirimu sendiri?"

Armin sempat berfikir sejenak sambil melirik Y/n yang kini mengangguk kecil padanya. Kembali lagi ia mengingat rencana yang dikatakan gadis itu beberapa saat lalu.

Purpose To Live || Aot x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang