03. Kanandra

45 25 0
                                    

Bell pulang sekolah sudah berbunyi. Wajah-wajah segar perlahan terlihat, menyambut waktu yang paling di tunggu-tunggu. Seluruh siswa mulai antusias membereskan barang-barangnya lalu segera pulang.

"Pulang sama siapa, Rin? Gue bawa mobil, lo mau ikut?" tanya Vany

Karina menganggukan kepalanya "Di jemput sama supir gue. Gak usah, Vany. Btw ke parkirannya bareng ya gue mau minta maaf dulu sama Rakha"

"Kenapa harus lo yang minta maaf, Rin? Yang salah kan dia bukan lo"

"Gpp, udah yuk kita ke parkiran" ajaknya.

" Yaudah yuk"

Setelahnya mereka pun berjalan bedampingan menuju parkiran. Tidak ada obrolan yang keluar dari bibir mereka berdua, hanya ada keheningan.

Vany yang sibuk mencari mobilnya, tidak sengaja matanya melihat Rakha jalan berdampingan dengan Stella kearah parkiran.

"Eh itu bukannya Rakha sama Stella" tanyanya

Karina yang sedang menundukkan kepalanya lalu mengangkat kepalanya dan mengedarkan pandangannya mencari sosok Rakha. Dan benar saja disana ada Rakha yang sedang memakaikan helm kepada Stella dengan senyum dan perilaku yang cukup manis.

Karina yang melihatnya pun iri, hampir satu tahun ia menjalani hubungan dengan Rakha tapi ia tidak pernah diantar jemput oleh Rakha.

Karina hanya menghela napas panjang. Untuk menetralkan rasa sesak yang tiba-tiba menghantam dadanya setelah melihat Rakha dan Stella.

Setelahnya, gadis itu hanya menatap nanar pada kearah motor Rakha yang melaju pergi.

"Lo gpp, Rin?"

"Gpp udah biasa, yaudah gue ke gerbang sekolah dulu ya takutnya pak Agus udah nunggu disana"

Setelahnya Karina langsung melambaikan tangannya kepada Vany, dengan segera Karina berlari dari sana. Melangkah sedikit terburu-buru ke arah gerbang sekolah.

Vany menatap kepergian sahabatnya itu. Dia malah jadi memikirkan nasib sahabatnya. Harusnya Karina tidak memiliki hubungan toxic seperti ini.

                                         ***

Sudah sekitar sepuluh menit yang lalu, Karina berdiri sambil menatap gelisah kearah jalanan. Sedari tadi, jemputannya belum juga datang dan juga tidak ada taxi yang singgah didepannya. Ia sudah berkali-kali menelpon pak agus dan akhirnya kali ini pak Agus mengirimkannya pesan.

                            Pak Agus

"Neng Karina. Sebelumnya bapak minta maaf, kalo bapak gak bisa jemput. Soalnya anak bapak sakit dan lagi butuh bapak, sekali lagi bapak minta maaf."

"Gpp pak aku bisa pulang naik taxi, semoga anak bapak cepat sembuh ya pak."

"baik neng, terimakasih"

Terlalu fokus dengan ponselnya sampai ia tidak menyadari ada seseorang yang sedang menatapnya semabari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lo mau sampai kapan disitu?" tanya seorang cowok yang berpakaian seragam putih abu-abu.

"Mahen!! Ishh gue kira siapa, ngagetin aja" ujar Karina kesal.

"Sorry buat lo kaget" Mahen tertawa melihat raut kesal Karina. "Ayo sebagai permintaan maaf dari gue, gue anterin lo pulang kerumah"

Karina berfikir sejenak, apakah ia terima aja tawaran dari Mahen. Tapi ia takut kalau nanti Rakha tahu, pasti ia akan marah besar.

"Kenapa? Lo takut sama Rakha? Gpp itu biar gue yang ngomong sama Rakha."

"Boleh deh, lagian dari tadi juga gak ada taxi lewat"

"Naik" titah Mahen.

Tanpa aba-aba lagi, Karina langsung naik keatas motor sport hitam milik Mahen.

"Pegangan, gue gak mau tanggung jawab kalo lo jatuh"

Setelahnya motor tersebut melaju membelah jalanan kota yang cukup padat, Tidak ada obrolan yang keluar dari bibir keduanya.

Sementara itu, seseorang yang berada tidak jauh dari mereka. Melihat kearah kepergian motor Mahen yang membonceng Karina. Karina sudah berani dekat-dekat dengan lelaki lain, bahkan temannya sendiri.

Sepulang dari rumah Stella, Rakha ingin menjemput kekasihnya itu. Namun ia malah melihat kekasihnya dibonceng dengan lelaki lain, yang tak lain adalah temannya sendiri.

Rahang itu mengeras saat melihat si perempuan mengalungkan tangannya pada pinggang Mahen. Rakha mengeratkan genggamannya pada stang motor.

"Brengsek"

Sebenarnya mereka sudah sedekat apa?

Motor Mahen sekarang telah memasuki kawasan kompleks rumahnya dan berhenti tepat didepan rumah besar Karina yang berwarna putih.

"Udah sampe, Rin"

Karina turun dari motor Mahen, lalu menatap wajah Mahen "Kok lo bisa tau rumah gue si, Hen"

"Lo lupa ya sebelumnya gue pernah nganterin lo pulang dari party birthday nya Vany"

Karina mengingat-ingat kembali kejadian yang lalu. Dan ya memang benar, Mahen lah yang mengantarkan Karina pulang. Karena Rakha lebih memilih mengantarkan Stella daripada Karina.

"Oh Iya-iya gue baru inget. Masuk dulu, Hen. Lo pasti capek kan" tawa Karina.

"Makasih, Rin. Tapi gue harus buru-buru balik, mamah gue udah nungguin di rumah"

"Oke makaih juga, Hen. Hati-hati ya jangan ngebut bawa motor"

Setelah memastikan Mahen benar-benar pergi dari depan rumahnya. Karina pun membalikkan badannya untuk membuka pagar lalu menutupnya kembali, tepat saat Karina membalikan badannya, ia kaget melihat ada seseorang yang berdiri tepat didepannya.

"AAaaaAAa" teriak Karina




Hayooo siapa itu?

Ada yang bisa tebak kah? Kalo ada komen ya

Aku ingatkan lagi untuk jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya

Terimakasih








Kanandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang