9

958 142 7
                                    

Freen meletakkan gitarnya dengan kasar. Dia mendesah keras lalu melarikan jemarinya untuk menyugar rambut panjangnya.
Dia menyanyi untuk mengalihkan pikirannya dari hal yang membuatnya gelisah beberapa hari ini namun hal itu justru semakin menekannya yang akhirnya dia jadi tidak bisa berkonsentrasi.

Dia selalu salah menekan kunci di gitarnya membuat melodi yang sumbang ketika didengar.

"Kenapa sayang?"

Freen menoleh. Dia melihat kekasihnya mendekat dengan membawa mangkok berisi cemilan.
Sofa yang didudukinya sedikit terguncang ketika sang kekasih mendaratkan bokongnya di sisinya.

"Mau?" Becky menawari cemilan tadi yang dijawab gelengan oleh Freen.

"Kamu kenapa. Seperti sedang banyak pikiran."

Freen menatap Becky sejenak. Dia ragu apakah dia harus mengatakannya sekarang atau menunggu waktu yang tepat.

Tapi kapan? Justru saat ini adalah waktu yang tepat. Tapi Freen tidak tega mengacaukan kebahagiaan Becky.

Mereka memiliki day off 3 hari, Freen takut mengacaukan kebahagiaan atas rencana yang mereka susun untuk libur kerja kali ini.

Mungkin besok saja.

"Aku tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku tapi aku tidak akan memaksa jika kamu belum mau mengatakannya," ucap Becky yang membuat Freen terpaksa menelan ludahnya karena terlalu terkejut.

"Aku tidak."

"Jangan bicara apapun. Mari nikmati day off kita." Becky menyuapkan kripik kentang ke mulut Freen yang akhirnya terpaksa dia terima.

"Ayo beli frozen yogurt?" ajak Becky yang membuat Freen melototkan kelopak matanya.

Bukankah dia harus menghindari tempat umum jika sedang bersama Becky. Bukankah dia harus kembali menyembunyikan hubungannya lagi jika perlu buat skenario seolah-olah mereka sudah putus.

Becky belum tahu soal ini.
Freen tidak sampai hati mengatakannya. Bukankah ini akan sangat tidak adil untuknya. Sejak awal menjalin hubungan hingga saat ini, Becky belum pernah dianggap pantas.

Dia masih saja mendapatkan perlakuan buruk dari penggemarnya. Dan ketika gadis itu akhirnya berani mengambil keputusan besar untuk terbuka, mengabaikan semua cacian buruk kepadanya lalu tiba-tiba Freen harus mengatakan bahwa streaming lagu band kami menurun, penjualan album sepi pembeli bahkan tour konser mereka sepi peminat hanya karena salah satu personil mereka menjalin hubungan dengan seorang gadis yang tidak penggemarnya sukai.

Itu terdengar jahat dan tidak adil.
Freen tidak akan pernah tega mematahkan hati kekasihnya.

"Aku sedang malas keluar."

Akhirnya Freen mengatakan alasan yang paling aman.
Bohong jika dia malas keluar. Dia sangat ingin keluar bersama Becky. Sekedar menghabiskan waktu seperti pasangan normal lainnya. Melakukan hal-hal sederhana sekedar membeli frozen yogurt sembari bergandengan tangan tapi jika Freen melakukan itu, dia seperti sedang melakukan dosa besar yang sulit dimaafkan.

"Sebaiknya kamu tidak menyembunyikan apapun dariku," ucap Becky setelah terdiam sejenak.

"Setidaknya aku akan mencoba memahami posisimu jika aku tidak bisa memberi sebuah solusi," tambahnya.

Freen menaikkan kedua kakinya di sofa kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Becky.

"Menurutmu bagaimana jika aku keluar dari band?"

Pertanyaan Freen cukup membuat Becky terkejut namun dia mencoba untuk tenang.

"Alasannya?"

Freen menatap Becky kemudian matanya menjadi berkaca-kaca.

More than thisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang