BAB 29 : Duka

286 37 11
                                    

“Dan Akhirnya selalu ada batas untuk setiap perjalanan, selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai”——

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dan Akhirnya selalu ada batas untuk setiap perjalanan, selalu ada kata selesai untuk sesuatu yang dimulai”——

•••

JANGAN LUPA VOTE DAN PENUHI PART INI DENGAN KOMENTAR KALIAN💔

🌺🌺🌺

Suara ambulans menggema di seluruh penjuru jalanan yang terlihat sepi. Di belakangnya terdapat dua motor yang mengikutinya dari lokasi kejadian.

Kini Aksa sudah berada didalam langsung diatasi oleh Dokter. Dari lorong rumah sakit Anna dan yang lainnya berlarian menuju ruangan Aksa.

"Rel, gimana Aksa? Dia baik baik aja kan?" Tanya Anna dengan mata yang sudah sembab dan air mata yang tidak berhenti mengalir.

Karel diam memerhatikan wajah Anna yang sangat lusuh dan menyedihkan." Masih di tanganin dokter."

Sedari tadi tidak ada yang bisa diam, mereka semua gelisah dengan pikiran yang berkecamuk apalagi ketika mendengar cerita dari Karel bahwa Aksa tertabrak mobil Tronton.

Afkar dan Dikta sudah duduk lesu dilantai sambil terus berdo'a. Althar duduk di kursi tunggu dengan infusan yang masih tertancap ditangannya sambil menatap sendu kearah pintu ruangan pemeriksaan Aksa. Sedangkan Anna tidak berhenti menangis di pelukan Ressa. Dan Aurin sedari tadi hanya diam dengan air mata yang juga keluar ketika melihat Anna menangis.

Beberapa menit kemudian Pria paruh baya dengan jas putih bersama dua suster dibelakangnya keluar dari ruangan itu. Semuanya langsung berdiri menghampiri Sangat Dokter.

"Gimana Dok kondisi sahabat saya?" Tanya Althar dengan suara yang bergetar.

Dokter itu menghela nafas pelan lalu memejamkan matanya sebentar, ia kembali menatap orang-orang yang ada di sana." Maaf kami——"

"Saya ingin mendengarkan kondisi sahabat saya!! Bukan permintaan maaf dari anda!!" Sela Afkar dengan tangan yang sudah terkepal, ia tidak terima jika sahabatnya harus pergi. Tidak! Aksa pasti baik baik saja.

"Kar, sabar." Karel mencoba memberikan ketenangan untuk Afkar. Ia hanya diam sambil menghela nafas panjang.

"Dok, katakan apa yang terjadi kepada pacar saya? Jika harus dioperasi cepat lakukan sekarang, Jika butuh pendonor darah atau apapun itu saya siap jadi pendonornya, tolong beri yang terbaik untuk pacar saya, saya———"

"Pasien bernama Aksara Candariksa sudah meninggal ditempat."

Deg

Tubuh Anna seketika melemas, Dunianya hancur, masih banyak list yang ingin ia lakukan bersama Aksa. ia menatap Dokter didepannya dengan air mata yang sudah berderai. Anna mendekat lalu mencengkram erat kerah jas dokter itu.

ALTHAREL [SELESAI ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang