Pagi ini Jamal terbangun dengan tidak rela dari tempat tidurnya, ia mengantuk parah sebab tubuhnya pegal-pegal seperti habis dipukuli. Dengan mata sembab ia berjalan sedikit menanjak dari gerbang sekolah menuju kelasnya, dengan panas mentari pagi ini yang menyorotmembuat Jamal sedikit bersemangat karenanya, namun saat ia merasa seseorang tanpa sengaja menabrak bahunya ia malah tanpa sengaja melihat gadis berambut panjang dengan gelombang bernama Soya Annelis itu tengah berjalan kearah yang sama dengannya, wajahnya masih pucat sama seperti semalam, langkahnya begitu kecil sampai ia hendak datang mendekati namun digagalkan oleh temannya yang tiba-tiba saja datang merangkul.
"Ngeliatin apa lo?" tanya temannya itu sambil menatap tempat yang sejak tadi Jamal tatap.
"Ganggu lo pada?" ucapnya malas sambil berlalu begitu saja meninggalkan temannya.
Jamal mempercepat langkahnya mencari keberadaan Soya yang hilang begitu saja dari pandangannya. Sementara teman-temannya mengejar sekuat tenaga untuk menyamai langkah Jamal yang begitu lebar.
"Cewek mana lagi yang lo incer, Mal."
"Tau! Nggak abis-abis cewek lo, sekali-sekali bagi nih ke kita!"
"Bukan urusan lo berdua!"
Ia benar-benar kehilangan jejak Soya Annelis, bagaimana bisa gadis itu membuatnya begitu penasaran seperti ini, bagaimana bisa Soya gadis yang bahkan tidak pernah terlihat dimatanya mendadak menjadi sangat menarik seperti ini. Bahkan saat ditengah jam pelajaran seperti ini Jamal memilih untuk menyingkir dari kelas demi menghisap sebatang rokok dan menenangkan pikirannya yang carut marut. Ia butuh ini untuk melupakan Soya yang terus berputar dikepalanya.
Gudang belakang tak berpenghuni mungkin akan menjadi tempat paling ia dan teman-temannya sukai sebagai tempat merokok paling aman yang sekolah ini miliki, skala ketahuannya hanya 0,5% saja, itu artinya ia dan teman-temannya memang jarang ketahuan kalau merokok disini.
Sebatang rokok menyala. Satu hisapan pertama membuat Jamal tenang membuatnya ingin berkali-kali lagi menghisapnya, sampai ketenangannya terganggu dengan suara dobrakan didalam ruangan, namun kali ini Jamal acuh ia memilih kembali menghisap batang penuh nikotinnya, sampai suara desahan terdengar ditelingan cukup pelan namun juga nyata ditelinganya.
"Ahhhh hahhhh eunghhh."
KELANJUTANNYA ADA DI TRAKTEER YA
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanfictionORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children