Rony tengah berada di sebuah tempat perbelanjaan, satu minggu lagi seseorang yang menjadi warna dan menumbuhkan nya akan bertambah satu tahun. Rasanya ia tengah berada di sebuah taman yang penuh dengan bunga dan kupu-kupu yang berterbangan.
Rony tengah mempertimbangkan apa yang seharusnya ia hadiahkan pada sang pujaan hati, bagaimana pun hadiah yang semestinya ia beri menjadi kesan tersendiri.
" Semua Nabila di rayakan " gumam Rony dengan senyuman yang tak luntur.
_____________Nabila tengah menatap Anggis dan Aldo yang tengah membuat sebuah kreasi makanan, entah dalam rangka apa.
" Do yang bener dong, itu motong nya jangan tebel-tebel. "
" Ish ini udah aestetik Gis ukurannya. Kalo lo ga mau yaudah sih buat gw aja "
Nabila terkekeh geli melihat pertengkaran kedua sahabatnya itu. Meskipun sering bertingkah bagi Nabila keduanya yang selalu memberi warna.
" Nab ko nangis sih " tanya Anggis sembari mendekat.
" Aku lagi ngerasa bersyukur bisa dipertemukan kalian berdua. Makasih ya udah mau jadi sahabat aku "
" Ahh jadi ikut sedih juga, jangan ngerasa sendirian ya Nab "
Keduanya saling memeluk hangat satu sama lain, menyisakan Aldo yang tengah menggerutu kesal karena di biarkan maish berkutik dengan memasak sendirian di momen haru.
" Parah sih gw gak di ajak "
" Lo sejak kapan kamu jadi sahabat aku do?" Tanya Nabila
Aldo membuka mulutnya lebar-lebar mendengar penuturan Nabila.
" Parah sih Gis, masa gw gak di anggap sahabat sih "
" Lo bukan circle kita sih Do sebenarnya "
Nabila tertawa lepas dengan Anggis, merasa senang menjahili laki-laki satu-satunya di circle mereka
__________" Oke, intinya gw mau yang berkonsep garden party ya Ul. Harus berkesan pokoknya, gw gak mau merayakan ulang tahun Nabila gak berkesan. "
" Gw pukul ya lo, iya iya gw ngerti tapi please lah gak perlu setiap lima menit sekali lu ngomong gitu. Sebucin itu Lo sama Nabila "
" Ya gimana ya Ul, masalahnya gw ngerasa Nabila itu sebuah cahaya Ul "
" Minimal jadian kata gw mah "
Rony tertohok mendengar ucapan Paul.
" Sebenarnya gini ul .. " ucap Rony sembari membisikkan sesuatu.
Paul hanya mengangguk mengerti.
" Oke gw harap lu gak ngecewain Nabila lagi ."
____________Peringatan hari kelahiran semestinya menjadi momen yang bahagia, tapi yang Nabila rasakan tak seperti apa yang ucapkan. Nabila malah di sapa kegaduhan.
" Gara-gara kamu Yusar meninggal. Kalo kamu gak ngotot buat ngajak liburan pasti dia sekarang masih di sini. Kenapa harus Yusar yang meninggal kenapa bukan anak perempuan mu itu "
" Kenapa kamu malah nyalahin Nabila ha? Seharusnya kamu berpikir kalo kamu gak angkat telepon dari perempuan lain gak mungkin keluarga kita sampe kaya gini keadaannya. Nabila juga anak kamu Mas. "
Pria dewasa itu tertawa sarkas.
" Anak saya? Kamu pikir saya bodoh? Anak itu kita adopsi Rahma. Anak yang tidak di kenali kalo kamu lupa "
" Mas ! Kita udah pernah obrolin soal ini. Kenapa malah di ungkit lagi. Bukannya kita setuju menganggap Nabila anak kandung kita "
" Kamu munafik Rahma. Kamu menyayangi Nabila karena ada bagian dari Yusar yang berada di tubuh Nabila. "
KAMU SEDANG MEMBACA
RONA
FantasyAku tak menyangka bisa jatuh hati. Di yakinkan dengan penuh tenang. Kau dapati ku penuh luka, sedang kau datangiku penuh warna. ~Nabila Anasera Kau selalu berharga, bukan aku yang memberimu warna tapi kita menjadi warna indah jika bersama bukan? ~R...