Sabtu yang cerah pukul sembilan sebetulnya adalah waktu terbaik untuk aktivitas romantis semacam mengepas baju pengantin. Namun sayang sekali itu tidak terjadi di sebuah ruang privat butik desainer kenamaan yang dikunjungi dua calon pengantin itu. Bagaimana tidak, pengantinnya menikah akibat perjodohan yang menyesakkan."Maaf tuan muda, bisa Anda berdiri tegak sedikit?"
Dua pegawai butik kali itu tampaknya akan mengalami hari yang sulit. Si pengantin manis yang memang sedari tadi cemberut tidak bisa kooperatif hari ini. Park Wonbin lebih memilih berdiri ala kadarnya sembari memainkan ponsel saat detail korset yang akan dipasang di luar jas putihnya sedang coba dipaskan.Wonbin tahu, dia menyusahkan orang lain. But he can't help it, hatinya juga sedang susah dan tidak ada satu pun orang yang juga bisa membantunya keluar dari perjodohan pelik yang menderanya. Ia muak melihat pria bernama Jung Sungchan itu tampak bersemangat untuk fitting hari ini, dia tersenyum dan mudah diatur oleh desainer. Sedangkan Wonbin memilih berkirim pesan dengan si ajudan istimewa; Seunghan, yang hari ini mengoceh baru saja mendapat hadiah tanpa konteks dari kakak laki-lakinya.
Setelan nikah mereka serasi berwarna putih bersih dengan aksen perak di beberapa titik. Jung Sungchan dipuji beberapa kali oleh desainer akan betapa gagahnya dia di depan cermin. Adapun Park Wonbin, tidak usah dibahas; atribut terakhirnya saja belum sukses dipasang sejak sepuluh menit yang lalu.
Wonbin yang rewel Jung Sungchan sudah hafal, tapi Wonbin yang rewel dan menyusahkan orang lain adalah lain perkara. Dia tidak seharusnya merepotkan orang lain semacam pegawai butik malang yang kini harus terimbas moodnya. Maka tanpa aba-aba, Sungchan mengambil alih pekerjaan pegawai; mengepas korset di tubuh Wonbin yang sedari tadi bengkok tak mau tegap. Karuan si manis berjengit saat tahu tangan siapa yang sedang bekerja di pinggangnya.
"Jung Sungch-"
"Diam. Biasakan menghormati orang yang sedang bekerja untukmu, jangan kekanakan!" Bisiknya tajam, menarik dan mengikat kuat-kuat tiap tali dari korset yang memeluk rekat tubuh Wonbin di luar jas putihnya.
"I- i can't breathe" Wonbin tercekik, ikatan Jung Sungchan meremukkan rusuknya. Tapi belum sempat ia melakukan apapun lagi, seseorang datang dengan anggun; ibunya. Tepat saat simpul rapi dari korset itu telah diselesaikan Jung Sungchan di bawah tulang punggungnya.
Reaksi alamiah wanita paruh baya melihat anak semata wayangnya dalam pakaian suci pernikahan, Nyonya Park nyaris meneteskan air mata. Calon menantunya bernama Jung Sungchan memang tidak pernah tidak tampan, tapi Wonbin-nya betul-betul membuat pangling. Si manis yang biasa menggemaskan kini tampak dewasa dan anggun mengalahkan malaikat dalam setelannya yang berwarna suci.
"Wonbin, warna putih cantik sekali untukmu"
Pujinya tulus tanpa ditutupi apa-apa.Sayang sekali Wonbin karuan nyaris mati di dalam cekikan korset yang disimpul Jung Sungchan, matanya berair saat mulutnya yang tajam itu berdesis.
"Akan jadi warna paling terkutuk dalam hidupku"Tidak ada yang memberi tahu Wonbin bahwa dalam pakaian putih itu pulalah ia menguras literan darah dari kepalanya yang pecah di jalanan, satu hari setelah pernikahannya yang batal dengan mengenaskan.
Hari Sabtu nan cerah pukul sembilan dipilih sepasang sejoli itu untuk melakukan kegiatan romantis untuk hari besar mereka; mengepas baju pengantin. Sebuah ruang privat butik desainer kenamaan menjadi saksi atas senyum cerah Park Wonbin menyongsong hari pemberkatan nikahnya tak lama lagi. Sebetulnya baju atau lagu apapun tak penting lagi baginya, selama ia memiliki seorang Jung Sungchan. Sungguh jodoh yang melegakan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBEDIENT-2 [Syongnen] Sequel Of Obedient(MATURE)
FanficJung Sungchan menerima bentuk karma yang tidak pernah ia persiapkan. Obedient -2. a syongnen/sunjeongz au