Chapter 50

2.5K 276 58
                                    

ENAM RIBU!!
(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ
________________________________

"Ahh. . . . . akhirnya. . ." Boboiboy menutup matanya perlahan dengan senyuman yang lembut. Akhirnya waktu tidur. . .

Pat. . .

'Huh?'

Sebuah tangan diletakkan di bahunya. Sekali-kali tangan itu bergerak menepuknya pelan.

"Apa sih?" gumam Boy, menepis tangan Blaze.

". . . . Gak. . boleh?" gumam Blaze, tampak ingin dikasihani.

"Gak." Boy membalikan badannya ke arah yang berlawan dari hadapan Blaze.

Blaze mencibirkan mulutnya tak senang.

'Mesti kali gak hadap aku? Kalau gitu aku juga lah.' Blaze juga berbalik, memunggungi Boboiboy.

Aaa. . . malam yang indah, sunyi, dan senyap.

Ini benar-benar waktu yang pas untuk memasuki dunia mimpi.

"Zzz. . . . Zzz. . ."

Tuh lihat, Boboiboy saja sudah ngorok. Blaze juga sudah menutup matanya.

. . . . . . . . . . . . . .

Bzzz bzzz bzzz

Dering Hp Blaze bergetar di meja tidurnya, lantas Blaze mematikannya.

. . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . .

. . . . . .

cekrek krek klek

Nyit. . . .

Pintu kamar Blaze terbuka dari luar secara perlahan.

Sosok seorang lelaki berbaju hitam dengan masker hitam memasuki kamar Blaze.

Matanya tertuju pada Boboiboy.

Dengan langkah yang senyap, dia mendekati sang Beta yang tertidur pulas.

Dia berencana untuk membiusnya dengan kain yang dilumuri obat tidur sebelum mengangkatnya pergi.

GREB!

Thud!

"Mrmph–!!"

"Shhh. . . Jangan bersuara."

Kecepatan Blaze berhasil menangkap seorang penyusup. Suara Alpha yang diperintahkan juga mengintimidasi lawannya hingga tak berani macam-macam.

Blaze mengangkat penyusup itu untuk berdiri tegak lalu menyeretnya keluar dari kamar.

Di depan kamar Blaze, sudah ada Taufan yang menunggu.

"Nah." Blaze hendak memberi penyusup itu pada Taufan, namun Taufan malah tidak mengambilnya.

"Gak, kau aja." kata Taufan mengangkat tangannya ke depan dada.

"Maksud?"

Taufan mendekati pintu kamar Blaze lalu menoleh sembari tersenyum.

"Aku mau bobok dengan adik, byee~"

"Eh heh heh heh!" Blaze segera menahan Taufan daripada memasuki kamarnya.

"Gak adil, kau harus membantuku."

"Kan kau sendiri bisa, kasih lah aku kesempatan untuk tidur bersamanya."

"Aku tidak pandai menginterogasi Fan."

"Heeeleh, alasan. Awas!" sontak, Taufan menggeser Blaze

"Whop– tak boleh!"

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang