Malam harinya dua sepasang pasusu sedang menikmati makan malamnya dengan hikmat,dua pasusu itu Dareen dan Edric.
Setelah mereka selesai makan, Dareen membersihkan meja makan dan mencuci piring yang kotor.
"Nona biar saya saja"ucap salah satu pembantu.
"Gak usah bi,biar saya saja,bibi belum makan malam kan bibi makan aja dulu,biar ini saya yang ngurus toh ini juga mau selesai"balas Dareen.
"Baiklah nona,saya permisi ya"ucapnya dan dibalas anggukan oleh Dareen.
"Sayang kenapa kamu yang melakukannya,biar bibi saja yang melakukannya"ucap Edric.
"Gak usah,ini cuma dikit kok"kata Dareen.
"Nanti tangan kamu kotor"ucap Edric.
"Kan bisa dicuci Ric sayang"balas Dareen.
"Ini udah selesai"ucapnya sambil membasuh tangannya.
Setelah mencuci piring Dareen duduk bersantai bersama Edric diruang tengah,hanya Edric saja yang duduk santai sedangkan Dareen sedang fokus dengan layar televisi yang memperlihatkan kedua botak kembar.
"Ayang mau nenen dong"kata Edric.
"Gak,nanti kamu gigit"balas Dareen.
"Enggak kok,mo nenen ayang"ucap Edric.
"Nanti aja"balas Dareen.
Edric memajukan bibir bawahnya,lalu dirinya menelusupkan kepalanya dileher Dareen,bau khas bayi Dareen begitu candu dibuatnya.
Tangan Edric yang nangkring di selangkangan Dareen itu ia gerakan untuk masuk kedalam celana Dareen.
Edric meremas benda yang tidak terlalu panjang itu dan tangan satunya meremas dada Dareen yang sedikit menonjol.
"Ahh"desah Dareen ketika tangan Edric meremas asetnya dan dada tevosnya bersamaan.
"Ric keluarin ih"seru Dareen.
Edric tak menghiraukannya ia malah semakin kuat meremasnya,dan remasan itu digantikan dengan usapan lembut tapi penuh hasrat.
"Ric keluarin gak tangan kamu"ancam Dareen.
Edric mengeluarkan tangannya dari dalam sana,lalu ia menggendong Dareen ala koala, sedangkan Dareen ia terus memberontak agar diturunkan tapi tidak bisa lantaran Edric memeluknya dengan erat.
Edric membawa tubuh Dareen kekamarnya, sampai dikamar ia membaringkan tubuh Dareen lalu mengukungnya,dengan tatapan penuh nafsu Edric menatap lekat Dareen sedangkan yang ditatap hanya diam.
"Mau ya"ucap Edric sambil mengusap pipi gembung Dareen.
Dareen menggeleng cepat,tetapi dirinya juga sudah merangsang karena ulah Edric tadi.
"Tapi tubuhmu tidak menolak sayang"ucap Edric.
"Tidak,aku tidak mau Ric,itu sangat menyakitkan"ucap Dareen.
"Awalnya memang sakit tapi kelamaan kamu juga nagih"balas Edric.
Dareen menggelengkan kepalanya,tetapi bukan Edric namanya kalau tidak maksa, Dareen berusaha kabur tapi nihil kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Edric.
"Mau ya,udah bangun ini"ucap Edric.
"Ndak mau Ric,sana ih"ucap Dareen sambil mendorong tubuh Edric.
Edric semakin mendekat wajahnya kewajah Dareen sampai hidung mereka bersentuhan,Edric tak menghiraukan Dareen dia langsung mencium bibir Dareen.
Karena Dareen tidak mau membuka bibirnya,mau tidak mau Edric menggigit bibir Dareen agar lidahnya bisa masuk kedalam mulut Dareen.
Ketika ada celah sedikit,lidah Edric langsung menerobos masuk kedalam mengabsen para gigi atas bawah, lidahnya bermain dengan sangat lihai,bukan hanya lidahnya saja yang bermain tetapi tangannya ikut bermain dibawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia × Psicho
RomanceCerita seorang ketua mafia yang mencari seseorang yang sudah lama menghilang yaitu seorang pemuda yang kini hidup sederhana dengan kakaknya, dirinya seorang psikopat yang berdarah dingin sebenernya ia hanya pemuda yang baik tetapi karena kecelakaan...