Chapter 8 - Wawancara

606 63 21
                                    

Phugun membuka matanya keesokan paginya. Dia merasakan wajahnya berada di dada orang lain.

"Kamu sudah bangun?" Wajahnya terangkat, dan senyum Cir menyapanya, rupanya dia tertidur di dada pemuda itu.

"Kamu tidur sangat lama, apa kamu memang terbiasa bangun siang?" Tanyanya karena dia sudah lama menunggu istrinya itu untuk bangun.

"Ah.." Phugun tersipu saat menyadari bahwa Cir menunggunya bangun hari ini.

"Karena kamu sudah bangun, bisakah kamu memindahkan tanganmu? itu bermain dengan milikku."

Phugun segera menatap tangannya dibawah selimut, dia menariknya dengan cepat saat merasakan benda besar dalam genggamannya.

"WAH!"

Dia bahkan tidak menyadari bahwa dia tidur dengan memegang itu.

"Tidakkah ini terlalu pagi untuk menggodaku?"

Wajah Phugun semakin merah saat Cir kembali menggodanya. Hal itu dimanfaatkan Cirrus dengan menarik rahangnya dan menjatuhkan ciuman manis dibibirnya.

"Morning Kiss." Bisiknya.

"Aku tidak menggoda Phi!"

"Sayangnya kita tidak punya banyak waktu jika ingin melakukannya lagi."

"Phi hanya bicara tanpa mau mendengarkan ku! Aku bilang aku tidak menggoda!"

Cirrus serius saat mengatakan menyenangkan menggoda Phugun karena reaksinya begitu lucu. Tanpa menjawabnya dia mengambil sesuatu dari laci sebelah tempat tidur mereka.

"Tangan."

"A-Apa?! Aku tidak menyentuh apapun!"

"Tidak bukan itu, berikan tangan kiri mu."

"Apa yang phi inginkan?"

Meskipun curiga, Phugun tetap memberikan tangan kirinya dengan gemetar. Tapi Cir langsung meraih tangannya dan memakaikan sesuatu di jarinya.

"!!"

"Ini..Cincin.." lirih Phugun.

"Mulai sekarang, kamu harus terus memakainya."

Cincinnya sangat pas di jariku, bagaimana dia bisa tahu ukuran cincin ku? Aku sendiri bahkan tidak tahu ukurannya..

Phugun terus memandang cincin dijari manisnya, cincin itu berwana silver dengan satu permata putih yang cukup besar ditengahnya. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang hanya dengan memandangnya.

Cirrus segera bangun setelah memakaikan cincin miliknya di jarinya sendiri, berjalan ke kamar mandi sambil bicara.

"Aku sudah menjadwalkan interview sore ini untukmu. Win akan menjemputmu saat waktunya tiba, dia akan membantumu."

"Ah! Aku melakukannya sendiri lagi?" Phugun bertanya sambil menunjuk dirinya.

"Aku tidak punya pilihan, hari ini jadwalku sangat penuh." Cirrus mengatakan itu dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.

AKU SENDIRIAN LAGI!!

Phugun mulai menggerutu tidak senang.

"Dia salah, Phi Win bahkan tidak membantuku.. Kenapa dia menyerahkan semuanya padaku?"

"Aku sangat gugup jika harus melakukan semuanya sendirian.."

"Oh aku tahu, kenapa dia memberikanku cincin ini.. ini seperti menyuap ku agar bekerja dengan baik, benarkan?"

Dia menatap kembali cincin di tangannya, ada sedikit rasa bahagia di dadanya, rasanya seseorang sedang menunjukan bahwa dia adalah miliknya. Tapi Phugun juga sadar bahwa itu adalah kontrak semata.

MARRY ME [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang