23. IDENTITAS? PERASAAN SEBENARNYA!

11 1 0
                                    

[JANGAN LUPA VOTE]


Kaisan tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya yang sesungguhnya ketika ia sudah tiba di rumah Aji dan bersiap untuk mendengar dan mengetahui siapa orang yang selama ini menghantui pikirannya tanpa bisa ia hentikan. Detak jantungnya berjalan lebih cepat. Kaisan mencintai orang yang dicarinya itu, alias kekasih Regar. Akan tetapi di sisi lain, bagaimana jika informasi yang didapat dari Aji justru malah mengubah perasaannya.

Didepannya ada segelas minuman yang ia abaikan. Tak sedikitpun minuman itu berkurang. Tadi ia merasa haus, tapi tiba-tiba mulutnya kehilangan nafsu untuk mencicipi apapun.

Sepuluh menit yang lalu, ia datang di rumah Aji, langsung dibuatkan minuman karena Aji tidak bisa langsung menemuinya karena lelaki itu harus mengadakan meeting online dadakan. Membuat Kaisan harus menunggu di ruang tamu rumah Aji.

"Kas." Aji memanggil Kaisan dari lantai atas.

Kaisan menoleh ke atas lalu menerima kode dari Aji yang membuatnya ikut berjalan ke atas. Aji membawanya ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, seperti ruang santai biasa. Hanya ada tiga sofa, satu rak buku besar, satu meja di tengah-tengah dua sofa itu, satu lemari berukuran sedang satu pintu tiga sekat dan karpet warna cream berbentuk persegi.

"Disini lebih privasi dan aman." Ucap Aji lalu menutup pintu. Lalu duduk terlebih dulu.

Kaisan duduk berhadapan dengan Aji. "Lo luka-luka habis ngapain?"

"Kecelakaan tunggal."

"Gak parah kan?"

Kaisan menggeleng, dijawab dengan anggukan oleh Aji.

"Pertama-tama, gue minta maaf sama lo." Ucap Aji dengan mimik penuh rasa bersalahnya ketika saling memandang dengan Kaisan.

Sungguh, firasat Kaisan sudah tak enak saat Aji mengucapkan itu. "Ada apa Ji?"

"Gue minta maaf karena gue gak bisa kasih tahu lo tentang siapa ceweknya Regar."

"Kenapa?Lo bilang semua bukti sudah cukup, dan dia masih hidup, lo juga udah pegang identitas dia." Tanya Kaisan, sesungguhnya ada rasa tidak terima di hatinya itu. Sesungguhnya ia menuntut agar Aji mengungkapkan semuanya dengan jelas termasuk dengan identitas orang yang ia cari. Itu kinerja yang ia mau dari Aji.

Aji terdiam cukup lama, tapi selama itu pula tiada perintah dari Kaisan agar mantan anggota Palas itu segera membuka suaranya. Kaisan hanya memilih menunggu Aji menjelaskan semuanya. Aji menghela nafas panjang. "Sebenarnya gue yang salah disini. Gue harusnya ketemu dia dulu, minta izin apa boleh gue kasih tahu identitas dia ke lo, sebelum gue janjiin identitas dia. Dia pasti punya alasan kenapa dia pilih gak dikenal."

"Ternyata dia ngelarang gue buat kasih tahu siapa dia sebenarnya, katanya hidup dia udah sangat tenang sekarang. Dia gak mau lo ganggu hidupnya dia sekarang. Lo itu tanpa sadar juga bagian dari masa lalu dia, karena kalian ketemu waktu lo kecelakaan, dan juga karena lo terikat sama Regar walaupun kalian musuhan. Intinya, dia yang gak dikenal sebagai ceweknya Regar gak mau siapapun yang berhubungan dengan Palas dan Regar, masuk ke hidupnya lagi."

Kaisan sedih ketika mendengar penjelasan yang terucap dari mulut Aji. Sebelumnya, ia sudah membayangkan betapa bahagianya ia jika berhasil bertemu dengan orang yang selama ini ia cari. Kaisan sudah berekspektasi tinggi untuk membalas budi.

Aji lantas mengeluarkan sesuatu dari belakangnya. Sebuah amplop berukuran sedang. "Setidaknya, dia kasih surat ke lo lewat gue. Baca sendiri aja nanti."

"Iya Ji." Ucap Kaisan sambil memandang benda yang sudah berada di tangannya itu. "Ji, dia ada di kota ini?Apa dia ada di sekitar gue?Please kasih tahu hal itu saja dan gue gak bakal cari tahu dia lagi. Janji."

KAISAN ; s e r a p h i cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang