Setelah hari yang melelahkan karena kuliah akhirnya Jihan tiba di rumahnya, ia sedikit heran melihat mobil putih itu terparkir dihalaman rumahnya, sebelumnya Jihan belum pernah melihat mobil itu, tak mau terlalu diambil pusing Jihan langsung masuk kedalam rumah, tak lupa mengucapkan salam.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Balasan itu bukan dari Naya maupun Dewa, tetapi dari seorang perempuan yang duduk di sofa, ia cukup terkejut mendapati perempuan itu berada dirumahnya. Perempuan itu tersenyum kearah Jihan, sontak Jihan membalas senyumannya walaupun merasa tidak nyaman.
"Mama!." Teriak Naya yang berlari menghampirinya lalu langsung di peluk oleh Jihan.
"Sayang, tadi kamu dijemput siapa?" Tanya Jihan karena ia tidak sempat menjemput Naya dengan alasan ia masih kuliah.
"Tante Wilona." Deg, perasaan Jihan campur aduk, ternyata peran Wilona disini bukan hanya sekedar mampir, tetapi perempuan itu berani menjemput anaknya.
Jihan menatap Wilona yang masih setia tersenyum kearahnya, Jihan cukup jengkel karena perlu diingat Wilona adalah mantan pacar Dewa, sebenarnya ia tidak keberatan tapi kedatangan Wilona ini sangat tiba-tiba, sehingga ia tidak mengerti apa maksud dan tujuan Wilona datang lagi kehidup Dewa.
"Tante Wilona juga bawa Naya pas Naya nyasar kemarin Ma." Jelas Naya membuat Jihan lebih terkejut lagi.
Apa ini? Apakah ini memang direncanakan oleh Wilona, apa memang kebetulan? kebetulan macam apa ini, Jihan semakin tidak bisa berpikir jernih lagi, Dewa saja tidak pernah memberitahunya semenjak kejadian Naya hilang, apa Dewa tidak ingin Jihan tahu soal ini? Jihan berjalan kearah Wilona dan duduk tak jauh dari Wilona duduk.
"Terimakasih karena kamu udah ngajak Naya pulang waktu itu."
Wilona tersenyum "sesama manusia kita harus saling membantu, aku nolong Naya bukan semata-mata dia anak mantan aku, masa aku tega lihat anak kecil nyasar."
"Terimakasih ya Wil, maaf kalau merepotkan." Balas Jihan sedikit merasa tenang walaupun tidak nyaman melihat kehadiran Wilona disini, ia juga tidak bisa mengusir Wilona karena dia telah menolong anaknya.
Tak lama setelahnya suara mobil terdengar dihalaman depan, dan setelah itu seseorang masuk kedalam rumah, Jihan keheranan melihat Dewa yang sudah pulang dari kantornya.
Wilona berdiri dan langsung memeluk Dewa tepat dihadapannya, untung saja Naya tidak disini.
"Dewa." Ucap Wilona manja.
Jihan pikir Wilona ini perempuan baik-baik tenyata dugaan nya salah, perempuan itu masih menyimpan rasa kepada Dewa, ini pasti akan berdampak kepada rumah tangganya.
"Kamu nggak sopan banget." Balas Dewa langsung melepaskan pelukan Wilona secara paksa.
Jihan masih terdiam melihat pemandangan yang terduga itu, Dewa menatap istrinya yang juga menatapnya tajam, pria itu membawa Wilona keluar dari rumahnya.
"Ikut aku."
Setelah dirasa sepi disana, Dewa melepas cengkeraman tangannya.
"Kamu kenapa bisa sampai kesini?"
"Kamu nggak bales telpon aku, jadi dengan terpaksa aku kesini." Balas Wilona.
"Kamu sadar nggak tingkah kamu tadi? Ada istri aku, apa kamu nggak malu? Aku pikir kamu udah berubah Wil, tolong sadar aku udah berkeluarga." Ucap Dewa dengan nada tinggi.
Bukan berarti Wilona menolong anaknya, Wilona bisa bertindak sesuka hati, Dewa sangat marah dengan tindakan Wilona tadi, melihat jika istrinya menatapnya dengan tajam, apa yang ia katakan nanti saat Jihan bertanya. Tak menunggu lama lagi, Dewa masuk kedalam rumahnya dan langsung menutup pintu itu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Keren Suami Idaman (Selesai)
RomansaDewanta Pancaloka adalah seorang Duda anak satu, yang memiliki putri bernama Nayanda Anastasia. Dewa memilih untuk menduda selama 5 tahun karena ia masih merasa kehilangan semenjak kepergian istrinya, saat melahirkan Naya, bahkan kedua orang tuanya...