Awal Mula

531 31 4
                                    

"Oi, Chuuya."

"Apa?!"

"..."

Sambil menatap pohon natal, aku menunggu Dazai mengucapkan setidaknya sepatah kalimat setelah memanggilku. Anehnya, dia tetap diam membisu di tengah turunnya salju.

Apa dia kedinginan? Seingatku dia memakai syal berwarna biru tua di luar jas hitamnya itu.

"Apaan?" Aku melirik, lalu melihat wajahnya yang datar. Amat serius saat memandangi pohon raksasa di hadapan kita.

"Aku membencimu!" Satu kalimat tersebut, yang membuang waktu sampai 3 menit.

"Dasar brengsek! Aku juga!"

"Ya, aku sangat membencimu, Chuuya."

Aku hanya bisa diam dan berdecih keras, bingung apa yang dia alami sekarang. Apa otaknya ikut membeku bersama tubuhnya?

"Tapi," dia memutar tubuhnya, kali ini menghadapku. Di malam itu aku ingat sekali, saat itu malam natal, pertama kalinya dia mengucapkan satu kalimat yang tak pernah aku bayangkan.

"Aku mencintaimu."

Aku menjadi gelagapan, menunduk menutupi wajah merah. Dia tetap serius tidak seperti biasanya.

"Aku.. juga.." ucapku dengan ragu.

Di waktu yang sama, dia menyentuh wajahku, "benarkah?" Dia menunduk dan mendekatkan wajahnya padaku. Dekat, sangat sdekat sampai aku kesulitan bernafas, wajahku pasti merah semua.

Tapi dia tersenyum sinis. "Buktikan padaku!"

"Hah?"

Malam itu, menjadi kali pertamanya kami melakukan hal erotis seperti dalam video. Pertama...dan mungkin terakhir.

Setelah itu, kami menjalankan kehidupan normal seperti biasa. Hanya, sedikit pendekatan dari aku...seorang. Entah kenapa, anak itu seolah tidak sadar akan pendekatanku dan bertingkah biasa, seolah pada malam natal itu tidak ada apa-apa membuatku sedikit sakit hati.

Namun beberapa bulan setelah hari itu, dia meninggalkanku, Port Mafia, dan pindah ke agensi lawan kami, Armor Detective Agency.

"Ah!"

Aku terbangun, melihat langit-langit putih dari mataku. Oh, sinar matahari sudah bersinar, melintas dari luar jendela langsung ke mataku. Gorden putih setengah transparan itu melayang-layang oleh angin yang mencoba menerobos masuk. Aku berjalan ke sana dan membiarkan angin segar masuk ke kamar apartemenku, sambil merasakannya agar wajahku lebih segar.

Aku tersenyum, seolah senang dengan pagi ini. Tapi bohong, senyumku memudar seketika saat aku teringat lagi dengan mimpi yang membuatku bangun terkejut. Mimpi.. mimpi malam natal saat itu. Bisa-bisanya aku memimpikan hal yang hampir erotis? Hampir saja aku memimpikan hal erotis setelah kejadian itu..

"Buktikan padaku!"

Apaan itu?! Sial! Aku tahu apa yang terjadi setelah itu!!

Tapi lupakan semuanya! Sekarang aku melihat ke luar jendela, dari ketinggian menemukan puluhan gedung-gedung menjulang tinggi, dan ratusan atau ribuan perumahan di bawah sana. Sungguh indah ketika melihatnya dari atas, orang-orang berjalan berlalu-lalang, ada beberapa mobil melintas jalanan, dan lain-lainnya.

Pagi yang cerah ini adalah hari liburku, katakanlah ini hari yang luar biasa sehingga Boss bahkan membiarkan aku libur.

Aku sedikit lega, karena mimpi barusan, bisa-bisa aku lalai mengerjakan tugasku nanti. Untunglah..

Christmas Eve || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang