Gadis itu terbangun saat mentari sudah nyaris berada di atas kepala.
Memegang kepalanya yang masih terasa nyeri setelah mengikuti pesta bersama teman²nya semalam.Membuka mulutnya untuk menguap, meregangkan tubuh yang serasa remuk redam digilas tank perang. Ia bangkit perlahan menuju depan cermin.
Wajah dengan sisa² riasan yang belum tersapu sempurna, menambah kesan horor pada wajah yang kini bermata panda.Memutuskan untuk ke kamar mandi sebelum menuju meja makan tempat dimana ia bisa mengisi amunisi untuk perutnya yang lapar.
Namun pandangannya tersita pada sebuah tumpukan dokumen di meja sudut kamarnya.
Beberapa map tersusun rapi dengan file dokumen cetak di dalamnya. Ada juga beberapa buku cv sebuah obyek yang sangat dikenalnya.
Sebuah amplop berwarna biru muda bertuliskan namanya tepat di depan.Gadis itu membukanya cepat, lalu membaca satu persatu kata, kalimat yang membuat dahinya berkerut.
Apalagi saat membaca titah sang penulis surat padanya.
' Dear Laras, Hari ini resmi kamu yang jadi penerus pengelola Harmony Cafe. Jaga baik² seperti yang kakak dan Mas Leon bilang kemarin. .. '
Kalimat² selanjutnya sudah tak Laras pedulikan lagi.
Ia meremas surat itu lalu melemparnya asal. Terdiam sejenak sebelum berteriak kesal.
" Kalian jahaaaattt !!!! " lalu menangis tersedu dalam kesendiriannya.
☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️
Langkah kakinya terasa berat.
Meletakkan gitar kuno kesayangannya di samping tubuh. Ia berhenti sejenak.
Meraba saku di jaket kumalnya, mengeluarkan beberapa lembaran lusuh yang ia tata sambil berdiri bersandar pada dinding lembab." Sial ! " umpatnya kesal.
Siang ini pendapatannya dari mengais receh dan keikhlasan hati pengunjung pasar dari olah suaranya, tidak berbuah manis seperti hari² sebelum peremajaan bangunan itu dilakukan.
Apa daya, petugas satpol pp berjaga di setiap sudut meneliti semua aktifitas disana.
Teman2nya penjaga parkir liar, pedagang asongan dan kaki lima pun banyak yang tersingkir.Ia mengusap perutnya yang mulai terasa perih. Maklum saja, asupan terakhirnya sudah lebih dari 18 jam berlalu.
Dahaga pun makin mencekik parah.
Namun penghasilannya hari ini belum bisa membuatnya percaya diri melangkah ke warung makan untuk menuntaskan hajatnya.Sungguh, dunia memang kejam.
Jika kau ingin kenyang, maka janganlah menjadi miskin!
Itulah filosofi di otak pemuda itu.Ia merogoh dompet lusuh yang selalu dibawanya di saku celana.
Membuka lalu menatap sebuah foto yang sudah mulai pudar dimakan waktu." Ibu.. maaf, aku belum berhasil hari ini. " gumamnya pedih.
☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️☕️
Holaaaa....
Aku bawa cerita baru.
Masih about PaNaRoMa ..tapi lebih ke PaNal couple sebagai role model atau main imagination nya.
Tenang..tenang.. ini masih pemanasan kok.Bakal aku publish.. insyaaAllah kalau Those Eyes jelang tamat hehehee..
Doain yaa.. semoga lanzaarr..Stay tune buat info2 cerita ini.
TengkyuuRegards
#RN_1978
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Dua Hati
FanfictionLarasati Annaura Sudirjo, anak bungsu yang manja, tiba² harus menerima warisan sebuah Cafe yang awalnya dikelola sang Kakak. Kekacauan dimulai saat gadis yang hobby berhura² ini mangkir dari tugasnya. Pendapatan Cafe anjlok, beberapa kru harus resig...