Dari perawakan sosok berkerudung hitam itu cukup membuatnya sedikit takut, karena dia membawa katana di tangannya yang dimana ujung katana tersebut terdapat noda darah yang sudah mengering.
"Hei, apa kau tidak mendengarkan pria berkerudung aneh, cepat turunkan kami!" Teriak penumpang pria tersebut mencengkram jubah milik sosok itu.
"Itu, benar! Cepat turunkan kami dari sini! Aku bisa membawamu ke jalur hukum loh, orang tuaku bisa menjebloskan mu ke penjara" seringaian kecil terpartri di bibir milik seorang gadis berambut pendek
Sosok berkerudung tersebut tidak menggubris protesan kedua anak remaja itu dan mengatakan hal yang membuat seisi orang yang ada di bus pun terdiam kaku.
"Hah... manusia, manusia... tidak bisakah kalian berdua diam? Kalian berdua bisa memilih ketiga opsi ku untuk hal ini termasuk seluruh orang yang ada di bis. Tanpa terkecuali." Sosok tersebut menyeringai kecil dari balik kerudung jubahnya yang berwarna hitam
Kemudian tangan si sosok tersebut memperagakan jari telunjuknya dan berkata dengan lantang
"Pertama! Jika kalian ingin turun dari bus ini silakan, tapi jika kalian sanggup melewati panasnya bara api di aspal ini. Lihat disebelah kiri kalian. "
Sontak saja seisi orang yang di dalam bis termasuk Taufan melihat ke luar dari jendela, dan benar apa yang dikatakan oleh sosok berkerudung hitam itu. Jalan aspal tersebut terbuat dari bara api, mereka heran bagaimana bus tersebut bisa berjalan diatas aspal yang terbuat dari bara api ini?.
Pasalnya, jika mereka turun disini kemungkinan besar mereka akan mati meleleh oleh aspal itu
"Ini... gila..." gumam semua orang ada di dalam bis itu
"Kedua! Jika kalian nekat turun dari bis ini, sama saja kalian mengundang bahaya para iblis yang tinggal disini, dan memakan kalian hidup-hidup. Lihat disebelah kanan kalian."
Mereka semua kembali lagi melihat makhluk berukuran besar mungkin setinggi 3-4 kaki? Di kepalanya bertanduk seperti hewan, lalu wajahnya yang buruk rupa sehingga membuat seisi bis takut pada sosok iblis-iblis itu.
Taufan yang melihatnya pun merinding, bulu kuduknya berdiri karena sosok menyeramkan iblis itu
"Sebenarnya ini dunia apa?!!" Batin Taufan yang berteriak karena takut pada sosok itu
Lalu si iblis itupun melihat kearah Taufan memberikan seringaian lebar padanya, dan menjilat bibirnya seolah dia tak sabar untuk memakan jiwa dari Taufan dengan memberikan gumaman kecil yang hanya bisa di dengar oleh Taufan sendiri.
"Bersiaplah untuk menjadi makananku Survivor"
Wajah Taufan memucat mendengar satu kata itu dari iblis yang membuat dirinya takut, apakah dia akan dimakan hidup-hidup oleh iblis itu?!.
"Dan yang terakhir! Tetaplah diam. Kalian diperbolehkan berbicara satu sama lain sebelum permainan dimulai. Mengerti?" Sosok tersebut melihat para peserta yang tentunya terdiam kaku atas perkataannya yang menurut mereka sadis
"Bagus. Sekarang kalian berdua pergi ke kursi kalian masing-masing, dan untuk para peserta cepat duduk di kursi masing-masing." ujar sosok itu melihat kearah dua orang yang berbeda gender itu.
Sontak saja, kedua orang yang berbeda gender tersebut pergi kembali ke kursinya masing-masing, mereka tidak ingin berurusan dengan sosok itu.
Taufan yang melihat itu hanya bisa diam memproses apa yang baru saja terjadi, sekarang dia tidak tau harus apa yang dia lakukan.
Dirinya sudah masuk ke game ini, dan pastinya dia tidak mau tinggal disini untuk selamanya, dia harus mencari cara untuk bisa keluar dari game ini.
Lama dia melamun, dia tidak menyadari bahwa dirinya duduk bersama seorang pemuda bernetra zambrud, sedangkan si pemilik netra zambrud sendiri melihat Taufan yang sedang melamun, dengan tampang polosnya.