03

6 3 0
                                    

Pagi hari nya.

Nabila terbangun dari tidurnya. Ia menguap lalu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Saat sudah selesai dengan semuanya. Ia mengambil tas dan pergi menuju meja makan.

Disana, Ayah dan Ibunya menunggu nya.

Gusdur yang melihat putri nya, ia menyuruh agar Nabila duduk dan memulai sarapan. "Duduk dan makan sarapan mu."

Nabila mengangguk.

☆☆☆

Nabila turun dari bus yang ia naiki. Ia pun mulai berjalan ke arah tempat ia bersekolah. Untungnya, jarak dari Halte dan Sekolah nya dekat.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, ia memasuki dan berjalan menuju kelasnya.

Saat akan melangkah kan kakinya. Dia mendengar suara motor yang bersautan. Disana ia melihat seseorang yang dia yakini itu Rafael, tetapi, Mengapa dibelakang ada seorang perempuan?

Sedangkan disana. Rafael dan teman-temannya membuka helm masing-masing, begitu juga dengan perempuan yang dibonceng Rafael.

Salah satu dari mereka berbicara. "Raf, bukannya itu yang lo tembak kemarin?" Tanya Fadil.

Rafael menaikkan satu alisnya, lalu menoleh pada seorang perempuan didepan sana sedang berdiri menatapnya.

Bisik bisik pun terdengar.

Lah, bukannya kemarin si Rafael nembak Nabila? Kok sekarang sama cewe lain.

Nabila dibuat bahan taruhan kali.

Tapi nggak heran sih, Rafael kan sering gonta-ganti cewe.

Bener tuh,

Disisi lain.

Nabila yang sedang melihat Rafael dengan tanda tanya, ia dihampiri oleh teman-temannya yang baru saja datang.

Lia heboh menghampiri nya. "Anjir Bil, liat si Rafael cok. Dia bawa orang lain."

"Yaudah sih, kalian kenapa heboh banget juga?"

"GIMANA KITA GAK HEBOH BIL, ITU COWO LO." Saat ini, Lia ingin mengacak-acak Nabila. Ia sangat tidak tahan dengan sikap Nabila yang terlalu biasa saja saat laki-lakinya sedang membonceng perempuan lain.

"Seharusnya lo jangan diem diem gini, Bila. Tanyain ke dia siapa cewe itu. Lo pacarnya, berhak cemburu." Ucap Niken memberi Nasihat.

Nabila terdiam. "Ah, udah deh. Nanti aku tanyain, sekarang ayo ke kelas." Ucap Nabila. Sebelum kembali berjalan, ia menatap kembali Rafael. bohong kalau ia tidak cemburu.

'Hahh.. Apa yang ia harapkan dari Rafael?'

Ditengah perjalanan menuju kelas. Tiba-tiba saja Alifia membisiki nya.

"Bil, Bila. Itu tuh Rafael." Bisik Alifia.

"Iya, iya, aku tau. Aku juga daritadi liat." Balasnya.

Disana ada Rafael dan bertepatan juga disana adalah kelasnya. Ia berjalan bersama temannya melewati Rafael dan orang 'itu'.

Mereka memasuki kelas dan pelajaran dimulai..

☆☆☆

Kring kringg

Bel istirahat dibunyikan.

Semua murid membereskan peralatannya dan ada juga yang menetap dikelas. Sedangkan Nabila dan yang lain pergi ke kantin.

Mereka berjalan melewati lapangan basket.

Memang, sebelum sampai ke kantin mereka harus melewati lapangan basket. Barulah mereka akan sampai di kantin yang terletak dipojokan ruangan.

Saat melewati lapangan basket. Tiba-tiba saja Nabila berhenti dan menoleh ke arah lapangan tersebut. Sahabat nya yang bingung akan perilaku Nabila, juga ikut memberhentikan langkah kaki mereka.

Alifia, Niken, Lia melihat apa yang dilihat Nabila di lapangan sana. Mereka berempat melihat di tengah lapangan sana banyak murid yang berkumpul, seperti sedang menonton sesuatu.

"Eh, itu apaan ya? Rame bener buset." Celetuk Lia.

"Mana gue tau." Ucap Niken.

"Kita kesana aja, Bil." Ajak Alifia.

Nabila mengangguk. Mereka yang sebelumnya ingin ke kantin, sekarang berganti arah ke lapangan yang ramai dengan siswa/i.

_____________________

"Gila banget anjing tadi."

"Iya cok, gila itu sumpah." Celetuk Lia.

Nabila yang mendengar perkataan temannya, Ia menjadi teringat dengan kejadian di lapangan tadi. Huh..

Alifia yang melihat Nabila sedari tadi melamun mulai menyadarkan nya.
"Bila, lo masih mikirin tadi?"

Nabila menoleh ke arah Alifia. Ia terdiam, dia tidak tau harus berkata apa.

"Lo beneran pacaran ama Rafael?" Tanya Niken.

"Aku nggak tau. Tapi dia sempet ke rumah, Mamah sama Ayah juga udah tau dia." Jelas nya.

"Anjir?"

Mereka sedang berada di rooftop sekolah. Pelajaran kedua dan ketiga nya dikosongkan.

Alifia mendekat ke arah Nabila. Ia ingin menanyakan tentang sesuatu hal yang dirinya pendam sejak ini.

"Bila, lo dari dulu udah suka Rafael ya?" Tanya nya pelan.

Nabila yang mendengar ucapan Alifia terkejut, benar-benar terkejut. Kenapa Alifia mengetahui nya?

"Jelas banget ya?" Ucap nya.

"Anjirr bila.. Lo beneran suka sama si Rafael." Ujar Lia.

Alifia yang melihat Nabila, ia mulai menjelaskan tentang bagaimana dirinya tahu bahwa Nabila menyukai Rafael.

"Gue selalu merhatiin lo yang sering kali ngelirik Rafael pas istirahat jam pertama dikantin, di istirahat kedua lo selalu ke perpustakaan kan? Waktu gue mau ngembaliin buku. Gue ngeliat lo natap Rafael dalem banget, tapi emang Rafael nya aja yang nggak sadar."

"Lo juga pasti berangkat pagi buat ngasih susu ke Rafael. Lo diem diem ke kelasnya, dan naruh itu ke kolong meja nya, dan gue sering liat lo mau ngasih air minum ke Rafael pas dia lagi latihan basket, tapi lo nya aja yang gengsi. Gue bener-bener ngeliat lo mau ngasih ke dia, tapi lo mundur karena ngeliat Aila yang nyamperin Rafael."

Lia sekaligus Niken tidak percaya mendengar perkataan Alifia. Se jelas itu tapi mengapa mereka tidak menyadari nya?

"Kayak nya aku bego banget soal percintaan, sampe sampe kamu nyadar sama itu semua."

"Gue bingung, sebenernya tuh Aila siapa nya Rafa?" Tanya Niken.

"Iya juga. Tadi dia berangkat bareng ama Rafael, pas istirahat deket banget, pulang juga sering bareng." Ujar Lia.

Nabila yang mendengar percakapan dua temannya itu menghela nafas kasar. Kenapa temannya suka sekali membicarakan masalah pribadi orang lain? "Udah deh, suka banget perasaan ngomongin orang."

"Gue gini juga demi lu, bil."

"Jujur aja aku ngga butuh sih,"

"Udah ah! kalian ke kelas sana, aku mau ke perpustakaan dulu." Ujarnya. Setelah itu ia pergi meninggalkan teman temannya.

Nabila, R.F ; I Love Her But She Loves Someone ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang