Chapter • 31

136 11 0
                                    

PART 31

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 31

Annchi berdiri dari duduknya. Matanya masih terpaku pada sosok dua sejoli dalam pigura itu.

Ini kamar pribadi Adelio. Tidak mungkin benda itu tiba-tiba ada di sana tanpa sepengetahuan Adelio, kan. Apalagi Adelio juga sudah bilang hanya benda-benda tertentu dan memiliki makna khusus untuknya yang dia letakkan di ruangan ini.

Dan hanya orang-orang tertentu pula yang bisa memasuki ruang pribadinya ini.

Jadi, pasti foto itu Adelio sendiri yang menaruhnya di sana. Bahkan dia menaruhnya di tempat yang mudah terlihat kapan saja.

Lantas, kalau Adelio masih memiliki perasaan pada Viola, kenapa dia menyatakan cinta padanya?

Lengkap dengan ciuman yang tidak bisa dibilang ciuman biasa untuk seseorang yang terpaksa.

Apa kabar bahwa Annchi berpura-pura pacaran sama Mada demi menarik perhatian Adelio membuat Adelio jadi besar kepala, merasa bangga Annchi begitu mencintainya?

Atau Adelio hanya takut kehilangannya sebagai seorang sahabat? Dan karena mereka punya latar belakang kisah yang sama, makanya, kali ini dia memutuskan menerima Annchi?

Dipikirkan bagaimana pun Annchi tetap tidak mengerti pada sikap Adelio.

Pintu terbuka seiring dengan Adelio kembali masuk. Perbincangan di telepon dengan entah siapa itu sepertinya sudah selesai.

Adelio menghampiri Annchi sambil tersenyum manis dan tatapan yang begitu lekat. Dia bahkan berdiri dalam jarak yang terlalu dekat.

“Ann, maaf ya keganggu.” Suaranya terdengar amat kesal. Lalu, tangannya menarik dagu Annchi untuk menatapnya, “Can we continue what we have done before?” ucapnya dengan suara serak yang dalam.

Tangan Adelio yang lain menjangkau satu sisi wajah Annchi. Perlahan menariknya demi mengikis jarak, namun Annchi dengan cepat membuang muka, hingga membuat Adelio tertegun dan menatapnya tak mengerti.

Semakin tertegun saat Annchi berkata, “Lio, lo masih simpan foto Viola?”

Lirih dan terkesan datar, namun mampu menohok Adelio hingga membuatnya terperanjat dan tergagap saat sadar foto apa yang Annchi maksud. Dengan kecepatan cahaya, Adelio berlari ke arah nakas lalu langsung membalikkan pigura hingga tertelungkup.

Meski yang dilakukannya sia-sia karena Annchi sudah terlanjur melihatnya.

“O-oh, ini... gue lupa buang,” dalih Adelio, tergagap.

Annchi tahu. Mungkin Adelio salah mengartikan perasaannya. Dia pasti merasa kasihan pada Annchi yang sudah sebegitu bucin padanya, rela melakukan apapun demi menarik perhatiannya, hingga Adelio tidak sanggup jika harus mencampakkan Annchi lagi.

Ya, mungkin itu yang bisa menjadi alasan kenapa tiba-tiba Adelio ingin menjadi kekasihnya.

Adelio semakin dibuat resah saat Annchi tidak bereaksi apa-apa.

Revenge Partner • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang