Seoul, 2023.
Asap tebal berbau tembakau itu menyeruak dalam ruangan beton tiga kali empat meter ini.
Lampu temaram dan dinding tanpa ventilasi udara membuat paru-paruku tambah sesak.
Pria tua yang baru pertama kali kutemui itu mengetuk-ngetukkan telunjuknya pada meja kayu yang penuh dengan coretan. Kami duduk saling berhadapan.
"Kau punya yang lain?" Dia bertanya.
Aku mengangguk. Kuraih laptop dan menunjukkan sesuatu padanya. Lalu, kuambil sebuah ponsel dengan layar menyala serta bergerak dengan sendirinya—menampilkan sebuah chat yang tengah berlangsung.
Matanya terbuka lebar. "Kau juga meretas ponselnya?" Dia terdengar syok.
Lagi-lagi aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
Mata lelaki itu berbinar cerah. Seakan hal di depan matanya adalah uang ratusan juta won. Hal itu membuatku menyeringai puas.
"Bagaimana kau melakukannya?" Dia meraih ponsel yang masih menyala itu dan menatapnya dengan tatapan tak percaya.
Kutarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. "Aku pernah bergabung dalam tim Cyber rahasia di Jepang. Tapi aku memutuskan keluar dua tahun lalu dan kembali ke Seoul saat Ayahku meninggal."
Bisa kulihat jelas lelaki dengan rambut ikal itu menganggukan kepalanya. Sesekali melihatku lalu beralih kembali pada ponsel di tangannya. "Ini di luar ekspektasiku terhadapmu sebelumnya."
"Berapa yang kau inginkan?" lanjunya.
Kuminum sisa air mineral yang ada di atas meja. Lalu berdehem singkat. "Dua puluh juta won," kataku dengan mantap.
Bahu tegap lelaki itu turun sepenuhnya. kedua alisnya bertemu dengan mata sipit yang terbuka lebar. "Kau memerasku?" Wajahnya tampak memerah.
Aku mengangkat bahu dengan acuh. Refleks kuraih ponsel di tangannya dan kumatikan laptop yang masih menyala—berniat memasukkannya kembali ke dalam tas.
"Tidak ada harga murah untuk sesuatu hal yang berbahaya. Harga yang kuberi sudah sepadan dengan resiko besar yang harus kulalui." Kubenarkan topi dan tersenyum sinis diakhir kalimat. "Meretas sebuah ponsel bukan hal mudah. Aku berpotensi terkena blacklist dari pihak yang menaunginya."
"Lagipula, masih banyak Media yang membutuhkan informasi penting ini." Aku melirik barang-barang berhargaku di atas meja. "Dia Kim Soo Hyun, seorang Aktor yang sangat terkenal. Jika anda lupa." Lalu, aku berdiri.
"Satu artikel saja kau rilis mengenainya, media kalian akan diserbu jutaan pembaca. Dan kau tau apa artinya?" Aku mengedipkan mata. Kuraih tas hitamku dan mengambil ancang-ancang untuk hengkang.
Ketika akan pergi, tanganku dicekat. Masih dalam posisi membelakanginya, aku tersenyum puas.
"Akan kau dapatkan uangnya. Serahkan semuanya!" Matanya tertuju pada tas hitam yang kubawa.
"Duduk lah dulu, Nona!"
Lalu, aku menurutinya.
Setiap berkas kusalin pada sebuah flashdisk dan kuberikan padanya. Lelaki itu menunjukkan sesuatu di ponselnya. Itu bukti transfer uang yang kuminta.
Wajahnya tampak masam. Masih terlihat kesal namun juga puas secara bersamaan.
"Ketika skandal besar ini kau terbitkan, jangankan dua puluh juta won. Aku yakin lima puluh juta won akan masuk rekeningmu dalam waktu kurang dari satu minggu." Aku menepuk pelan bahunya.
Lelaki itu mengangguk. Sembari memandangi flashdisk di tangannya, dia melihatku cukup lama. Aku tau, sesuatu tengah menganggu pikirannya.
"Kau butuh sesuatu?" tanyaku.
Dia berdehem singkat sebagai jawaban.
"Apa?"
Dia tampak menimbang-nimbang sesuatu. Namun pada akhirnya, semua pikirannya lolos dari mulutnya. "Aku ada pekerjaan untukmu. Akan kuberi kau jumblah uang yang sama dalam satu flashdisk."
Sudut bibirku terangkat. Inilah yang kuinginkan.
"Aku ingin kau mencari informasi-informasi penting tentang seorang Idol. Setiap berita kecil tentangnya selalu laku di pasar Entertainment. Apalagi jika itu tentang skandal. Selama ini, dia satu-satunya Idol yang tak pernah ditimpa berita miring. Aku yakin jika kau berhasil, artikel baru yang akan dirilis akan sangat menarik." Kedua tangannya saling bertautan. Matanya melihat pada suatu objek di sudut ruangan tanpa berkedip, seakan tengah membayangkan sesuatu yang akan sangat menguntungkan.
"Siapa Idol yang kau maksud?" tanyaku.
Lelaki itu mengeluarkan seringainya.
"Min Yoongi. Salah satu member Bangtan."
Swipe for the next part >>
It's mas Yoon. He is a Rapper, Singer, Dancer, Produser, Song writer, and also my husband 🤭🤣 sehat2 selama melaksanakan tugas (wamil) ya! Kami semua menunggumu 🙂💜
🍊
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian melalui vote!
Bagaimana perasaan kalian setelah baca part 1?
Katakan sesuatu untuk Min Yoongi!
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You A Sasaeng?
FanficFANFICTION OF BTS SUGA ~ Dua puluh juta won dalam satu Flashdisk yang hanya berisi beberapa foto dan rekaman video. Bagiku, itu adalah tawaran yang teramat menggiurkan. Bodoh sekali jika aku menyia-nyiakannya. Hal-hal bersifat privasi mengenai Akto...