Her Aice. (ft. Anton)

15 1 0
                                    

𝘐 𝘯𝘦𝘷𝘦𝘳 𝘧𝘰𝘳𝘨e𝘵 𝘧𝘰𝘳 𝘶𝘳 𝘪𝘥𝘦𝘢 𝘯𝘢𝘺. 𝘛𝘩𝘢𝘯𝘬𝘴 𝘧𝘰𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘢𝘪𝘤𝘦 𝘤𝘳𝘦𝘢𝘮. -𝘺𝘰𝘶.

𝘏𝘦'𝘴 𝘈𝘯𝘵𝘰𝘯 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘙𝘪𝘻𝘦𝘦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝘏𝘦'𝘴 𝘈𝘯𝘵𝘰𝘯 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘙𝘪𝘻𝘦𝘦.

Happy Reading<3

***Matahari berjalan dengan cepat berada di atas kita semua. Teriknya menyilaukan, panasnya membuatku terharu berkali-kali. Bukan sesekali aku melihat orang-orang mengipasi wajah mereka dengan buku kecil atau bahkan buku paket yang besar itu. Apa mereka tak punya kipas biasa? Entahlah, aku tak tahu dan tak perlu tahu. Yang jelas aku juga butuh kipas.

Aku mengajakmu yang tengah berdiri di depan itu mampir ke warung sebentar. Padahal ini sudah jam tiga, mengapa panas itu belum juga turun? Sudahlah, aku ingin memakan es krim vanilla secepatnya.

Kamu menoleh padaku yang memanggilmu berkali-kali dengan panggilan "pacar Anton". Iya, pacar halu mu itu. Pria lugu dengan tampang paling imut di dunia. Sikapnya itu bahkan membuatmu kehilangan tipe ideal. Tetapi ya setidaknya kamu menjadi sedikit lebih lembut dan baik jika aku memanggilmu seperti itu.

"Apa nay?" begitulah suaramu menjawab diriku.

Dengan antusias dan mata yang berbinar-binar. "Beli es krim aice yok! Tinggal ke pinggir juga aelah."

Kamu menyinyir dan tetap mengikuti langkahku. Kamu terdengar sedikit mengeluh juga soal cuaca hari ini, di belakangku. Intinya, kau lumayan banyak bicara.

"Ngerasa gak si makin lama panas makin jadi ae. Apa jangan-jangan panas suka sama aku ya? Soalnya ngikutin aku mulu tiap hari. Curiga bangett. Tapi kan aku maunya sama Anton! Malesin banget. Eh btw kamu-"

Dug, kamu menabrak seseorang. Aduh sampai terjatuh juga ternyata.

"Adaw," responmu.

Tubuhku terkunci dan mulutku bergetar, menahan tawa. Kamu terduduk di atas aspal abu bercorak hitam yang pasti tak jauh dari warung.

Sebenarnya ini normal-normal saja karena wajar saja kau terjatuh saat kepala kosongmu itu dipenuhi oleh pikiran cuaca. Hanya saja, KENAPA? Kenapa kau terus menutupi wajahmu. Padahal biasanya kau akan melontar beribu-ribu kata, tapi apa-apaan ini?

Pria tadi terlihat masih was-was dan jadi kebingungan bagaimana membantumu. Dia berkata, "kamu gapapa?"

Matanya masih mengawasi keadaanmu dengan penuh perasaan, berbeda denganku yang penuh ejek. Hehe.

Pria itu ikut jongkok mencoba membantumu berdiri atau sekedar mengecek kondisi dirimu, tampaknya.

Bagaimana tidak? Kamu masih saja menyembunyikan wajahmu dari pria itu. Tentu saja pria itu semakin kebingungan dengan dirimu.

Aku ikut berjongkok, habisnya kau lama sekali. Diam mematung, membisu, padahal itu hanya terjatuh biasa. Banyak orang yang berlalu lalang melihat kita bertiga, meski hanya untuk sesaat. Tetap saja, aku kasihan pada pria itu.

"Aduh maaf ya, temen gue emang gini. Lemot dan ya begitulah."

Dia menoleh ke arahku, tersenyum manis dan menjawab. "Gak apa-apa."

Apa apaan? Memang ada pria semanis ini di sekolah yang buriq ini? Tunggu, sejak kapan? Siapa dia? Suaranya sangat pelan dan lembut. Lucu sekali. Meski bukan tipeku si, hanya saja dia memang sangat manis.

"BBjir bjir mirip Anton riize euy. " Bisikku sambil mengangkat paksa punggungmu.

Kamu setuju dan berdiri. Melihatmu yang salah tingkah saat berdiri membuatku tersadar. KAMU MENYUKAINYA. Aih, sialan. Kenapa kamu harus jatuh cinta pandangan pertama di cuaca yang panas ini?

Aku mendelik, menatap tajam ke arahmu.

Bibirku terjatuh, malas sekali. Kamu bahkan menyubitku. Tanda-tanda seperti ini sangat kubenci. Aku ingin cepat-cepat memakan mochi Aice, tau?

Pria tadi masih setia berdiri di sampingmu. Menatap lemah ke arahmu.

"Maaf ya."

Apa itu suaranya?

"HAH?"

Itu suara milikku, jawaban milikku.

Kamu menyubit lagi. Aku menepis, tersenyum untuk pria manis.

Semakin dilihat-lihat, dia sepertinya memang kembaran Anton. Suara pelannya yang khas juga pria itu miliki.

Pria manis itu menggaruk kepalanya, sambil malu-malu ia menaikkan volume suaranya. "Maaf!" ucapnya.

Kamu merespon dengan menggeleng tak tentu arah, mirip keponakanku yang tantrum.

Aku mendengus melihatmu. "Ei, temen gue suka sama lo tuh," lontarku cepat.

Kamu membalik dengan cepat. Lagi-lagi mencubit paha belakangku dengan keras.

"Aduh, aw, aw. Tuh, liat. Orangnya lagi salting gak ketulungan," jelasku sambil tertawa, mengawas wajah dengan tajam.

Pria itu tersenyum malu-malu. Ku lihat dirimu semakin menunduk, meski aku masih dapat menangkap sorotan ingin membunuhku di kedua matamu. Haha, aku suka situasi ini.

Aku baru teringat, aku tak tahu namanya. Karena aku tahu bertanya hanya akan membuat waktu lebih berjalan lama. Aku memutuskan menangkap pin namanya. Nathan. Oh, namanya Nathan. Keren juga?

Aku menepuk sisi lengan Nathan. Dengan garis bibir yang ramah, aku berujar, "kenalin, gua Nayya, pacar Ricky Kejora. Nah, dia Bianca. Semoga lo belum punya cewek!"

Aku mendorong dirimu kecil-kecil. Kamu marah dan berusaha tak menatap Nathan lagi. Lucunya, keduanya tampak salah tingkah. Haruskah aku kayang? Yang benar saja? Ini sangat lucu!

Nathan ikut tersipu mendengar kalimat-kalimat tiba-tibaku tadi. Matanya celingak-celinguk mencari perhatian yang lain. Kelima jemari tangan kanannya menggaruk rambut hitamnya yang seharusnya tak gatal. Bibirnya tentu saja tertarik-tipis sih-, kelihatannya dia menyukaimu juga?

Sementara dirimu, jangan tanya lagi. Wajahmu lebih mirip kepiting rebus. Tubuhmu bergoyang-goyang kecil. Tanganmu sendiri saling meremas satu sama lain. Senyummu tak tetap, kadang tertarik kadang tidak.

Aku sih ikut tersipu, lucu sekali kalian berdua. Baiklah, biarkan hatiku mengiri besok saja.

Aku menengok ke arahmu.

Aku menengok ke arah Anton.

Sekali lagi.

Sekali lagi.

Ckckck, sama saja.

Aku jadi teringat ice cream aice-ku.

Aku menghirup nafas panjang-panjang. "Gini ya ladies and gentleman."

Oh, kalian berdua langsung menoleh ke arahku.

Aku tersenyum bangga. "Mendingan kalian siap-siap ke kua si. Inget belum mahram. Daripada itu, gue cabut dulu ya beli es krim!" ujarku untuk terakhir kali lalu berlari meninggalkan mereka.

"NAYYAAAAAAA!!!!"

"Hehehe. Maapin."***
















📩 𝐡𝐞𝐡𝐞. 𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐚𝐣𝐞. 𝐍𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐮 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝟐 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐟𝐫𝐞𝐬𝐡 𝐝𝐞𝐡, 𝐈𝐧𝐬𝐲𝐚𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡. 𝐀𝐧𝐝 𝐥𝐚𝐬𝐭, 𝐭𝐡𝐚𝐧𝐤 𝐲𝐨𝐮 𝐚𝐥𝐥 <𝟑

Notafica's Draft (fanfic ver) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang