I SWEAR, I'm in LOVE !
Namaku Ninis Aluna. Cukup panggil ninis saja. Hal ini aku tegaskan karena banyak orang memanggiku Susan. Ya susan ! Bukan tanpa alasan, itu karena suaraku yg kekanakan dan pipi tembam dg lesung di sebelah kanan di bawah bibirku, mata seperti bulan sabit, serta rambut hitam bergelombang , membuat teman2 menyapaku demikian. Tepat, boneka susan maksudku. kalian ingat? Tubuh mungilku memang jelas berbeda dg kedua temanku ini. Salah satunya, Mita, ia gadis paling populer seantero sekolah. tubuhnya tinggi semampai ala gitar spanyol, jelas saja pantas jika mita menjadi model sebuah majalah dan queen of catwalk hampir 2 tahun ini. satu lagi, anna, wajahnya blasteran indo jerman. tubuhnya sedikit berisi tapi popularitasnya berada di nomor 2 setelah mita. sedangkan aku??? aaaaaaah menyandang predikat si susan sudah cukup untuk menggambarkan seperti apa diriku. untuk itu, aku memilih menjadi penyiar radio sbg profesi sambilanku.
"Nis, main yuk. mumpung gue lagi break weekend ini. ayolah.." pinta mita sambil merangkulku.
"nggak." sahutku datar.
"ahh ayo dong nis. udah lama kan kita ga hang out bareng." katanya lagi.
"iya nis, gue juga ga ada jadwal balet ko. gimana kalo kita nonton film? nggak nggak.. kita nonton konser. kalo ga karokean. atau kita..."
"engga, na. gue males!" aku memotong kalimat anna.
"aaaah.. susan!" tutur mereka bersamaan. aku mengerucutkan bibir. mereka tertawa lepas.
"gue ga mau ! pokoknya engga."
"kenapa sih? masalah banget apa nis?" selidik mita. anna mencubit pipiku.
"gue ada jadwal on air satnite nya.."
"ahahahaha. . malam mingguan malah sibuk ngoceh. aduh nis, kali ini aja deh. gue tau itu speak doang. Paling juga lu sndiri yang minta tukeran jadwal kalo malam minggu. jelas aja, lu ga punya pacar sih." kata mita
"makanya kita sekalian mau ajak lu hunting cowok kece.."
"engga engga.. pokoknya engga."
"SUSAAAAAAAN....!" aku menutup wajahku dg bantal lalu tenggelam dalam tempat tidurku. aku tidak peduli apa kata mereka. yang pasti aku cukup tau apa yg harus kulakukan. biar saja mereka mengacak acak kamarku asal tidak untuk hatiku. . .
"ahh udah kalian pulang aja. gue lagi ga mood." culasku sambil manyun.
"apaan sih nis, lu ko ngusir kita sih?? kita itu cuma mau ngajak lu jalan. itu kan bukan ide buruk, ya kan na??"
"betul itu kata mita, kita itu sayang sama lu ninis. kita pengen akhirnya lu punya pacar. jadi lu bisa ngerasain indahnya fallin' in love." timpal anna. aku menyerngitkan dahi.
"aduh mita, anna, apa lu berdua ga kapok? udah berapa kali kalian kenal kenalin gue sama cowok. alhasil tetep aja gue ngejomblo. cowok2 itu ga ada yg mutu tau ga. bukan tipe gue semua !" celotehku
"itu sih elu yg ga oke. lagian lu apa apaan coba, masa ketemuan sama cowok pake baju ngasal, muka lu kusut, sendal jepit lu pake lagi. idih siapa juga yg ga ilfil. padahal si yoga tuh ganteng tau." tutur anna solot.
"issh... suka suka gue lah na. emang nyatanya gue bangun tidur waktu itu. lu kan tau muka gue bakal bintik bintik memerah kalo kena bedak."
"norak sih muka lu. ganti dong, beli lagi sana di tanah abang." mita tak kalah solot.
"berisik deh.. eh denger ya, buat gue ga penting yah kudu cantik apa ga, yg penting tulus. harusnya kalo mereka bener suka sama gue, bisa dong terima kekurangan gue."