51. Apa yang akan ku lakukan tanpamu

2.7K 317 47
                                    

Seungcheol terlihat mengerikan dengan kantong mata tebal dan rambut acak-acakannya. Dia terlihat sangat hancur sembari memegangi tangan Jeonghan yang sangat dingin.

Dia berbaring di sana. Tanpa nafas, tanpa detak jantung. Terbaring bagai mayat yang baru saja meninggal, meskipun Jeonghan sudah tidak sadarkan diri selama satu minggu. Seungcheol seolah tahu, tapi menolak untuk mengakuinya.

Dia terus berusaha mencari tabib terbaik untuk menyadarkan Jeonghan, akan tetapi jawaban mereka semua adalah sama. Bahwa Jeonghan sudah tidak ada lagi.

Seungcheol menolak fakta itu. Jeonghan pasti hanya ingin beristirahat saja, dia pasti kembali. Karena itulah tubuhnya tetap baik dan tidak busuk sama sekali. Sama seperti yang terjadi di masa lampau. Jeonghan pasti kembali. Dia tidak akan meninggalkan Seungcheol sendiri di sini.

Keadaan Seungcheol beserta para pekerjanya yang lain sangat berantakan tanpa Jeonghan. Seungcheol sama sekali tidak peduli dengan apapun selain Jeonghan. Keadaan kios ibu kota yang telah dihancurkan Hyungsik telah ia perbaiki saat hari pertama Jeonghan tidak sadarkan diri. Namun, setelah hari kedua, Seungcheol berhenti peduli dengan yang lain.

Detak jantung Seungcheol yang sangat kencang menandakan bahwa ia jelas mengetahui Jeonghan sudah pergi, tetapi dia mencoba untuk membohongi dirinya sendiri. Dia berharap ketika ia menangis maka Jeonghan akan bangun dan tersenyum lembut padanya.

Jeonghan tidak akan meninggalkan dirinya sendiri. Dia tidak akan tega. Seungcheol sama sekali tidak bisa apa-apa jika tanpa dirinya. Dia hanya bisa makan masakan Jeonghan, dia tidak mengerti urusan pasar dan perkebunan lainnya, dia tidak mengerti urusan belanja, dia tidak bisa melayani pembeli, dia tidak bisa tidur jika tanpa Jeonghan.

Tidak ada yang bisa Seungcheol lakukan tanpa Jeonghan.

Istrinya adalah pemuda yang baik meskipun kadang-kadang dia sangat cerewet. Jeonghan itu perhatian, penyayang, pandai dan cerdik, dan sangat cantik. Tidak ada yang lebih cantik di dunia ini selain Jeonghan.

Seungcheol adalah pria tanpa indentitas. Satu-satunya identitasnya adalah suami Jeonghan. Maka, jika Jeonghan tidak ada, apakah yang akan menjadi status Seungcheol?

"Istri, apakah aku melakukan kesalahan?"

Kepala Seungcheol berbaring di atas perut Jeonghan yang kaku. Tidak terhitung banyaknya air mata yang telah di tumpahkan Seungcheol untuk Jeonghan.

"Istri, aku menghilangkan air ajaib. Bangunlah dan marahi aku, aku bodoh..." Racau Seungcheol dengan matanya yang memerah.

Air mata kembali berjatuhan dari sudut mata Seungcheol.

"Aku sudah memperbaiki kios, mengapa kau tidak bangun juga? Apa aku membuatmu kesal? Aku minta maaf karena sudah menjadi pria yang bodoh sehingga kau menjadi malas melihatku." Tubuh kekar Seungcheol terlihat sangat hancur.

"Aku benar-benar minta maaf. Kau selalu sakit jika bersamaku, aku minta maaf. Aku tidak bisa melindungimu, tapi aku janji akan berubah, jadi aku mohon kembalilah, ya? Aku akan jadi penurut. Jika istri bilang tidak boleh, maka tidak boleh. Aku tidak akan melawan--"

Seungcheol berhenti sebentar untuk menarik nafas, "Tolong kembalilah. Aku sakit sekali, Istri."

Malam itu adalah malam terakhir musim dingin, akan tetapi Seungcheol tetap merasa kedinginan. Dia tertidur dengan air mata yang mengering di pipinya sambil menggenggam tangan Jeonghan yang tetap saja dingin.

Jika ada yang paling di sesali Seungcheol, maka itu adalah ketidakmampuannya untuk melindungi Jeonghan. Jika ada yang disalahkan, maka orang itu adalah Seungcheol.

Apa yang dipikirkan oleh Jeonghan. Apakah dia berfikir orang-orangnya akan bisa tanpa dirinya?

••||••

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang