Keesokan harinya, setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran di gedung akademi, aku langsung pergi menuju Arena Duel. Sejujurnya, aku tidak tahu apakah cara ini dapat membangkitkan kekuatan Brian atau tidak. Tetapi... tidak ada salahnya mencoba.
"Hey, ayo bergegas! Pertarungan Raul Sang bangsawan busuk dengan Brian Sang Pemburu Monster akan dimulai di Arena."
"Kau benar, aku sudah tidak sabar melihat Brian menghajar wajah sombongnya itu sampai hancur!"
Aku mendengar percakapan murid-murid akademi. Sepertinya, mereka sangat ini melihatku kalah dari Brian. Well... Ini bukan seperti aku ingin di dukung oleh mereka atau semacamnya.
Sesampainya di dalam Arena, terlihat tempat penonton sudah dipenuhi oleh murid-murid di seluruh ajaran. Bahkan beberapa Instruktur ada yang datang kemari untuk menyaksikan duel ini.
Dari kejauhan, aku melihat Brian yang baru saja memasuki Arena bersama Ariel. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu. Tidak lama kemudian, Ariel memberikan sebuah senyuman yang mempesona kepada Brian yang dapat membuat pria mana pun iri padanya.
Sepertinya Ariel baru saja memberi Brian kata-kata penyemangat.
Setelah mengambil sebuah pedang kayu, aku berjalan ke tengah Arena Duel. Brian juga melakukan hal yang sama setelah tiba-tiba memeluk tubuh Ariel di hadapan banyaknya murid di arena.
Melihat pemandangan itu, sedikit membuat hatiku terasa panas. Setidaknya aku sudah terbiasa dengan hati Raul yang pencemburu.
"Aku akan mengalahkanmu dan membuatmu meminta maaf kepada Ariel, Raul!" kata Brian terlihat percaya diri.
Aku mengabaikan kata-katanya, Instruktur Torun terlihat menuju ke sini. Sepertinya, dia yang akan menjadi wasit untuk kali ini.
"Kedua Duelist sudah siap?" tanya Instruktur yang kini berada diantara Aku dan Brian.
"Aku siap!" kata Brian menjawab pertanyaan Instruktur.
Aku hanya mengangguk menandakan diriku telah siap untuk bertarung.
Kami tidak menunduk satu sama lain untuk memperlihatkan etika dalam berduel karena kami saling membenci satu sama lain.
"Mulai!"
Sesaat setelah Instruktur memulai pertandingan, sorak sorai para penonton yang hadir di Arena mulai terdengar. Sebagian besar murid mendukung Brian dalam pertarungan ini dan hanya sebagian kecil bangsawan yang mendukungku.
Pedang kayu Brian mulai bercahaya tanda ia sudah mengaktifkan sihir penguat Temper. Aku melakukan hal yang sama terhadap pedang kayuku.
Brian melesat ke arahku, dia melakukan kombinasi sihir Acceleration dengan Teknik Charging. Sebuah cara yang sama seperti yang digunakan oleh Senior komite disiplin untuk melawanku sebelumnya.
Brian muncul di hadapanku dengan cepat, dia kemudian melakukan sebuah tebasan diagonal yang dapat kutangkis dengan mudah. Tetapi, Brian tidak berhenti menyerang. Dia tiba-tiba melakukan serangan tusukan yang cepat mengarah ke dadaku.
Berkat pengetahuanku yang luas di game ini, aku dapat merespon serangan cepatnya itu dengan melompat ke arah belakang.
"Cih, kau bisa menghindari itu juga?" gumam Brian terlihat kesal.
Teknik yang dia gunakan tadi adalah Lunge Attack, sebuah serangan tusukan cepat kepada lawan yang harusnya hanya baru dapat dipelajari oleh murid akademi ini di tahun ajaran ketiga.
Apakah Brian berlatih secara rahasia dengan salah satu instruktur? Di dalam game, seharusnya Brian belum menguasai teknik itu saat ini.
Ini menjadi bukti nyata keberadaanku di tubuh Raul sedikit mengacaukan rute cerita yang ada di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...