Harap membaca dengan bijak!
Happy reading~
"Ibu."
Panggil Sakura memandang sebuah makam yang ada di hadapannya, tempat peristirahatan terakhir sanga Ibu. Haruno Mebuki, nama itu yang tertulis di atas batu nisan yang ada di sana.
"Lusa aku akan menikah, bu." Ucap wanita bersurai merah muda itu lagi masih dengan senyum terukir di wajahnya. Sakura kemudian berbalik lalu menatik tangan Sasuke yang berdiri di belakangnya.
"Dengan Pria ini Ibu. Kenalkan dia Sasuke-kun, anak dari Tuan Uchiha Fugaku sahabat Ibu." Ujar Sakura.
Sasuke membungkukkan badannya sembilan puluh derajat pada pusara itu, "Terima kasih sudah melahirkan wanita hebat ini Nyonya Haruno. Saya berjanji tidak akan menyakitinya dan akan selalu menjaganya." Ujar Sasuke tersenyum menatap makam itu.
Sakura yang berdiri di samping Sasuke segera memeluk lengan laki-laki itu dengan erat kemudian beralih pada dua makam yang terlihat baru yang berada tepat di samping makam sang Ibu.
Makam Ayah Sakura dan Karin. "Ayah, Karin bagaimana kabar kalian? Maaf baru bisa berkunjung sekarang." Ucap Sakura berusaha menahan air matanya.
"Kakak akan menikah dengan Sasuke-kun besok lusa, Karin. Kakak janji akan bahagia bersamanya, sesuai kemauanmu." Sakura menggenggam erat tangan Sasuke, ia tak ingin menangis tapi air matanya itu keluar begitu saja.
"Terima kasih karena telah merawat dan memberi kasih sayangmu pada Sasuke-kun selama satu tahun sebagai tunangannya. Kakak tahu kau orang yang tulus." Ucap Sakura mendongak menatap wajah Sasuke yang juga membalas tatapannya.
Sakura kembali memandang makam Karin. "Terima kasih sudah terlahir menjadi adik manisku. Aku sangat menyayangimu. Jadilah gadis penurut di sisi Tuhan jika tidak menurut padanya kau tidak akan dilahirkan kembali menjadi adikku di kehidupan selanjutnya."
<•••>
Setelah mengunjungi makam Ayah, Ibu serta Karin. Sasuke dan juga Sakura berniat menjemput Sasori yang akan sampai di Jepang sekitar pukul satu siang nanti.
Dan disinilah pasangan calon suami istri itu berada. Menunggu Sasori di bagian kedatangan penumpang yang baru saja mendarat.
Sakura melambaikan tangannya ketika siluet seorang laki-laki bersurai merah itu. Lelaki itu membalas lambaian tangan Sakura.
"Sasori!" Sakura berlari dan segera berhambur memeluk sepupunya dengan erat, "Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu." Tanya Sakura setelah melepaskan pelukannya.
"Baik." Jawab Sasori, "Aku juga merindukanmu. Apa kabar mu?" Tanya Sasori tersenyum memperbaiki rambut pink Sakura yang sedikit berantakan karena memeluknya.
"Aku bahagia." Jawab Sakura tersenyum senang.
Sasoti ikut tersenyum lalu pandangannya bertemu dengan sosok laki-laki bersurai raven berdiri di belakang Sakura, tentu saja Uchiha Sasuke. Laki-laki yang akan menjadi suami dari adik sepupunya itu.
"Kalian tidak ingin saling menyapa?" Tanya Sakura memandang Sasuke dan Sasori secara bergantian yang sedari tadi hanya salinv menatap satu sama lain.
"Tidak perlu!" Kompak keduanya.
"Wow benar-benar sehati." Puji Sakura membuat dua orang itu mendengus kesal kemudian saling membuang muka.
"Bawakan koperku." Sasori mendorong kopernya ke arah Sasuke membuat kotak hitam itu menghantam kaki pria bermarga Uchiha itu.
"Ak! Sialan, aku bukan pembantumu!" Kesal Sasuke tapi Sasori segera menarik Sakura lalu merangkul wanita itu berjalan lebih dulu meninggalkan Sasuke.
"Tck, sebenarnya siapa calon suaminya disini." Kesal Sasuke memandang kesal dua orang yang berjalan di depan sambil saling merangkul itu.
<•••>
Setelah mengantar Sasori ke Apartemen Sakura, malamnya Sasuke dan juga Sakura kembali ke Apartemen Sasuke. Wanita Haruno itu sebenarnya ingin tetap tinggal di Apartemennya tetapi Sasuke memaksanya untuk tetap ikut dengan pria itu.
"Sakura." Sasuke memeluk tubuh Sakura dari belakang, mengecup pundak wanita itu yang hanya tertutupi dengan gaun tidur tipis.
"Hn?" Sakura hanya berdehem sambil mengoleskan pelembab bibir pada bibirnya yang beberapa hari ini kering dan terkelupas.
"Sasuke-kun, jika kau ingin sekarang, berarti tidak akan ada jatah pada malam pertama." Ucap Sakura yang mengerti keinginan Sasuke.
Sontak Sasuke membalikkan tubuh Sakura menjadi berhadapan dengannya, "Apa maksudmu?" Tanya Sasuke.
"Setelah menikah aku akan membatasi waktu kita berhubungan. Seminggu dua kali. Jadi, jika kau meminta malam ini maka di malam pertama kita, kau tidak mendapat jatah." Jelas Sakura.
"Apa? Sakura, itu tidak adil." Ujar Sasuke tidak terima, "Kau tidak bisa mengambil keputusan itu seorang diri! Kau juga harus meminta pendapatku. Aku tidak setuju." Tolak lelaki itu.
"Aku yang menjadi kepala keluarga dan aku yang memutuskan semuanya. Setiap hari dimana pun dan kapan pun kau tidak boleh menolak ketika aku mengajakmu bercinta." Kini giliran Sasuke yang memutuskan hal itu.
"Apa! Itu juga tidak adil untukku. Kau hanya mementingkan nafsumu tanpa memikirkan diriku." Bentak Sakura.
"Kau ingin aku menuntaskan nafsuku dengan jalang di luar sana huh!" Kesal Sasuke membuat satu pukulan berhasil melayang ke kepalanya.
"Tiga kali seminggu atau tidak sama sekali." Tawar Sakura sekaligus mengancam Sasuke.
Pria itu akhirnya menghela napas, ia tidak bisa menolak, "Baiklah."
"Jadi sekarang aku bisa kan meminta jatahku?" Tanya Sasuke pada Sakura dan yang wanita itu lakukan adalah mengangguk, dia tidak bisa menolak keinginan lelaki itu.
Dan disinilah mereka sekarang, saling berperang lidah di atas kasur Sasuke dengan tubuh keduanya yang sama-sama tak mengenakan busana alias telanjang bulat.
"Ahh pelan-pelan." Sakura meringis saat Sasuke menyedot nipplenya dengan kuat.
Sasuke tidak menggubris perkataan kekasih merah mudanya itu, Sasuke malah semakin menyesap nipple merah muda Sakura. Setelah puas dengan dua benda kenyal itu, Sasuke segera memposisikan kejantanannya masuk ke dalam liang milik Sakura.
"Akhh- Sasuke-kunh."
"Arghh sempithh." Ujar Sasuke sembari mengerang nikmat, "Aahh." Desah lelaki itu setelah kejantanannya masuk sepenuhnya ke dalam lubang Sakura.
Sasuke mulai memompa Sakura dari depan, tangan kekar lelaki itu mengusap perut rata Sakura. "Setelah ini, kau tak perlu minum pil sialan itu lagi agar malaikat kecil kita segera tumbuh di sini."
"Aku ingin anak pertama kita laki-laki, Mm, perempuan juga tidak masalah." Ujar Sakura memeluk erah leher Sasuke.
"Mau perempuan atau laki-laki itu sama saja, Sakura. Seorang perempuan juga bisa melindungi apa yang mereka cintai." Ucap Sasuke memaju mundurkan pinggulnya dengan pelan.
"Kau benar, Sasuke-kun."
"Kelak dia akan tumbuh menjadi sepertimu wanita arghh yang sangat tangguh." Ujar Sasuke diselingi erangan lelaki itu yang merasakan jika miliknya di jepit kuat oleh milik Sakura.
"Eumhh a-aku ingin keluar, ahh." Desah Sakura.
"Hn." Sasuke semakin mempercepat gerakan pinggulnya yang maju mundur.
"Ahhh ahhhh ahh."
"Aahhhh."Desah keduanya setelah merasakan puncak dari kegiatan panas mereka. Sasuke membawa tubuh Sakura ke dalam pelukannya kemudian mengecup sayang dahi lebar milik wanitanya semakin merapatkan tubuh telanjang satu sama lain.
"Tidurlah dan terima kasih." Ucap Sasuke.
Sakura tersenyum, "Aku juga."
<To Be Continue>
KAMU SEDANG MEMBACA
NO MORE DISTANCE [SASUSAKU] 2nd Season
Roman d'amour(21+ Content) 2nd Season of DISTANCE [SASUSAKU] Hubungan yang telah berakhir, akan kah bersatu kembali?