"Siapkan pasukan lengkap, kita berangkat pagi ini, bergeraklah dari arah timur laut menuju jalur Nathurda!"
Semua anggota istana berseru setelah mendengar ucapan perintah dari sang singa, mengapa semua terkesan mendadak.
Narendra tak tau maksud anak bungsunya, mengapa harus mendadak mengirim bala pasukan ke arah Narendra.
"Jeno, apa maksud dari semua ini?,"
Sang ayah berjalan menemui panglima, meminta sebuah penjelasan terkait penyerangan untuk membantu Nathurdaa barusan.
Jaemin sekilas terkesima melihat sang Narendra, sangat berwibawa bahkan salam hormat anak itu berikan untuk memberi tanda kedatangan nya.
"Kau? Anak dari mahapati Nathurda bukan?"
Jaehyun melihat tanda yang tersemat pada pakaian Jaemin, dan sang raja sontak langsung menerka hal itu.
"Apa tujuanmu meminta pasukan ku untuk membantu negaramu?" tanya sang Narendra.
Jaemin bertekuk lutut, mencoba memberikan penghormatan yang lebih layak kepada sang raja.
"Hormat saya untuk Narendra yang agung, maaf jika kedatangan saya mengusik ketenangan Dinasti Vadyaksa, izinkan hamba yang lemah ini sedikit berbicara yang mulia,"
Tangan Jaehyun mengatung, meminta agar Jaemin melanjutkan ucapannya.
"Negara dari selatan tiba-tiba membawa pasukan yang begitu besar, mengepung semua wilayah perbatasan Nathurda tanpa menjelaskan alasan mereka melakukan penyerangan, ayahku sekaligus mahapati Nathurda sempat bingung dengan penyerangan yang tanpa alasan ini, mengingat jika Nathurda dan Sultan Timur sama sekali tak memiliki konflik apapun sebelumnya,
Semua orang pasti sudah mengetahui, jika Nathurda adalah salah satu negara yang lemah terhadap kekuatan militernya, jadi guna saya datang kemari ingin memohon izin kepada anda agar pasukan hebat dari Vadyaksa mampu membantu penyerangan Nathurda yang tanpa alasan ini yang mulia agung,"
Bernyali besar, tangguh dan cantik, mungkin tiga kata sederhana itu lah yang pantas menggambarkan jati diri seorang Na Jaemin.
Jaehyun berdecih mendengar alasan anak itu.
"Apa yang akan Vadyaksa dapatkan jika pasukanku bersedia membantu negaramu?"
Jaemin lantas langsung berdiri, menatap lekat netra sang Narendra tanpa rasa takut dihatinya.
"Apapun yang Vadyaksa butuhkan, maka Narendra bersedia untuk mengabulkan nya,"
Jeno sontak langsung menengok kearah Jaemin, apa anak itu tak berfikir tentang ucapannya barusan?
Ayahnya adalah seseorang yang licik, apa Jaemin tak memikirkan nasib Nathurda setelah ini.
"Lanjutkan persiapan pasukan, Jeno seperti biaya panglima Vadyaksa akan memimpin dalam hal ini,"
Setelah itu sang Narendra pergi, dengan semua rencana yang sudah tersusun rapi di otak kepala sang raja.
Semua orang nampak sedang sibuk menyiapkan hal yang akan mereka hadapi nanti.
Jeno sontak datang menghampiri Jaemin, tak habis pikir dengan ucapan anak itu barusan kepada ayahnya.
"Apa yang kau katakan barusan? Kau gila? Kau tak memikirkan nasib negaramu selanjutnya?"
Jaemin kembali tersenyum, anak itu bahkan sering tersenyum, seperti mengerti apa yang akan terjadi di hari berikutnya.
"Apa yang perlu ku cemaskan ketika Narendra sudah berhasil mengikat Vadyaksa yang mulia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚈𝚘𝚞𝚛 𝙷𝚒𝚐𝚑𝚗𝚎𝚜𝚝 | 𝙽𝚘𝚖𝚒𝚗 🔞
RomanceTak ada yang meragukan bahwasanya dinasti Vadyaksa merupakan salah satu negara dengan kekuatan militer tertangguh dalam sejarah Antyaksa Haraha. Nathurda, salah satu dinasti kerabat Vadyaksa yang rela melakukan sumpah Budi agar Vadyaksa bisa membant...