30

12.7K 438 8
                                    

🍒🍒🍒


Mata Keisha perlahan terbuka, dia dikagetkan langsung dengan keberadaan Marlon didepannya tengah duduk di kursi sebelah tempat tidur yang dia tempati saat ini. Gadis itu menarik selimut untuk menutup tubuhnya.

Dia tak berani menatap Marlon, laki-laki itu tengah mengaduk sesuatu didalam mangkuk dan Keisha tak perduli. Dia hanya bingung mengapa laki-laki itu ada disini dan bagaimana caranya dia bisa berada disini.

Marlon menarik selimut yang menutupi tubuh Keisha, dia menatap datar gadis itu. "Bangun, makan atau ku hukum lagi" ancam nya.

Gadis itu terpaksa bangun lalu dia membenarkan posisinya, kakinya masih sakit tak tapi sesakit semalam yang terus-terusan menyiksanya hingga kehilangan kesadarannya.

Gadis itu berhadap-hadapan dengan laki-laki itu, perlahan sendok melayang hendak masuk kedalam mulutnya. Gadis itu membuka mulutnya, lalu menerima suapan demi suapan dari Marlon.

"Enak?" tanya Marlon.

Keisha mengangguk, dia lanjut mengunyah sambil menunduk. Sementara Marlon masih menunggu Keisha mengunyah, dia sudah siap untuk menyuapi gadis itu lagi.

Setelah makan selesai, Keisha diberi waktu untuk beristirahat didalam kamar dan tak boleh keluar ataupun bersembunyi di mana pun.

Gadis itu perlahan menangis. Sudah dibilang, apa yang harus dilakukan selain menangis? Jika endingnya tetap dipertemukan dengan kematian.

Marlon memasang CCTV dan perekam suara didalam kamar ini, Keisha memilih diam daripada mengatakan sesuatu yang salah dan aneh-aneh bahkan membuat Marlon mudah marah.

Akhirnya gadis itu memilih untuk diam dan menatap lurus arah luar kamar, jendela yang besar. Kamar ini tidak memiliki balkon, karena diartikan bisa mudah bagi Keisha untuk kabur melewati balkon.

Marlon pastikan semua ide untuk kabur tidak akan ada dan tidak akan pernah berhasil.

"Melly.. Kamu ngga apa-apa kan sekarang? Pasti ngga apa-apa" gumamnya. Dia memikirkan bagaimana sekarang dengan Melly.

Yang tidak melihat keberadaannya, tiba-tiba menghilang dan meninggalkan jejak dengan darah asli miliknya, Melly pasti benar-benar sangat khawatir dan takut.

"Aku salah, aku salah lagi. Bikin kamu khawatir, semua salah aku karena aku ngga hati-hati sama orang aneh"

"Semua ngga bisa diulang, ngga ada yang bisa dilakukan lagi. Aku akan mati disini, bersamanya.. Ya.."

"Apakah.. Aku akan baik-baik saja disini..?? Bersamanya?? Ahahaha.. Aku akan baik-baik saja mungkin, hanya saja aku akan selalu berdarah disetiap harinya.."

"Aku kuat, tubuhku kenal jadi aku lama mati. Kakak kelas yang ku kenal dingin dan diam, sekarang ku kenal dia seperti iblis yang kejam dan tak memiliki hati.. Iblis? Iblis memang tidak memiliki belas Kasihan.."

"Jika katakan jujur.. Aku pernah menyukainya, saat kelas sepuluh tapi aku udah ngga suka lagi saat aku jarang ngeliat dia dan lupa dia kaya apa.."

"Aku.. Sekarang terperangkap, aku datang dalam hidupnya yang berawal dari menginjak sepatu menjadi seperti ini.."

"Sangat gila.. Benar-benar gila"

"Siapa?"

Deg

"A.. Apa.." ucap Keisha pelan.

Dia bingung dengan kedatangan Marlon dengan sesuatu yang membuat Keisha takut, dia takutnya benda itu adalah benda-benda yang tajam didalamnya.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang