01. Sang Rusa

1.4K 45 0
                                    

Sebuah netra bergemelayut cantik, menyorot pandang biru, memapah anak panah yang tepat hampir sejajar bersama bulu mata lentik dari insan disana.

Nampak indah bersama dengan pakaian sederhana yang sengaja anak itu kenakan agar bisa menutup baureksa pangkatnya sebagai anak dari raja kejayaan Nathurda.

Na Jaemin,

Buah hati tunggal raja Buana Nathurda yang sekarang tengah dipimpin oleh ayahnya.

Hidup sebagai anak raja nyatanya tak menyudutkan Jaemin menjadi petinggi yang banyak digemari oleh kaum fiksi.

Diidam-idamkan, dipuja, dan gampang melakukan apapun dengan predikat ayahnya, nyatanya Jaemin justru malah membenci itu.

Menurut Jaemin, anak dari raja itu menyulitkan, semua-semua harus sesuai dengan table manner kerajaan, mengikuti kelas kesopanan, dan juga membaur aksara demi bisa menguasai lembah kerajaan yang menurut Jaemin itu sangat sulit.

Semua anggota dinasti Nathurda bahkan sudah terbiasa dengan tingkah omega tunggal Nathurda yang rela hidup sebatang kara didalam gua tak jauh dari istana.

Suasana gulita, hawa suasana yang sejuk, serta tak banyak mata dan suara yang mengintai sanubari jiwa.

Jaemin lebih suka hal seperti itu ketimbang, harus hidup mewah akan tetapi setiap hari tingkahnya harus diliput dan diawasi untuk disebarkan oleh kaum rakyat biasa.

Menurut Jaemin itu tak adil.

.

//SRETTT...

Satu bidikan telak, mampu meluluhkan seekor rusa yang sengaja dimantik oleh omega menawan disana.

Memanah dan berbaur dengan alam, nyatanya adalah sebagian hidup dari Jaemin yang mampu belajar bela senjata melalui alam tanpa ada guru dibaliknya.

Alam juga merupakan salah satu guru jelmaan terbaik bagi manusia.

//PROKKK...

//PROKKK...

Tepukan tangan seseorang dari belakang, membuat atensi Jaemin terganggu dalam konsentrasi nya.

"Yang mulia,"

Sang raja dari Dinasti Nathurda Na Yuta, yang sekaligus mengambil peran sebagai ayah bagi omega cekatan tersebut.

"Anakku memang hebat," puji sang raja sambil meminta agar Jaemin bangun dari posisi hormatnya.

"Atas restu yang mulia," jawab Jaemin sembari bangkit tersenyum kearah sang ayah.

"Apa yang membuat ayah hingga datang menemuiku?"

Jaemin bisa melihat mata sayu ayahnya yang seperti menyimpan banyak misteri, Jaemin tak tega melihatnya.

Menjadi seorang raja bukanlah sebuah hal yang mudah, mengemban banyak nyawa dan menjaga ribuan hati rakyat bukanlah hal menyenangkan.

Jaemin menarik tangan ayahnya, mempersilahkan duduk pada sebuah batu ditepi gua.

"Apa yang membuat anda merasa gelisah seperti ini yang mulia?" tanya Jaemin sembari bersimpuh didepan ayahnya.

Omega ini adalah tipikal anak yang sopan terhadap orang tua tanpa mengurangi rasa hormat jika ayahnya juga seorang raja.

"Nathurda dikepung oleh pasukan Sultan timur nak, pasukannya begitu besar hingga hampir seluruh wilayah luar Nathurda dipenuhi oleh pasukan Sultan timur,"

Yang mulia tau bahwa pasukan milik Nathurda tak akan sanggup melawan banyaknya pasukan yang sedang menunggu di luar gerbang perbatasan Nathurda.

"Ayah bukankah kita memiliki persenjataan yang kuat di Nathurda?" celetuk Jaemin.

"Tapi senjata kita tak bisa mengalahkan banyaknya pasukan yang mereka bawa nak,"

Jaemin ikut terdiam, pergi meninggalkan ayahnya sebentar, untuk menyaksikan daerah luar perbatasan yang ada disebalik hutan.

Pasukan itu memang benar adanya, ucapan ayahnya benar, Nathurda sedang dikepung.

Ini sudah terjadi berkali-kali, negara luar mengincar kekayaan mutiara yang dihasilkan oleh dinasti Nathurda.

"Ayah lalu apa yang harus kita lakukan?"

Yang mulia raja bangkit, memeluk anak omega satu-satunya yang ia miliki, netranya terlintas seperti mengandalkan Jaemin.

"Jika ayah ingin meminta bantuan mu apa itu boleh nak?"

"Apa yang anda bicarakan, permohonan anda adalah kewajiban yang harus saya lakukan yang mulia," titah Jaemin.

Yang mulia kembali melihat wajah indah anaknya, mengusap sebentar wajah itu, ah ternyata anaknya sudah tumbuh besar.

"Pergilah kebarat melalui jalur rahasia, temui panglima besar dari dinasti Vadyaksa, menunduklah atas nama Nathurda jika kita perlu pasukan dari Vadyaksa, dan sanggupi semua permintaan nya, apa kau sanggup Jaemin-ah,?"

Tanpa banyak bicara, Jaemin lantas bergegas, memakai baju perangnya, menaruh gandewa dibelakang baju itu sambil menenteng pedang diatas kuda.

"Jaemin hanya minta restu ayah agar bisa kembali membawa pasukan Vadyaksa," tunduk Jaemin kepada yang mulia.

"Restuku selalu menyertai mu nak,"

.

Ibarat debu yang tak bisa mengoyak netra tanpa bantuan angin, serta bunga yang tak akan dipandang mekar indah oleh banyak orang tanpa bantuan air.

Semua adalah pralambang, jika nyatanya kita tak akan pernah menjadi apapun tanpa taktik khusus.

Menjadikan semua yang kita miliki demi politik, bukankah itu merupakan hal biasa bagi kebijakan monarki terdahulu?

Jangankan harta, harga diri saja mampu dibeli oleh kejamnya politik yang tanpa memperdulikan asas apapun.

Kejam?

Memang, semua bahkan bisa dirubah oleh apapun yang bersangkutan dengan kekuasaan dinasti.

.

New Story,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New Story,

Abo version
Historical, mistis and teory dinasty

Vote and komen for next chapter.

𝚈𝚘𝚞𝚛 𝙷𝚒𝚐𝚑𝚗𝚎𝚜𝚝 | 𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang