Maaf banyak
Typo_______________________
_____________
_____"Renjun pulang!! " Seru Renjun, masuk kedalam rumah dengan langkah gontai.
"Owh, bagus baru pulang sekarang, darimana aja, kamu hmm? ngak tau kalo orang rumah dari tadi nyariin, ini juga kenapa baju kamu kotor begitu hmm? abis ngegembel kamu" Omel Winwin dengan wajah garang, seperti kebanyakan warga lokal, dengan gaya bertolak pinggang, tangannya sudah gatal ingin menjewer telinga Renjun.
"Abis nyari uang mah ahh, aduhhh duh" Pekik Renjun merasakan panas juga perih saat winwin menjewer telinganya dengan gemas.
Gimana ngak gemas, coba bayangin aja punya anak modelan kayak Renjun, habis pulang sekolah bukannya balik ke rumah, malah kluyuran abis itu ngak bilang orang rumah.Ngak ngabarin dimana, kenapa, sekarang pulang penampilannya kayak anak kucing abis dipungut dari got.
Muka cemong-cemong warna item, ia yakin jika itu adalah noda oli, kemeja putihnya dililit asal di pinggangnya, menyisakan kaos putih pun tak luput dari noda oli, almamater nya juga asal disampikan di tas selempang hitam miliknya, bener-bener devinisi latihan ngegembel.
"Nyari duit? Kamu kerja Jun? " Tanya Yuta yang duduk di sofa panjang bersama Hendery yang menampilkan wajah senyum geli, melihat keadaan Renjun saat ini yang mengusap-usap telinganya yang memerah.
"Iya pah" Jawabnya.
"Loh kerja apa kamu? bukannya kamu punya tabungan yah? Apa uang saku kamu kurang? pake acara kerja segala, kamu masih sekolah loh Jun, fokus dulu lah belajar " Omel Yuta.
" Iya pah, kurang uang sakunya, cuma habis buat jajan, ngak bisa buat beli skincare, gimana anaknya mau laku, kalo wajahnya burik begini, sekarang
bukan jamannya dari mata turun ke hati, tapi dari fisik masuk ke hati pah" Bukan Renjun yang bicara, tapi Chenle yang tiba-tiba datang dibelakang nya. Tangan nya dengan gatal menampar bibir tebal Chenle."Ngak pah, uang dari papah cukup kok buktinya Renjun sempet buat ditabungin sisanya"
"Terus kamu kerja buat apa? " Tanya Yuta, meminta agar Renjun sedikit memperjelas maksudnya, untuk apa ia bekerja disaat ia masih bersetatus pelajar.
"Buat tambahan uang buat beli motor gede sendiri, latihan mandiri sekalian juga buat nambah pengalaman kerja tanpa bantuan orang tua, memulai semua dari nol, gimana pun juga Renjun juga harus bisa berdiri sendiri kan buat jalan ngak mungkin selamanya minta dituntun sama orang tua " Jawaban Renjun membuat mereka terharu, kemana aja mereka selama ini anaknya sekarang semakin dewasa.
Sebenarnya itu kata-kata ayahnya, jika Renjun tak ingin belajar dan terlalu bermalas-malasan didepan pos satpam, sambil ngapel nungguin mbak-mbak cantik yang suka jualan jamu didepan rumah.
"Kamu emang kerja apa" Tanya Hendery dengan nada kalem andalannya.
"Montir" Jawab nya santai, mengabaikan berbagai ekspresi yang mereka keluarkan.
Kenapa, kan yang penting halal, apa lagi itu adalah kegemaran Renjun sejak kecil, Ayah Renjun merupakan seorang montir dulunya, Renjun kecil selalu dibawa ke tempat Ayah Renjun bekerja, ya mau gimana lagi namanya juga duda.
Saat kecil, Renjun hanya penasan dengan berbagai alat yang ia masih anggap itu mainan, tapi peralatan itu sungguh ajaib menurut Renjun, bisa membongkar mesin juga memasang lagi hingga kebentuk semula. Wow karena Renjun masih kecil tentu saja ia akan mengira itu sulap. Bocil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran novel JAEMREN
Roman d'amourbagaimana jika Renjun yang notabenya pentolan geng motor yang identik dengan sifat tengil dan narsisnya, kini tengah merana karena terjebak di salah satu tokoh tokoh figuran novel, dengan sifat keterbalikannya, sosok pemuda mungil, imut dan manis pa...