Berita Hari Ini
Hari ini Illion Bank resmi tutup selamanya dari Chicago. Salah satu bank legendaris yang dulu dianggap sebagai sekolah bankir terbaik.
Selanjutnya, pelanggan Illion Bank akan dialihkan ke Klassic Bank. Perbankan baru yang berada di bawah naungan Kaisar and co.Ltd milik Alzelvin Kingdom.
Illion pusat di New York menganggap Illion di Chicago terlalu kecil untuk dipertahankan. Padahal laba tahun ini tembus $3 Triliun.
Penutupan Illion Chicago ini bagian dari perampingan Illion secara global. Kinerja Illion Global anjlok dalam 2 tahun ini. Laba menurun. Harga saham amblas 49%
"Kau membeli Illion yang sudah tidak bisa berdiri seperti itu?" Frank mematikan volume TV yang berada di ruang keluarga. Di sana ada lebih dari sepuluh orang yang adalah keluarga besar Alzelvin dari pihak Frank maupun Pamela. Seperti biasa, itu adalah agenda perkumpulan malam Natal setiap tahun pasti terjadi.
Kaiser yang sedang duduk di sebelah sepupunya kini mengangguk dengan wajah angkuh. Baginya Illion Bank justru awal dari karirnya ke dalam bisnis perbankan Dunia. Ia harus membuat Klassic Bank naik dengan begitu mengantongi ijin membuka cabang perbankan di seluruh Benua bukanlah hal yang mustahil. Ia harus mengerjakan yang satu ini dengan serius.
"Bukankah kau sangat percaya diri dengan hal ini?" salah satu orang tua di sana menyahut. Itu adalah Paman dari pihak Ibunya.
"Mungkin Kai sudah memiliki strategi sendiri bagaimana mengatasi kemunduran Illion Bank," Perempuan paruh baya menyahut. "Aku melihat grafik Illion tidak separah berita tersebut. Kartu Kredit milik Illion lebih populer di kalangan para Millenial dari pada Pengusaha. Itu bukankah dobrakan awal yang sangat bagus untuk melanjutkan, jika bisa, Kai menambah jumlah ... itu akan lebih menarik lagi."
Kaiser kini mengangguk, ia tidak ingin memaparkan cara kerjanya di lingkungan keluarga. Ia juga tidak mau mencoba untuk membela dirinya dari topik itu untuk saat ini.
"Aku yakin Kaiser sudah menyiapkan sesuatu yang menarik." salah satu lagi berkomentar.
"Klassic Bank, Illion akan menjadi itu." sahutnya singkat. Kaiser tidak memiliki waktu untuk menjelaskan. Ia benar-benar tidak mau.
"Kau—"
"Sudahlah ... Kalian di sini untuk mengakrabkan diri sekali lagi. Bukan untuk membahas pekerjaan. Saham naik turun akan selalu terjadi. Apa kalian tidak sedikit saja merasa bosan membahas hal yang sama setiap hari?" Pamela datang bersama seorang perempuan yang baru berani menampakan dirinya di lantai satu Mansion Alzelvin malam itu.
Bukan perkara mudah untuk Nevya menyiapkan malam ini. Ia baru ada di dalam keluarga ini kurang dari satu bulan dan segala tradisinya yang ada membuatnya merasa canggung. Untuk ia yang selalu sendiri, perkumpulan adalah hal yang berat dilakukan.
"Wah..." Perempuan paruh baya yang lain berdiri menghampiri Pamela. Ia mendekat ke arah Nevya. "Siapa ini? Kau cantik sekali anak muda."
Nevya yang pada dasarnya juga tidak memiliki banyak ketakutan, ia menyahut, "Saya Arnevya Gideon." katanya dengan senyum mengembang di wajah.
"Oh! Aku Victoria, Ibu orang di sebelahmu ini." sahut lagi orang itu membuat Nevya kaget.
Pamela terkekeh, "Mom, kau bisa memanggilnya Nevya," lalu perempuan cantik itu melihat putranya yang menatap mereka lekat. "Mate dari cucumu itu." padahal Kaiser belum mengatakan apa yang terjadi di Toronto tapi kenapa Pamela justru sudah mengatakan hal tersebut.
"Benarkah?! Kaiser! Pada akhirnya Kau serius memberiku cucu menantu!?"
Victoria yang kelewat senang tersebut akhirnya berucap dengan nada keras. Bisa dibilang hampir semua di ruangan itu kini menatap dirinya, ia mendekati Nevya untuk dirangkul namun matanya sudah pasti tidak lepas dari memindai tengkuk perempuan muda itu.
"Kau bahkan sudah menandainya Kaiser!?" jeritnya sekali lagi. Victoria berjalan mendekati Kaiser yang masih duduk dengan wajah menegang. Ia bahkan belum siap mengatakan di depan keluarga besar. Tidak sekarang. "Kau cucu kurang aja! Menandai Omega tanpa mengatakan apa pun kepada kami!" melempar Kaiser dengan bantal sofa paling dekat dengannya.
Kaiser berlari mendekati Matenya. Ia seperti memindahkan Nevya untuk berdiri di sampingnya. Bisa dia rengkuh dalam sebuah rangkulan hangat pada pinggul ramping perempuan itu.
Nevya meski takut tapi ia terkekeh melihat wajah Kaiser, "Kau lucu sekali." bisiknya saat beberapa mata tertuju padanya. Tidak mengindahkan yang lain, Kaiser menjawab dengan kekehan. "Aku tidak lucu Sayang." dan suara itu cukup keras.
"Sangat signifikan!" seseorang yang lain ikut berucap. Bagaimanapun ini adalah hal baru untuk keluarga Alzelvin. Tidak satu pun dari mereka para penerus pernah membawa pasangannya ke acara keluarga, ini baru yang pertama kali dan itu adalah Kaiser.
Pada akhirnya satu per satu dari mereka mendekati Nevya untuk berkenalan. Beberapa yang memang bekerja pada bidang Fashion melihat perempuan itu sangat tertarik. Nevya adalah apa yang Industri Fashion tidak akan pernah lewatkan sebab perempuan muda itu sempurna dari segi penampilan. Terlebih satu bulan belakangan di bawah keluarga Alzelvin, ia menjadi semakin istimewa.
"Kau bekerja di mana Nevya?" seorang perempuan muda yang lain menghampiri. Kini Kaiser tidak di sekitaran Nevya sebab ia dibawa oleh sang Ibu untuk diajak mengobrol tentang sesuatu.
"Aku bekerja untuk Cartluxe." jawabnya dengan tersenyum.
"Milik Kaiser?"
Nevya kembali mengangguk, "Ah... ya..."
"Di kantor atau berpindah?"
Nevya sedikit mengernyit heran, ia tidak tahu yang dimaksudkan, "Aku memeragakan des—"
"Jadi kau Model ya! Wah! Pantas saja!" heboh.
Percakapan ringan berjalan lancar sebagai mana mestinya, tetap hangat, penuh canda tawa dan sesekali akan ada kalimat yang membuat Nevya kaget namun bisa menguasai keadaan.
Yang tidak disangka keluarga besar Alzelvin memiliki banyak penerus perempuan yang berusia tidak jauh darinya.
***
"Aku pada dasarnya tidak suka banyak bicara. Tapi saat bersamamu, entah kenapa aku ingin banyak berbicara ... berbagi cerita." Kaiser tiba-tiba saja berbicara setelah hening panjang menyelimuti mereka. Mereka sedang berada di ayunan bagian samping Mansion Alzelvin.
Para tamu sebagian sudah pulang atau memasuki kamar masing-masing. Tiga orang laki-laki muda sedang berada di ujung kolam bermain game sementara Greysie sedang duduk sendiri di pinggir kolam.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua malam, artinya hari Natal di pagi buta.
Nevya tersenyum, ia lebih mendekatkan kepalanya pada pundak kanan Kaiser. Menyandar di sana dengan lengan kanan lelaki itu yang memeluk pinggangnya.
"Apa kau punya teman perempuan yang lain, yang dekat dengan keluargamu?" Nevya bertanya sementara Kaiser mengusap perut perempuan itu dari luar baju dengan gerakan yang halus. Entahlah.
Kaiser menggeleng, "Apa Samantha bisa dikatakan dekat? Tapi dia ada hubungan pekerjaan dengan yang lain juga. Jadi tidak bisa dikatakan teman dekat meski ya dia memang temanku satu Universitas."
Nevya mengangguk, lalu kepalanya memindai sekitar untuk melihat Greysie yang bermain ponsel, "Kau tidak ada acara lain Sisi?" katanya sedikit keras.
Greysie menoleh, ia menggeleng, "Tidak."
Merasa heran dengan jawaban perempuan itu, Nevya melihat kepada kekasihnya, "Are you good Greysie?"
Nevya juga menantikan jawaban dari Desainer muda itu. Sedari tadi ia memang tidak berbincang dengan Greysie secara langsung, lantas sekarang kenapa ia menemukan perempuan itu banyak diam.
Greysie tersenyum simpul sebentar, "Julian marah kepada aku dan sekarang pulang ke Swiss bersama Sapphire."
"No way... that's bad." gumam Kaiser menjawab dengan suara yang pelan tapi masih terdengar oleh Nevya.
***
📝 25 Nov 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifeline
FantasyThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia (Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia no. 19 tahun 2002). Any reproduction or other unauthorised use of the written work or artwork herein is prohibited without the e...