PART 34 || Kondisi Narumi

754 88 5
                                    

Beberapa hari setelah, Konoha masih dalam pembangunan ulang akibat serangan Pain. Tsunade yang awalnya dinyatakan koma, kini sudah terduduk di atas futonnya dengan hidup dan bernafas. Sosoknya sangat tajam dan berwibawa, tidak menghilangkan gelarnya sebagai Hokage ke-5. Ia kini tengah melihat sebuah laporan di tangannya dengan Kakashi dan Shizune di depannya.

“Jadi? Apa yang akan kalian jelaskan padaku tentang hal ini.” Tsunade menatap kedua orang itu.

“Akulah yang menemukannya, Nona Tsunade.”

Tsunade langsung menatap Kakashi dengan serius, “Jelaskan.”

“Aku sedang berjalan-jalan di luar Konoha, seperti biasa, hanya untuk berjaga-jaga sekaligus memindai sekitar. Tapi aku rasa aku sudah jauh dari Konoha dan masuk lebih dalam kearah hutan. Saat itu aku merasakan keberadaan seseorang, cakranya. Itu bocor sangat cepat. Aku bersiaga dan menghampirinya.” Jelas Kakashi.

Mendengarnya, Tsunade mengepalkan tangannya.

“Hanya seorang gadis yang tergeletak tidak sadarkan diri, dan sangat lemah. Sudah bertahun-tahun berlalu dan aku masih mengenalnya jelas. Hanya ada sedikit perbedaan, tapi aku tau jika dia adalah Narumi, Namikaze Narumi.”

“Begitu.”

Shizune mengangkat tangannya setelah itu, wajahnya serius, “Saya akan menjelaskan terkait kondisi Narumi saat ini, Nona Tsunade.”

“Silahkan, Shizune.”

“Tubuhnya rusak parah dan aliran cakranya tidak stabil, itu sampai bocor tidak terkendali. Otaknya juga sangat bermasalah, banyak jaringan-jaringan aneh yang menyumbat aliran cakra disana dan membuat endapan darah yang tidak stabil.”

“Apa yang telah terjadi pada anak itu selama ini.” Tsunade kembali mengepalkan tangannya.

“Menurut analisis,” Shizune melihat kearah papan kayu di tangannya, “tubuh Narumi sudah dimasukan berbagai zat dan obat yang berbahaya, mungkin diantaranya tidak diketahui.”

“Tidak mungkin.” Ucap Kakashi lirih.

“Zat tidak dikenal itu adalah penyebab rusaknya organ dan aliran cakra. Mereka kini sudah menyatu di dalam tubuh Narumi dan bercampur dengan yang lainnya. Jika zat-zat itu masih terpisah, Narumi masih bisa di selamatkan. Tapi zat itu sudah menyesuaikan diri selama bertahun-tahun.”

“Jangan katakan itu.” Kening Tsunade berkerut.

Mendengarnya, Shizune menghela nafas dan menutup kedua matanya, “Saya khawatir Narumi telah melalui masa-masa yang sulit di masa lalu. Melihat kondisinya saat ini.”

“Brengsek! Siapa orang yang telah membuat Rumi menjadi seperti ini.” Kedua tangan Kakashi mengepal sangat kuat. Menahan amarah yang bergejolak.

“Bagaimana kondisi anak itu sekarang?”

Tsunade mencoba menahan amarahnya juga. Dalam dunia medis, dokter tidak diperbolehkan terganggu dengan keadaan emosinya sendiri selama pengobatan atau yang berkaitan dengan kondisi pasien. Mereka harus fokus pada satu hal yaitu penyembuhan.

“Dia sudah jauh lebih baik. Menurut saya, itu cukup untuk mengeluarkannya dari keadaan buruk sebelumnya. Tapi sikapnya aneh.” Balas Shizune.

Kening Tsunade berkerut, “Apa maksudmu dengan aneh?”

“Dia tidak berbicara apapun setelah bangun. Dia juga tidak menjawab ketika ditanya oleh orang-orang. Dia juga tidak bersikap berlebihan. Kedua matanya kosong dan wajahnya tanpa ekspresi. Dia selalu melihat ke luar jendela sepanjang hari, melihat kearah langit.”

Tenda yang hanya berisi tiga orang itu terasa sangat berat. Suasana di dalamnya hanya penuh dengan kefrustasian mereka. Terkait kondisi Narumi, mereka cukup terkejut sekaligus bahagia bisa melihatnya kembali hidup. Tapi di saat bersamaan, Narumi yang mereka kenal bukan Narumi yang mereka kenal lagi.

“Nona Tsunade, apakah anak seumuran Narumi akan bersikap seperti itu?”

“Jiwanya kosong.” Timpal Kakashi.

“Kakashi, kau jaga Narumi. Selagi aku mengurus hal lainnya terkait perang. Aku berharap anak itu baik-baik saja setelah ini.” Tsunade menatap Kakashi serius.

“Ya, Nona Hokage.”

Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang