Harry mendarat keras di punggungnya hingga terdengar gedebug kencang di lantai kayu hitam yang keras, dan dia menelan ludah berat untuk menahan muntah. Dia mengerang dan mengangkat lengannya untuk memastikan dirinya masih utuh. Lalu jemari kakinya digerakkan, masih ada berarti kakinya masih ada. Lalu dia menarik napas berkali kali, mata tertutup sambil menenangkan diri. Hanya menggerakkan mata supaya tak pusing, dia mencari Voldemort. Dark Lord itu terbelit di lantai samping Harry, kepalanya tertekan tubuhnya dan terlihat cukup menyedihkan.
: Voldemort? kau tak apa? masih utuh kan?: respon Voldemort dengan sedikit berkedut.
:Ugh, itu tadi contoh Side Along Apparition paling buruk yang pernah ku alami. Jangan pernah lagi, Potter:.
Meskipun gemetaran, Harry memutar bola matanya. :Kenapa kau selalu membuatku kesal kapanpun aku menyelamatkanmu? aku akan berhenti kalau itu maumu. Kalau kau tak bisa melakukan sesuatu yang benar, maka tak usah, bukankah begitu?:
Mereka terdiam, keduanya berusaha mengumpulkan nyawa mereka setelah percobaan Apparate pertama Harry.
:Terima kasih: kata ular itu cepat dan rendah sebelum meringis seakan perkataan itu terasa buruk.
Harry mematung; benar-benar mematung— jantung, paru-paru, otak, semuanya.
:H-hah?: dia tak berkhayal kan?
:Jangan membuatku mengulanginya: keluh Voldemort. Butuh beberapa saat untuk Harry bernapas lagi.
:Sama-sama: pada akhirnya dia menjawab. Dia berbaring lama sekali di lantai, menatap langit-langit, mencoba memikirkan semua ini. Harry bisa bilang kalau Voldemort sama bingungnya, jadi itu berarti mereka tak punya jawaban.
Akhirnya, Harry menghela nafas dan bangkit perlahan, meringis sakit karena lebam di tubuhnya. Dia menyugar rambut dan melihat sekeliling.
:Di mana kita?: tanya Voldemort.
Harry dan Voldemort duduk di serambi depan sebuah rumah kecil. Seperti Grimmauld Place, rumah itu bergaya gothic atau mungkin Victorian, yang bisa Harry bilang modern. Dengan lantai kayu gelap, perabotan dan hiasan. Dindingnya berwarna creme gelap, didukung dengan karpet tua dan lukisan pemandangan yang bergerak bersama angin yang tak terlihat. Di sebelah kiri ada ruang tamu, dan di ujung kanan Harry bisa melihat ruang makan berdinding merah. Tapi kondisinya tak seperi Grimmauld. Di sini tak ada sarang laba-laba atau debu setitik pun.
Harry duduk bersila dan mengambil Voldemort kemudian diletakkan di pundak sambil bersandar pada dinding.
:Kita di salah satu rumah keluarga Black di luar negeri. Sirius Black, ayah baptisku, menjadikanku ahli waris. Dumbledore tak tau tempat ini. Tak ada yang tau. Sirius ingin aku punya tempat yang aman kalau aku sedang membutuhkannya. Dia tak pernah benar-benar punya waktu untuk merawatku, jadi dia melakukan apa yang dia bisa:. Di sini Harry berhenti bicara sebelum lanjut dengan lebih pelan. :Dia menyelinapkanku ke sini liburan lalu:. Kurang lebih setahun lalu. Harry senang itu terjadi, jadi dia bisa berapparate ke sini sekarang.
:Dia terbunuh di departemen Misteri. Oleh Bellatrix:. Harry tak ingin menunggu jawaban dari Voldemort. Mereka berdua tau dia tak akan meminta maaf. Berterimakasih pada Harry sudah lebih dari apa yang remaja itu ekspektasikan.
Mungkin itu karena akalnya sedang mengembara, tapi Harry sedang dalam mood untuk bicara.
:Aku penasaran, berapa banyak kehidupan yang sudah kau lihat di kepalaku? contoh, apa kau tau aku tinggal di dalam lemari bawah tangga selama sepuluh tahun?:
Voldemort kelihatannya terkejut kalau desisannya bisa diartikan begitu. :Para muggle itu menempatkanmu di... bawah tangga...: ulang Voldemort tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Snake Named Voldemort
FanficA Tomarry story Setelah diubah menjadi seekor ular dan tak dapat berubah kembali, Lord Voldemort terpaksa untuk datang pada satu-satunya Parselmouth yang masih hidup, Harry Potter. Setelah membuat kesepakatan, Harry setuju untuk membantu Dark Lord...