Jungkook mendobrak pintu masuk rumahnya yang sebagian telah hangus oleh api. Dia mencari ke sekitarnya, bahkan sudah tidak dikenali lagi ruangan apa yang dia masuki karna yang dia lihat hanya kobaran api di mana-mana."Iseul, Somi...!!" Dia berteriak memanggil nama mereka. Sedikit terkejut saat beberapa puing bangunan hampir jatuh menimpanya. Percikan api menodai lantai di bawahnya.
Jungkook menaiki tangga yang tepiannnya sudah hancur. Dia membuka pintu kamar Somi dan di dalamnya sudah begitu hangus hanya di penuhi oleh api bahkan tidak terlihat sedikitpun interior rumah.
"Iseul, Somi!" Teriak Jungkook sekali lagi untuk memastikan bahwa mereka tidak ada di kamar yang penuh kobaran api itu.
Tidak ada sahutan sehingga Jungkook berlari menuju ke kamar yang lain, kamar Iseul tapi ketika dia berusaha untuk masuk ke sana jalan sudah diblokir karna puing bangunan jatuh menimpa koridor lantai atas.
Dan Jungkook pergi menuju ke kamarnya, dia melihat pintu kamarnya yang sudah hancur. Dia masuk ke dalam ruangan dan melihat api sebagian besar sudah melahap interior rumahnya.
"Iseul, Somi!!!" Jungkook berteriak keras dari ambang pintu, dia tidak bisa masuk lebih dalam karna puing-puing bangunan di atasnya akan segera jatuh.
"Appa! Kami di sini!!" Teriak Iseul dia membuka pintu tempat kamar mandi dan menemukan ayahnya sudah berada di ambang pintu.
Jungkook sangat bingung memikirkan caranya harus menghampiri putranya yang bersembunyi di kamar mandi karna percikan api semakin melahap bagian atap kamarnya.
Tapi jika dia tidak segera bertindak bangunan itu akan rubuh seketika. Maka dari itu dia berlari tanpa menghiraukan leher atau bahkan bahunya yang terkena sengatan api.
"Di mana adik-adikmu?" Tanyanya saat dia berhasil menghampiri Iseul.
"Mereka ada di bathtub" Iseul menunjuk ke bagian dalam kamar mandi.
Somi terbaring di sana setelah kehilangan kesadaran dengan masih memeluk erat Taeguk di sisinya.
"Bawa Taeguk bersamamu" Kata Jungkook menyerahkan bayi mungil itu ke dalam pelukan kakak tertuanya.
Sementara itu Jungkook menggendong Somi dan mereka berlari menerjang api sesegera mungkin. Iseul yang membawa Taeguk berlari lebih dulu di depan sementara Jungkook menggendong Somi di belakang punggungnya.
.
.
.
Rumah mereka hangus terbakar, sehingga seluruh bukti yang ada juga ikut lenyap. Haruskah itu dikatakan senang atau sedih?
Setelah petugas pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api ditemukan beberapa mayat yang hangus. Yakni di halaman belakang rumah dan dalam sebuah gudang.
Mereka tidak tahu mayat siapa itu karna kondisinya begitu hangus jadi tak dapat diidentifikasi. Putri mereka, Somi masih belum siuman dan Iseul semenjak tadi tak sedikitpun ingin berbicara sampai mengetahui keadaan Somi maupun Taeguk.
Dokter baru saja keluar dari ruang rawat mereka berdua.
"Putri anda sudah siuman tetapi adiknya yang balita masih kami pantau dengan selang oksigen dan infus. Ada terlalu banyak asap yang dia hirup, tubuhnya bahkan mengalami dehidrasi ringan karna terus menangis sebelumnya. Kulitnya yang masih sensitif belum bisa pulih dengan cepat, warnanya masih kemerahan akibat uap panas. Dia mungkin butuh dirawat dalam kurun waktu seminggu untuk kembali menormalkan kondisi tubuhnya" Ujar Dokter pada Jungkook dan Taehyung maupun Iseul ikut mendengarkan.
Seketika Taehyung merasa lemas sekaligus lega karna anaknya baik-baik saja.
"Dokter, terima kasih banyak" Taehyung masih tetap membungkuk hormat meski sedikit kesusahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho ✓ (ʙʟ)
FanfictionTaehyung membenci suaminya yang psikopat. Jk Top! Tae Bottom! [Kookv]