The Grand Princess / 长公主 (The Princess Royal)

Chapter 19 - Principal Investigators

Setelah Li Rong menghadiahkan pedang tersebut kepada Pei Wenxuan, dia menyuruh para pelayan untuk membawa tandu tersebut mengelilingi istana. Setelah berjalan-jalan di taman kekaisaran, dia berjongkok di tanah dan mulai bermain dengan bunga Crabapple yang baru saja berbunga ketika dia melihat bahwa orang yang dia kirimkan ke Pei Wenxuan telah kembali. Pria itu datang, berhenti di depannya dan dengan hormat berkata: "Yang Mulia, sudah selesai."

Li Rong mengangguk. Dia mengambil saputangan persegi dari tangan Jing Lan dan menjawab, "Yang Quan memang kurang sabar."

Jika Yang Quan mengambil tindakan nanti, mungkin dia akan hidup beberapa hari lagi. Hanya saja ini adalah Pei Wenxuan. Dengan kepribadiannya, jika dia tidak mengatakan apa-apa, maka biarlah, tetapi begitu dia mengatakan sesuatu, dia akan mewujudkannya. Dia berkata bahwa dia akan mengambil nyawa Yang Quan, jadi dia bahkan tidak akan memberi Yang Quan kesempatan untuk bertarung.

Ketika dia mengingat hal-hal yang telah dilakukan keluarga Yang di kehidupan sebelumnya, Li Rong juga merasa bahwa mempertahankan orang-orang seperti itu memang akan menjadi bencana.

Di kehidupan sebelumnya, meskipun keluarga Yang bertempur lama dan keras di perbatasan pada akhirnya, mereka telah menyebabkan Da Xia kehilangan lima kota berturut-turut. Baru setelah lima tahun setelah Li Chuan naik tahta dan memimpin penaklukan untuk merebut kembali lima kota tersebut, dia sendiri yang melakukannya.

Untunglah keluarga Yang dapat ditaklukkan lebih awal kali ini.

Dia telah menebak apa yang telah dilakukan Pei Wenxuan untuk sebagian besar, tapi dia sedikit penasaran. Apa sebenarnya yang dikatakan Pei Wenxuan? Dia menyeka tangannya dengan saputangan dan berdiri. Dia berkata kepada Jing Mei: "Pergi dan umumkan bahwa aku akan pergi ke Ruang Kerja Kekaisaran untuk berbicara dengan Ayahanda Kaisar."

Jing Mei segera menuruti perintah itu. Jing Lan mendukung Li Rong dan berjalan ke Ruang Kerja Kekaisaran dengan santai.

Ketika dia tiba di pintu masuk Ruang Kerja Kaisar, dia melihat Fu Lai menunggunya di depan pintu. Dia tersenyum dan berkata, "Dianxia, Yang Mulia sedang mendiskusikan urusan negara dengan beberapa menteri. Mohon tunggu di sini sebentar."

Li Rong dengan ringan menepuk telapak tangannya dengan kipas kecilnya dan mengangguk: "Itu tidak akan menjadi masalah. Bengong akan menunggu di sini sementara itu."

"Kalau begitu, hamba ini akan membawakan kursi untuk Dianxia?" Fu Lai tahu bahwa Gongzhu terbiasa disayangi dan dimanjakan, jadi dia dengan cepat menyenangkan hati Gongzhu. Li Rong mengangguk dan hanya berkata, "Baiklah."

Fu Lai memerintahkan seseorang untuk membawakan kursi untuk Li Rong dan bahkan meletakkan sebuah meja kecil di dekatnya dengan teh dan kue di atasnya. Li Rong meminta seseorang membawakan sebuah buku sambil berjemur di bawah sinar matahari dan minum teh sambil menunggu dipanggil oleh Li Ming.

Tidak lama kemudian, seorang kasim buru-buru datang dan menempelkan telinganya ke telinga Fu Lai, membisikkan sesuatu. Wajah Fu Lai tampak berubah. Setelah beberapa saat merenung, dia berbisik: "Bawa dia masuk dulu. Aku akan pergi dan melapor kepada Yang Mulia."

Setelah mengatakan itu, Fu Lai berbalik dan kembali ke Ruang Kerja Kekaisaran. Li Rong berpura-pura tidak mendengar apa-apa dan dengan santai membalik halaman bukunya.

Beberapa saat kemudian, Li Rong melihat Pei Wenxuan digiring oleh seseorang. Pei Wenxuan menundukkan kepalanya seolah-olah dia sedikit gelisah. Keliman bajunya berlumuran darah, dan penampilannya cukup acak-acakan. Kasim itu menuntunnya menaiki tangga, dan begitu Pei Wenxuan melihatnya, dia dengan hormat berkata: "Salam Yang Mulia."

Li Rong mendengar kata-kata ini dan mengangkat matanya untuk menilai dia secara visual dari ujung kepala sampai ujung kaki dan tersenyum: "Aku melihat Pei Daren meninggalkan Istana tadi, mengapa kamu kembali?" Li Rong melebarkan kipasnya untuk menutupi bagian bawah wajahnya dan berbisik, "Apakah kamu merindukanku?"