Prolog

184 12 0
                                    


Attention⚠

Author hanya meminjam nama dan visual, jadi jangan bawa serius, tak ada sangkut paut nya dengan karakter di dunia nyata. This is fiction not real!!

Harap bijak dalam membaca.








"Jaemin!!"

Lelaki tampan bernama Jaemin itu merasa terpanggilpun menoleh, mendapati manusia berkulit tan sedang berlari kecil kearahnya.

Jaemin mengangkat salah satu alisnya, memberikan ekspresi bertanya kepada si lelaki tan yang sudah duduk didepannya. Jaemin tak suka waktu makannya terganggu.

Sedangkan itu, si lelaki tan yang berstatus sebagai sahabat Jaemin hanya menunjukkan deretan gigi putihnya tidak jelas.

"Ayo lah Jaem, kau tak usah seperti itu, wajahmu terlihat sangat jelek" Ucap Haechan, si lelaki berkulit tan tadi.

"Enak saja, wajahku ini tampan" Elak Jaemin tak terima di katai jelek.

Haechan memutar bola matanya malas. Ia hendak membuka suara, namun Jaemin lebih dulu mendahului.

"Aku tak ingin mendengar ocehan tak jelas mu" Ujar Jaemin.

Haechan mendengus sebal, meletakkan buku paket tebal di atas meja sedikit kasar, yang telah ia pinjam dari perpustakaan kampus sebelum ke kantin.

Ia memilih membawa tungkai nya menuju deretan makanan dikantin, hendak memesan makanan, lalu kembali ketempat duduk nya semula tepat di meja yang Jaemin duduki.

Tak menunggu lama, ibu kantin datang membawakan pesanan Haechan tadi.

"Jaemin" Panggil Haechan pada Jaemin yang sedang sibuk dengan ponsel pintar nya. Ngomong-ngomong, Jaemin hilang selera makan sejak kedatangan Haechan.

Jaemin mengangkat kepalanya untuk menatap Haechan, ia menunggu Haechan berbicara namun ia tak kunjung mendapatkan sepatah katapun, Haechan hanya sibuk mengunyah.

Jaemin berdecak kesal.

"Haechan!"

Cengengesan tanpa dosa keluar dari mulut Haechan.

"Jaemin, coba deh kau baca buku ini" Haechan menyodorkan sebuah buku tebal yang dibawanya dari perpustakaan tadi.

"Tidak" Tolak Jaemin.

"Ck, cepat baca!"

Dengan terpaksa Jaemin menerima buku tebal itu. Dalam hati Jaemin terus memaki lelaki didepan nya. Bodoh, apa Haechan amnesia? Apa dia tidak tau? Jaemin tak suka baca buku. Buku pelajaran yang tipis saja ia malas, apalagi buku tebal tak jelas seperti ini.

Jaemin membolak balik buku itu, mengernyit heran saat menatap sampul buku. Apa ini adalah buku kuno? Ia baru menyadarinya, jika sampul buku tersebut terbuat dari kulit hewan. Jangan salahkan Jaemin, dia memang tidak minat dengan buku, jadi sedari tadi ia tak tertarik untuk memperhatikan buku itu, barang sedetik pun.

"Jangan hanya memandangi buku itu, dibaca" Haechan mengangkat suara, karena sudah jengah melihat Jaemin yang hanya menatap dan membolak-balik buku.

Jaemin menatap sekilas pada Haechan. Ia berdecak kesal, lalu membuka halaman bertama pada buku. Jaemin lagi-lagi mengernyit dibuat heran oleh buku tersebut.

Apa ini?

Kertas buku tersebut sangat berbeda dengan kertas buku pada umumnya, entahlah itu terbuat dari apa, Jaemin tak ingin ambil pusing, tapi gambar di buku itu membuatnya penasaran. Gambarnya tak jelas, juga disitu terdapat sepasang sayap kecil, tipis nanberkilau.

The Fairy>>JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang