Chapter 49

2.6K 288 44
                                    

Akhirnya setelah dua minggu penantian, Boboiboy akhirnya dapat menikmati nasi bungkus rendangnya.

Tapi karena up dua chapter, kita tidak jadi menunggu selama itu. . ᕦ⁠(⁠ò⁠_⁠ó⁠ˇ⁠)⁠ᕤ

Boy benar-benar puas telah memakannya hingga habis. Bahkan Blaze dan Taufan yang memakannya juga ketagihan.

"Beli lagi besok." kata Blaze, menyarankan.

"Gak, nanti malam aja beli lagi!" semangat Taufan.

"Malam tutup, Fan."

"Yah. . . ." seketika Taufan sedih.

"Yaudah besok!!" kata Taufan kembali semangat.

Sepertinya Taufan masih mengalami sedikit perubahan suasana hati dari rutnya. . .

"Wuah. . benar-benar nagih dah. . ." gumam Taufan sembari mendekati Boboiboy.

tap. . .

Taufan merangkul Boboiboy, lalu berbisik.

"Kakak mau ngomong, boleh minta waktunya?"

Boboiboy yang dibisik merasa geli, belum lagi boy gak bisa keluar dari rangkulan Taufan.

'Ada apa lagi ini. . ?' heran Boboiboy seraya menjauhkan kepala Taufan darinya.

"Mulutmu bau. Jauh-jauh."

Jleb. . .

"PFTT–"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kini, mereka bertiga ada di ruang tamu.

Dan Taufan sudah menggosok giginya hingga wangi dan kinclong.

'Haih. . . kenapa lagi lah ini?' belum ada apa-apa, Boy sudah malas melayan mereka.

"Tadi adik di belakang rumah beneran cuma lihat rumah?" tanya Taufan.

Kan kan. Ini lah. Makanya Boboiboy malas.

"Iya."

Tak bisa kah mereka membiarkan Boboiboy begitu saja?

"Gak kabur?" tanya Taufan lagi.

"Napa bilang aku kabur terus sih?!"

"Loh, aku gak bilang kamu kabur loh." Taufan mengangkat kedua tangannya rendah.

"Hanya bertanya." kata Taufan dengan senyum.

Di sebelah Taufan, Blaze, jadi berpikir.

'Ya juga, kenapa Boboiboy keluar ke belakang rumah?

Hanya dengan alasan melihat rumah itu agak. . . .' ಠಿ⁠_⁠ಠ

Tiba-tiba Boy berdiri dari duduknya dan menjauh.

"Mau ke mana?"

"Kamar."

"Kamar siapa?"

". . . . . . . . Lupa namanya tapi kamar dia." kata Boy menunjuk Blaze.

Dan Syufff~

Boboiboy pergi begitu saja.

". . . . . . . . . ."

'Bisa-bisanya dia lupa namaku. .' Blaze menatap Boboiboy tak percaya seraya Boy pergi ke kamarnya. ಠ⁠‿⁠ಠ

"Pfft–"

"Taufan."

"Hahaha! Iya iya, aku gak bakal ketawa. Heh. . he. ." kekeh Taufan diakhir.

Blaze menghela napasnya gusar.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang