Malamnya Hema sedang duduk di depan balkon kamarnya di lantai 2, melihat langit malam tanpa adanya sang bulan. Tentu bulan bersembunyi karena langit ingin menumpahkan tangisnya yang siap mengguyur bumi. Dingin menyelimuti, menembus permukaan kulitnya.
Cuaca yang sangat mendukung untuk mengingatkan sekumpulan manusia tentang kenangan-kenangannya.
"Rasanya langit pun ikut meratapi nasibku, klee." Ucap Hema yang kemudian berbalik kembali ke dekapan kasur kesayangan untuk menghangatkan diri dengan selimutnya.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering.
"Halo, kenapa, Bi? Gak biasa qe telpon." Belum sempat sang penelpon bicara, ia sudah disergap cerocos Hema."Kalem, nok. Ini loh, qe mau ga aku kenalin sama temenku? Dia minta dikenalin orang, aku kepikiran qe aja." Jawab Abi. Kakak kelasnya beda 2 tahun, kenal sejak SD sampai sekarang menjadi teman dekatnya dengan Ipal juga. Ia pun memanggil Abi tanpa embel-embel kakak atau abang.
"Apaan sih, Bi! qe kira aku cowok kesepian?" Jawab Hema dengan nada kesal.
Abi memang tahu cerita Hema dari Ipal, yang mana 3 bulan lalu ia di-'ghosting' teman sekolahnya yaitu Rava.
"Hahaha jujur aja, klee. Itung-itung buat tambah temen, cakep nok dia. Percaya deh." Jelas Abi. Tidak ada tanggapan dari seberang. "Kalo qe mau, abis ini aku kasih nomor qe ke dia. Biar dia yang chat dulu." Imbuhnya.
Setelah diam beberapa saat akhirnya Hema meng-iyakan tawaran Abi. Ya siapa tahu mengobrol dengan orang baru dapat melupakan kerisauan hati yang 3 bulan lalu di-'ghosting' membuatnya galau sampai sekarang. Padahal kalo dipikir-pikir ia belum jadian.
"Nah-nah. Awas aja kalo dia ternyata orang aneh, ku patahin papan selancar qe."
Abi hanya tertawa saja menanggapi ancaman Hema, bukannya membuat merinding malah itu terdengar lucu.
.
.
.
Setelah berakhirnya telpon dari Abi, Hema memilih untuk memberi tahu Ipal dengan tawaran dari Abi.
Setelah tersenyum dengan tanggapan chat terakhir dari Ipal yang dikirimkan, ternyata mata Hema sudah tidak lagi bersemangat membuka, memintanya untuk segera tidur. Ponselnya ditaruh sebelah bagian kasur yang kosong. Ia merasa lelah setelah bermain seharian tadi.
5 menit kemudian, "Tingg..Tingg" ponselnya berbunyi tanda ada chat masuk. Tapi tidak ada niat membacanya, terlalu lelah untuk membuka mata dan memilih melanjutkan menjemput mimpi-mimpinya.
==================================
Untuk obrolan melalui chat, mohon abaikan waktunya. Fokus pada isi percakapan saja.
*Klee: kata ini sebenarnya diambil dari kata "Naskleng"; Nas (Tendas/Ndas) yang berarti kepala dan Kleng yang berarti k€lamin kuda jantan, tapi bisa juga diartikan menjadi br€ngsek atau b€go. Sedangkan "Klee" memiliki 2 arti sesuai konotasi, bisa takjub atau sedang emosi.
*Nah: kata ini memiliki arti iya dalam bahasa Bali.
*Sing: kata ini memiliki arti tidak dalam bahasa Bali.
*Ci: kata Chi, ci, atau, cai berarti kamu dalam bahasa Bali. Namun, ada kalanya kata tersebut digunakan di akhir kalimat ketika hendak menekankan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWATAMITA [OFFGUN]
Fiksi Penggemar(Off-Gun) // BxB // Tamat Dipertemukan dalam sebuah kejadian yang menyakitkan, hati yang dipaksa utuh, Hema dan Wira mencoba membuka lembaran kisah baru. //Saat kita sedang berdua menunggu Swatamita. Aku menatapmu memuja, indah, kamu selalu indah, b...