6. Neklace

1K 105 9
                                    

Hari itu adalah hari terakhir Hinata melihat Kakashi. Pria bersurai perak dengan aura yang sangat mengintimidasi itu tidak pernah muncul kembali. Beberapa hari setelah kejadian itu, jelas Hinata dibuat ketakutan, takut jika pria itu akan muncul dan kembali melakukan hal mengerikan itu lagi. Hinata selalu berhati-hati saat berada disekitar bangunan itu, seingatnya Kakashi mengatakan ia tinggal di apartemen yang sama namun di lantai berbeda. Jadi akan ada kemungkinan besar untuk bertemu dengan Kakashi. Namun setelah 1 minggu berlalu, Hinata tidak lagi waspada. Ia mulai beradaptasi dengan tempat tinggal baru dan lingkungan sekitarnya.

Meskipun begitu, ia bertanya-tanya, kapan Kakashi akan kembali lagi? Hinata berpikir apa yang akan terjadi jika pria itu kembali? Hinata benar-benar berharap Kakashi tidak kembali karena sudah muak dengan Hinata. Jadi ia tidak perlu bersusah payah melawan pria itu. Melawan Kakashi? Ide itu bahkan tidak terdengar masuk akal.

Drrtttt...

"Hai Hinata, tadi aku kerumahmu. Kata Hanabi kau pergi dengan calon suami mu? Jadi kau sudah berhasil mendapatkan Naruto? Ahahhaha. "

Hinata menepuk jidatnya setelah membaca pesan dari Sakura, ia lupa mengingatkan Hanabi untuk menutup mulutnya. Jika itu Naruto, Hinata tidak akan keberatan untuk memberitahu semua orang, tapi ini Kakashi? Hinata bahkan tidak mengenal Kakashi sebelumnya. Tapi seingat Hinata, Sakura terkenal baik dan tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Lagipula Hinata tidak akan bisa menyimpan ini sendirian, ia butuh teman untuk berbagi cerita dan juga untuk meminta saran.

"Hai Sakura, maaf aku tidak mengabarimu sebelumnya. Calon suami? Astaga Hanabi memang suka berlebihan. Hm.. Sebenarnya dia hanya pelanggan tempat ku bekerja dulu, tapi sekarang dia memaksa ku untuk mengikuti semua keinginannya."

"Astaga!! Jadi kau diculik? Siapa dia? Kau sudah lapor polisi?" Hanya sepersekian detik, pesan itu telah dibalas oleh Sakura, Hinata tahu Sakura adalah jenis teman yang selalu mengkhawatirkan temannya.

Akhirnya Hinata menceritakan secara singkat tentang Kakashi, tentu saja tidak menceritakan bagian bejatnya pria itu yang berulang kali mengatakan akan meniduri Hinata. Sakura memperingati Hinata untuk berhati-hati, ia bahkan akan menawarkan kemampuannya dalam karate untuk mengalahkan pria aneh tersebut.

Hinata terkikik membaca pesan dari Sakura. Ia bahkan melupakan bahwa ia sedang berada di kantor tempatnya bekerja sehingga suara cikikannya mengundang lirikan dari seniornya.

"M..maaf." Hinata membungkuk meminta maaf lalu kembali meneruskan pekerjaannya di komputer. Yups, Hinata telah menemukan pekerjaan disebuah perusahaan yang terkenal dan tidak jauh dari apartemennya. Entah mengapa rasanya mudah sekali untuk mendapatkan pekerjaan ini.

Hinata pulang setelah jam kantor berakhir. Ia hanya perlu berjalan kaki sekitar 20 menit untuk mencapai apartemen nya. Hinata tidak mau berlama-lama berada di luar kamar, tentu saja karena ia merasa tidak mampu untuk berada di lingkungan tersebut. Tidak butuh kacamata tambahan untuk mengetahui bagaimana penampilan si kaya dengan si miskin bukan?

Hinata segera memasuki lift, ia memperhatikan pantulan bayangannya di dinding. Sepertinya bulan depan ia akan menggunakan gajinya untuk membeli beberapa barang fashion.

Begitu tiba di apartemen, ia duduk di sofa menghadap ke kaca raksasa favorit nya. Ia memperhatikan megahnya bangunan bangunan megah disana, ia juga dapat melihat kantor tempat ia bekerja. Senyum Hinata merekah, ia teringat pada adiknya. Jika Kakashi tidak kembali, ia akan mengajak adiknya untuk menginap disini. Ia juga akan mengajak orangtuanya, lagipula ada 2 kamar disini. Mereka pasti akan menyukai tempat ini.

Hinata mengakhiri khayalannya, ia segera bergegas ke kamar mandi membersihkan diri. Beberapa hari ini rasanya dunia seolah berada di pihak nya, ia bahkan tidak perlu bersusah payah memikirkan tentang uang dan tempat tinggal. Beberapa teman kantor nya bahkan terkejut ketika mengetahui Hinata tinggal di gedung apartemen mewah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Mengingat hal hal seperti itu membuatnya mulai bersenandung.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang