"Sit on my lap."
Respons menyenangkan terdengar, para lelaki menyerukan keputusan Bomin yang justru melibatkan diri pada permainan. Tujuannya pasti para gadis. Mereka tahu siapa itu. Keterkejutan yang terlukis di wajah Yerim serta gerak-gerik si Raja yang menatapnya dengan nakal membuat semua orang berseru.
"Kau melihat kartuku, ya?" tanya Yerim bernada jengkel, langsung mengonfirmasi dugaan dengan memperlihatkan kartunya ke depan semua orang.
Bomin menyeringai, "mataku tidak bisa kau kendalikan."
"Lalu kenapa kau minta aku duduk di pangkuanmu?"
"Hanya iseng."
Yerim tidak bisa mengelak pikiran kotor Bomin saat ini. Dia sudah tahu gelagatnya. Dia memprovokasi mata lapar kawan-kawannya. Sedikit gadis itu melirik ke arah Hyunjin, mendapatinya sedang menelan ludah. Walaupun duduk di pangkuannya pasti sangat tidak nyaman, namun jika itu membuat Hyunjin menggila seperti kemarin, maka akan ia lakukan.
Yerim memasang topeng dengan terkekeh geli, kemudian tanpa malu bergerak menuju tempat yang sudah disediakan oleh Bomin. Pahanya sendiri. Tidak cukup hanya dengan duduk, penonton dibakar dengan provokasi. Para lelaki berseru ketika gadis itu duduk di atas pangkuan Bomin namun memunggungi semua orang. Mata bertaut saling menatap. Jarak tipis seperti enggan diperhitungkan. Tangan Yerim mengalungkan diri di sekeliling leher Bomin. Tidak ketinggalan, bokongnya lengket pada titik tertentu. Gaun tersikap saat kaki dibentangkan, paha mulus mencuri perhatian.
Bomin tertawa geli saat provokasinya dikalahkan oleh kegilaan Yerim. Dia sepertinya tidak menyangka. Aksi itu adalah seleranya. Sangat cemerlang. Pasti bukan hanya Hyunjin yang kebakaran jenggot saat ini.
Yerim menghadiahi kecupan singkat di bibir pemuda itu kemudian menyeringai. "Padahal kau hanya perlu meminta."
"Kau salah, Sayang. Bukan begini. Seharusnya kau menghadap ke depan."
"Seperti ini?" Yerim memutar tubuhnya tepat di titik yang membuat Bomin mendelik. Seluruh lelaki berdecak melihat hal itu. "Ini lebih nyaman dari dugaanku."
Bomin benar-benar di atas awan sekarang. Senyuman merekah di wajahnya. Kemenangan membuat kawan-kawannya iri. Baru ronde tiga, dia sudah mendapat Jackpot. Sekarang, semua orang berdedikasi untuk keberuntungan menjadi Raja.
Sepuluh kartu diserahkan pada Beomgyu agar dia yang menyebarnya. Cukup apik cara pemuda itu mengacak kartu. Semua orang kembali memegang kartu yang berbeda.
Bomin menunjukkan kartu angkanya pada Yerim setelah melihat kalau gadis itu juga punya kartu angka. Mereka tidak akan saling memerintah sekarang. Kartu As milik Bomin bersanding dengan Kartu Dua milik Yerim.
"Sembilan dan Dua."
Baru saja mereka ingin membicarakan kartu itu, Yerim kembali terkejut setelah angka miliknya disebut lagi.
"Buka baju kalian."
Hyunjin memberikan perintah. Kalimatnya terdengar tegas, mendalami peran otoriter yang angkuh dan kejam. Respons Yerim yang tadi memperlihatkan jawaban bahwa dia adalah salah satu korban kekejaman Raja. Kesialan menimpa dua kali.
Jeno meletakkan kartu angka Sembilan yang dia pegang ke meja. Tanpa banyak mengeluh, pemuda itu melepas kausnya. Dia tidak malu, justru dengan bangga menelanjangi tubuhnya yang berotot. Padahal si kekasih barunya tampak sangat terkejut. Dia mungkin terkesima dengan bagaimana ekstremnya permainan ini berkembang.
"Satu orang lagi. Siapa angka Dua?"
Yerim mengalami dilema berat. Dia tidak memakai pakaian apapun kecuali pakaian dalam. Jika harus membuka bajunya, maka dia akan tersisa dengan bra dan celana pendek saja. Hyunjin memberikan perintah yang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfic🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...